Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) setempat dengan cara mengubahnya menjadi furniture yang bermanfaat.
Ecobrick merupakan metode yang memanfaatkan sampah plastik untuk dijadikan bahan baku pembuatan meja dan kursi. Sampah plastik dipadatkan ke dalam botol-botol bekas hingga menjadi material yang cukup kuat untuk dijadikan bahan bangunan alternatif.
Ketua Kelompok 21, Nur Hidayat, menjelaskan untuk mengurangi sampah di TPA kami menawarkan solusi sehingga memiliki nilai tambah.
"Kami melihat potensi untuk mengurangi sampah di TPA sekaligus menciptakan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Ecobrick adalah solusi yang kami tawarkan", ungkap Nur Hidayat.
Program ini dimulai pada tanggal 31 Juli, ketika tim KKN yang beranggotakan 21 orang mulai mengumpulkan dan memilah sampah di TPA setempat. Kegiatan pengumpulan dan pemilahan sampah ini merupakan langkah awal yang krusial dalam proses pembuatan Ecobrick, sekaligus memastikan bahwa hanya sampah plastik yang sesuai yang digunakan dalam proyek ini. Setelah itu, tim melanjutkan dengan pembuatan ecobrick dan merangkai ecobrick menjadi furnitur.
Kepala Desa Purwodadi, Kastar, menyatakan dukungannya untuk membantu mengatasi masalah sampah.
"Ini adalah inisiatif dan inovasi yang sangat baik. Selain membantu mengatasi masalah sampah, program ini juga bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga jika dikembangkan lebih lanjut", kata Kades Kastar.
Kelompok KKN ini berharap program Ecobrick dapat terus berlanjut bahkan setelah masa KKN mereka berakhir, sehingga dapat memberikan dampak jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat Purwodadi. (Nob)