Pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat itu, berlangsung selama lebih kurang tiga minggu, mulai tanggal 10 November 1945. Banyak pejuang gugur dan warga sipil menjadi korban.
Semangat juang rakyat Surabaya yang membara tanpa kenal menyerah membuat Inggris terjepit di tengah konflik sengit.
Momentum bersejarah Hari Pahlawan itu diperingati Hari ini Jumat, 10 November 2023 secara Nasional.
Berdasarkan Pedoman Hari Pahlawan Tahun 2022 yang diterbitkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI), bahwa Hari Pahlawan bermula dari pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945.
Pertempuran di Surabaya tersebut pun ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, melalui Keppres Nomor 316/1959 pada 16 Desember 1959 oleh Presiden Soekarno.
Penetapan itu untuk mengingat pertempuran besar yang telah terjadi pada 1945, serta sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanan para pahlawan dan pejuang.
Pertempuran tersebut terjadi antara pasukan Indonesia melawan pasukan kolonial Belanda, Inggris usai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Momentum 10 November itu adalah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Pertempuran Surabaya akhirnya menjadi suatu peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Momentum bersejarah itulah yang akhirnya menjadi latar belakang peringatan Hari Pahlawan, setiap 10 November yang diperingati setiap tahun bangsa Indonesia.
Peristiwa bermula saat orang-orang Belanda bekas tawanan Jepang memasuki Hotel Yamato, dibantu segerombolan pasukan Sekutu.
Pasukan Belanda di bawah pimpinan Victor W Charles Ploegman, mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak Hotel Yamato, Jalan Tunjungan Nomor 65, Surabaya, tanpa persetujuan siapa pun. Aksi itu memicu kemarahan warga Surabaya. Mereka menganggap Belanda menghina kemerdekaan Indonesia dan melecehkan bendera Merah Putih.
Dalam pandangan para pemuda, tindakan itu dianggap sebagai simbol keinginan Belanda mengembalikan kekuasaanya. Tindakan Belanda juga dianggap tidak menghargai usaha rakyat Indonesia yang baru saja memproklamasikan kemerdekaan.
Akhirnya, Residen Sudirman didampingi Sidik dan Hariyono menemui Ploegman, perwakilan Inggris dan orang-orang Belanda yang ada di sana. Kedatangannya untuk berunding, agar bendera Belanda diturunkan.
Namun permintaan itu tidak diindahkan. Mereka menolak menurunkan bendera Merah Putih Biru, bahkan menodong Residen Sudirman dengan pistol, hingga memicu bentrok di lobby Hotel Yamato.
Ploegman akhirnya tewas dicekik Sidik, namun Sidik tewas ditembak tentara Belanda.
Akibat ricuh itu, massa pun ramai berdatangan. Mereka mendukung Residen Soedirman untuk segera bergerak, berinisiatif agar bendera diturunkan.
Sejumlah pemuda yang ada disana segera naik ke atas hotel. Mereka berhasil memanjat puncak Hotel Yamato dan menurunkan bendera Belanda, kemudian merobek bagian warna biru.
Setelah itu, Merah Putih segera dikibarkan, dan disambut riuh rendah warga Surabaya. Peristiwa itulah yang memicu Pertempuran "Neraka" November 1945. Medan perang Surabaya itu mendapat julukan “neraka”, karena menyebabkan kerugian tidak sedikit. Pertempuran itu menewaskan ribuan korban.
Setidaknya 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar warga sipil. Selain itu, sekitar 150.000 orang terpaksa meninggalkan Kota Surabaya.
Sementara itu, tercatat 1.600 prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat Indonesia yang menjadi korban saat itu, serta semangat membara bagaikan kobaran api yang ditunjukkan rakyat Surabaya, membuat Inggris merasa terpanggang.(**).
Referensi :
1. Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) : Pedoman Hari Pahlawan. Jakarta, 2022;
2. Switzy Sabandar : 10 November, Mengenang "Neraka" Pertempuran di Surabaya, rmol.id. 2023
3. Edy Wahyono : Sejarah Peristiwa 10 November Secara Singkat, news.detik.com. Jakarta, 2023.