LAMONGAN (wartamerdeka.info) - Terkait pengadaan seragam sekolah, tarikan dana investasi atau uang pembangunan sampai pada SPP di SMA/SMK Negeri yang terus ramai diperbincangkan di berbagai kalangan membuat banyak lembaga sekolahan harus cari cara lain. Bahkan ada yang membebaskan dana investasi, seperti di SMP Negeri 1 Paciran dan SMP Negeri 1 Babat. Namun, bagi sekolahan lain tampaknya pelan pelan tetap menjalankan program tersebut.
Apalagi adanya surat edaran dari Kadindik Provinsi Jawa timur yang melarang sekolah menjual seragam, nyaris semua sekolahan tiarap bahkan ada yang melakukan pengereman mendadak, seragam yang sudah terlanjur dibagikan ke siswa, tiba tiba dimoratorium. Hanya saja, pemberhentian tersebut untuk sementara atau berlaku seterusnya.
Karena ketiga model pembayaran/tarikan yang dilakukan oleh sekolah bertentangan dengan aturan yang ada. Sekolah dengan alasan apapun tidak dibenarkan menjual seragam ke siswa. Demikian juga SPP bulanan, sudah ada BOS dan dana lainnya, apalagi yang menyangkut dana komite atau tarikan pembangunan, yang tiap sekolah mematok nominal berbeda beda sehingga sulit untuk menyebut dana pembangunan atau tarikan tersebut termasuk sumbangan, bantuan atau pungutan.
Menariknya, modus yang lagi ngetren belakangan ini, saat sejumlah siswa menyampaikan informasi pada media ini, mengungkapkan jika di sekolahannya tidak membayar SPP secara langsung namun siswa di wajibkan menabung dan dari tabungan tersebut akan langsung di potong tiap bulan untuk SPP.
"Iya Pak, sekarang kami diwajibkan menabung dan dari tabungan itu, langsung dipotong untuk membayar SPP," ujar Ayu salah seorang siswa di salah satu SMA Negeri di Lamongan.
Hal senada juga disampaikan oleh Firman, anak kelas sebelas ini, menambahkan jika di sekolahnya tidak ada pembayaran SPP, yang ada menabung.
"Nah, dari tabungan itu akan dipotong untuk SPP dan keperluan lainnya," kata dia.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi untuk wilayah Lamongan, Hidayat Rahman di konfirmasi terkait adanya modus kewajiban menabung bagi siswa ini, hingga berita tayang belum memberi jawaban. (Tim)