Oleh: Saiful Huda Ems (SHE)
- Lawyer dan Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat Pimpinan Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko dan Jhonny Allen Marbun
Sangat tidak mungkin sekali Partai Demokrat KLB Pimpinan Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko mau mengadu domba antara Anas Urbaningrum (AU) dengan Partai Demokrat, tidak masuk akal itu. Partai Demokrat baik itu yang dipimpin oleh Pak Moeldoko maupun yang dipimpin oleh AHY tidak pernah melakukan kejahatan apapun, termasuk kejahatan politik terhadap AU. Yang ada dan sangat jelas pernah terjadi itu SBY yang dahulu pernah menjegal AU dari Ketum Partai Demokrat, dan menghilangkan seluruh pendiri Partai Demokrat yang berjumlah 99 orang, kecuali almarhum Ventje Rumangkang.
SBY tidak malu-malu mengangkat dirinya sendiri sebagai Ketum Partai Demokrat --setelah AU dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK akibat pemaksaan SBY melalui operator politiknya di KPK untuk segera mentersangkakan AU--, dengan alasan atas perintah Dewan Kehormatan Partai Demokrat yang tiada lain adalah SBY sendiri. Jadi itu artinya sama dengan SBY memerintahkan pada dirinya sendiri untuk menjadi Ketum Partai Demokrat, konyol tidak itu? Sangat memalukan tidak itu?. Setelah itu, baru kemudian SBY "menghabisi" seluruh loyalis setia AU yang menjadi Pengurus Partai Demokrat di berbagai tingkatan, baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kota dan Kabupaten. Inilah begal partai yang sesungguhnya !.
Partai Demokrat KLB pimpinan Pak Moeldoko juga sangat tidak mungkin mau menjegal Anies Baswedan sebagai Bacapres, mengingat fokus utama Partai Demokrat KLB saat ini adalah menangnya upaya hukum terakhir (PK), yang sudah diajukan oleh DPP Partai Demokrat KLB 3 Maret 2023 yang lalu. Partai Demokrat KLB belum berpikir jauh soal capres-capresan. Selain itu, Partai Demokrat KLB tentu sangat perlu untuk menjalin komunikasi yang baik dengan pimpinan partai-partai lainnya, agar kehadiran kepengurusan baru Partai Demokrat KLB nantinya dapat menjadi penyejuk dan juru damai bagi pertikaian masyarakat hingga elit partai politik yang tiada habis-habisnya, sebagai imbas dari pertarungan besar politik nasional 2014 dan 2019.
Kubu AHY memang sedang super galau tingkat tinggi, struktur kepengurusan DPP Partai Demokrat Pimpinan AHY yang lebih menyerupai Kartu Anggota Keluarga karena pucuk-pucuk pimpinan strategis partainya yang dikuasai Keluarga Cikeas, sudah bertahun-tahun ini ditertawakan oleh masyarakat luas hingga musnah wibawanya. Apalagi ditambah dengan keluarnya berbondong-bondong para pengurus dan pendiri partai yang merasa dikhianati oleh SBY, serta dengan keluarnya AU dari Lapas Sukamiskin, telah membuat ledakan dahsyat politik yang menghancur luluhkan Benteng Pembegalan Partai Cikeas.
Lalu bagaimana mungkin AHY dan loyalis-loyalisnya tidak super galau menghadapi ini semua? Itu baru bicara soal ancaman manuver politik dari kubu Pak Moeldoko dan Anas, bagaimana dengan menghadapi amukan kader-kader Partai Demokrat di daerah-daerah nantinya yang sudah mulai diperas oleh DPP Partai Demokrat pimpinan AHY? Sudah dengar sendiri kan, bagaimana para Caleg dimintain setor ke DPP Partai Demokrat pimpinan AHY sampai ratusan juta perorang?.
Padahal Partai Politik itu sendiri sudah didanai miliaran rupiah oleh Pemerintah, harusnya SBY dan AHY serta Ibas lebih fokus mencari kader-kader terbaiknya untuk diorbitkan dengan menjadikannya Caleg, dan bukanya malah kader-kadernya diperas untuk setor ratusan juta ke DPP Partai Demokrat Pimpinan AHY, yang malah akan menjadikan kemarahan mereka meletus dimana-mana. Jadi mana mungkin AHY dan para penyembah bapaknya tidak super galau dan menjadi semakin irasional?...(SHE).
14 April 2023.