Dua Dari Tiga Menteri Perwakilan Nasdem Yang Tak Tau Diri

Oleh: Saiful Huda Ems (SHE)

- Lawyer, Konsultan Hukum dan Pengamat Politik

Satu Januari 2023 yang menandai awal Tahun Baru telah berlalu, hiruk pikuk tuntutan Reshuffle Kabinet yang semula terdengar keras mulai sayup-sayup meredah. Apakah ini pertanda orang-orang terdekat Presiden Jokowi sudah mengetahui, bahwa sebenarnya Pak Jokowi sudah tak berhasrat lagi untuk mereshuffle kabinetnya? Saya pikir tidak. Presiden Jokowi bukanlah presiden yang kalau mau bersikap hanya berdasarkan suasana batinnya sendiri, melainkan semata karena kebutuhan yang mendesak dan yang diketahuinya dari kehendak mayoritas rakyat.

Masalah pertanian misalnya, beberapa hari sebelumnya saya mencoba menghubungi beberapa menteri terdekat Presiden Jokowi, dan mengemukakan tentang problem para petani di daerah yang selalu tidak beruntung dan menjadi korban kebijakan pemerintah, dalam hal ini Menteri Pertanian. Bagaimana bisa tiap musim panen para petani padi panennya berlimpah, namun harganya bisa murah karena permainan tengkulak. 

Namun anehnya  beras di pasaran justru harganya tinggi. Bulog tidak mau menerima hasil panen padi dari petani jika stoknya terbatas, padahal tidak semua petani sawahnya berhektar-hektar, hingga padinya bisa beratus-ratus atau beribu-ribu ton.

Harga pupuk dan obat hama padi selain mahal juga sering langka, sulit didapat petani. Ada Kartu Tani untuk beli pupuk subsidi, pengaturannya juga sering kacau. Orang yang sudah mati kartunya masih bisa digunakan tuan tanah yang sawahnya berhektar-hektar, sedangkan petani yang sawahnya sedikit malah tidak mendapatkannya. 

Akibatnya petani kecil tidak mendapatkan keadilan, ongkos produksi sawah membengkak, sedangkan harga jual padi ketika panen tiba harganya anjlok. Ini fakta, riil yang terjadi di lapangan. Karena istri saya sendiri mulai dua tahun ini juga bertani di Subang, dan saya meski tidak mencangkul, tidak menanam tapi selalu mengikuti perkembangan kehidupan para petani, jika saya ada waktu senggang diluar aktivitas profesi advokat dan kegiatan politik saya di Bandung dan Jakarta.

Presiden Jokowi tak seberapa lama pun tiba di Subang, dan banyak bertanya pada warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan pedagang. Di Kabupaten Subang ini, sangatlah pasti Presiden Jokowi mendengar langsung suara para petani dan pedagang. Dan apa yang saya sampaikan pada beliau melalui beberapa menterinya pastilah sesuai kenyataan di lapangan. 

Namun bukannya Menteri Pertanian --yang selama ini tentunya sangat tau kondisi riil petani di lapangan--membantu para petani untuk terhindar dari kerugian di masa-masa panen padi ke depan, tetapi malah gila-gilaan mau membantai petani melalui impor beras !.

Menurut data yang saya baca dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras sebanyak 301, 7 ribu ton pada periode Januari hingga Oktober 2022, yang nilainya mencapai US $ 137,42 juta. 

Dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), mengatakan sebanyak 300 ribu ton beras impor bakal masuk ke Indonesia pada Februari 2023 yang didatangkan dari Thailand, Vietnam, Myanmar dan Pakistan. 

Selain itu Bulog juga sudah meneken kontrak impor. Gila ! Saya berpikir, ini menteri dari perwakilan NasDem ini mengikuti bisikan siapa: Presiden Jokowi ataukah Surya Paloh? Kalau mengikuti instruksi Presiden Jokowi rasanya sangat mustahil !.

Pun demikian dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), bagaimana bisa menteri dari perwakilan NasDem ini masih bisa bertengger di jajaran Kabinet? 

Masih kurang apalagi rakyat memblejeti tumpukan dosa-dosa besar politiknya? Data identitas pribadi jutaan rakyat yang sangat rahasia, bocor dan diperjual belikan secara bebas oleh para hacker luar negeri. Penipuan dan perjudian online marak dimana-mana hingga banyak rakyat stres, putus asa dan gantung diri, seperti banyaknya korban pinjaman online yang terus diintimidasi. Semua modus kejahatan itu berawal dari komunikasi celuler, namun apakah Menkominfo mau bertanggung jawab secara moril terhadap itu semua? Tidak !.

Mereka berdua ini layak untuk direshuffle, bahkan sangat layak dan sangat mendesak. 

Selain itu tentunya beberapa menteri dan wakil menteri yang tidak layak lagi mengemban tugas juga seharusnya sesegera mungkin untuk direshuffle, sebab jika tidak maka Indonesia akan segera digulung oleh badai resesi ekonomi dunia 2023 ! 

Kasihan sekali menteri-menteri lainnya yang sudah banting tulang, peras otak, peras keringat hingga di larut malampun masih melayani diskusi dengan saya, meskipun hanya melalui WA. 

Presiden Jokowi yang visioner dan pekerja keras itu semestinya dibantu dengan kerja-kerja keras dan cerdas oleh para pembantunya (para menteri), jangan malah dibiarkan dibantai nama baiknya hanya karena kebijakan oknum menteri yang salah kaprah.

Saya sebagai bagian dari rakyat kecil yang non stop mengikuti perkembangan keadaan negeri dari periode ke periode, dari presiden ke presiden semenjak tahun 1986 sampai 2023 ini, sudah berulang-ulang kali mengingatkan Presiden untuk sesegera mungkin mereshuffle kabinetnya yang tidak cakap bekerja. 

Didengar dan dilaksanakan syukur, tidak didengar dan tidak dilaksanakan juga tidak jadi masalah. Toh rakyat kecil seperti saya sudah terbiasa dibontang banting oleh sebuah kebijakan yang kasar dan tak berkeadilan. 

Pak Presiden Jokowi, sekali lagi saya sampaikan, bahwa masih banyak stok calon menteri dan wakil menteri yang bisa bapak andalkan, mohon pertimbangkan mereka untuk diakomodir dalam kabinet.

Ada Budiman Sudjatmiko Aktivis '98 yang menjadi bintang perlawanan di peristiwa kerusuhan Kudeta 27 Juli (Kudatuli) 1996, ada Adian Napitupulu Aktivis '98 yang banyak memakan asam garam perjuangan mengadvokasi rakyat. Saya dengar kawan Aktivis '98 satu ini paling malas untuk masuk kabinet, bapak harus mulai memaksanya untuk masuk kabinet demi kepentingan negara. 

Ada Ray Rangkuti Aktivis '98 yang selalu tampil sederhana namun memiliki pemikiran-pemikiran luar biasa, ada Haidar Alwi tokoh relawan pendukung Pak Jokowi yang menurut Observation Emails Hashtags Platform Google dengan sempel 100 figure , mendapatkan tagar 75, 18 % menginginkannya masuk kabinet. 

Kenapa tidak Pak Presiden pertimbangkan semua ini, agar bapak semakin kuat memimpin Indonesia karena ditopang orang-orang yang benar-benar siap bekerja?...(SHE).

13 Januari 2023

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama