Tahun 1997 - 1998, puncak krisis ekonomi dunia, termasuk di Indonesia. Orang menyebut krisis moneter (krismon). Para mahasiswa bentrok dengan aparat Kepolisian dan Militer Indonesia. Keadaan Indonesia sangat kacau, banyak orang tidak bersalah menjadi korban, setidaknya luka-luka. Menipisnya bahan pokok dan tingginya biaya hidup terus menghantui, belum lagi angka pemutusan hubungan kerja makin meningkat.
Krismon melanda, ditandai melemahnya nilai tukar rupiah yang sangat drastis, faktor internal dan eksternal menjadi penyebab.
Kondisi sosial ekonomi terjadi defisit transaksi berjalan dan terus membumbung dari tahun ke tahun. Terjadinya krisis moneter adalah finansial di tiga kutub dunia yaitu AS, Eropa dan Jepang, pada paruh kedua dekade 1990-an, karena perekonomian yang dialami Jepang dan proses ekonomi-politik penyatuan mata uang Eropa.
Krismon berlanjut dengan berbagai kerusuhan di tanah air, juga tingginya angka pengangguran. Keadaan tanah air memburuk. Itulah yang menjadi salah satu latar belakang para mahasiswa muslim Indonesia di luar negeri melakukan aktivitas sosial kemanusiaan ke tanah air.Kegiatan diskusi melalui email menjadi langkah penting, demikian juga Sabiq dan teman-temannya yang pada periode itu sedang studi di luar negeri.
Sabiq rutin menerjemahkan isi khutbah jum’at dari masjid An Nour ke dalam Bahasa Indonesia, kemudian mengirimkannya ke banyak mailist.
Itu rutin dilakukan setiap Sabtu pagi, pasti isi khutbah sudah menyebar ke teman-teman mahasiswa Indonesia yang sedang studi di luar negeri melalui mailist termasuk Sabiq di dalamnya.
Pada periode itu permasalahan umat, khususnya terorisme menjadi topik penting. Khutbah jum’at di masjid An Nour siang itu, imam membahas bahwa kita semua umat islam juga semua umat manusia mengutuk tindakan terorisme sampai menghilangkan nyawa manusia.
Bahkan islam menjadikan dalam kategori hukuman dosa besar bagi seseorang yang menghilangkan nyawa manusia tidak bersalah.
Sang imam mengulang-ngulang kalimat untuk meyakinkan bahwa islam tidak mengajarkan anarkis, tindakan terorisme. Kalau itu terjadi pada seseorang yang beragama islam, tentu bukan karena islamnya tetapi karena perilaku orangnya.Sabiq menerjemahkan isi khutbah itu dan menyebarkannya ke mailist. Kemudian banyak komentar yang masuk dalam mailist, mulai dari ucapan terima kasih kepada Sabiq sampai juga ada yang membahas lebih dalam tentang isi khutbah tersebut.
Maka banyak teman di mailist itu yang sangat familiar dengan Sabiq. Suatu ketika Sabiq tidak sempat menerjemahkan isi khutbah, maka ada beberapa teman yang berkirim mail secara khusus ke Sabiq.
"Sabiq, kenapa koq tidak ada kiriman email tentang isi khutbah ?", tanya kawan Sabiq dari USA.
"Kita sangat perlu isi-isi khutbah atau kajian-kajian tentang islam, tolong ya Sabiq", tambahnya.
"Mohon maaf, saya belum sempat menerjemahkan isi khutbah karena Jum’at dan Sabtu ini saya full di Labo, nanti kalau sudah longgar saya terjemahkan ya", jelas Sabiq.
"Okay, ditunggu ya Sabiq".
"Iya, insyaaAlloh", jawab Sabiq.
Sebenarnya bukan karena kesibukan di Labo, tetapi karena masih gelisah tentang surat panggilan dari kantor polisi yang diterimanya, sehingga Sabiq belum menerjemahkan isi khutbah. Berkat keaktifannya itu, Sabiq kemudian diminta teman-teman di mailist Komite Zakat untuk menjadi bendahara pusat.
Saat itu, dana beasiswa Sabiq sekitar 7,5 juta rupiah per bulan. Dari dana beasiswa itu Sabiq bisa menabung sekitar 3,5 juta rupiah per bulan.
Saldo di rekening Sabiq ada sekitar 125 an juta rupiah jika dinilai dengan rupiah, itu setelah sekitar 3 tahun Sabiq studi di Prancis. Meski sekali waktu, rekening Sabiq pernah mencapai hampir 1,5 milyar rupiah. Ketika semua bendahara wilayah telah menyetorkan ke Sabiq selaku bendahara pusat. Uang saldo sebesar itu hanya bertahan paling lama sekitar 2 bulan di rekening Sabiq, kemudian habis atau berkurang dan kembali hanya saldo uang Sabiq asli. Rekening Sabiq hanya satu, jadi dana beasiswa dan pengiriman dana sumbangan, infaq jadi satu.
Aktivitas infaq terjadi bulan Romadhon, dan puncaknya akhir bulan Romadhon menjelang idhul fitri, karena banyak masyarakat muslim Indonesia di luar negeri menyerahkan zakat Mal nya di bulan Romadhon.
Periode lain adalah saat menjelang hari Raya Kurban. Selain pada masa-masa itu saldo di rekening Sabiq sekitar 500 juta an rupiah dengan uang Sabiq sekitar 125 an juta rupiah. Data keuangan tercatat di semua bendahara wilayah, dan semua tahu nilai saldo Komite Zakat . Karena menggunakan manejemen terbuka, semua dilaporkan rutin ke mailist.
Pernah suatu sore di hari terakhir Romadhon, Sabiq lari-lari mengejar bis karena ada titipan mendadak pembayaran zakat fitrah yang harus ditrannsfer ke Indonesia. Takut terlewat khotib hari raya sudah naik mimbar. Sabiq terengah-engah tiba di ATM untuk transfer ke tanah air, titipan zakat fitrah itu, Indonesia lebih cepat sekitar 6 jam waktu Prancis, jadi kalau sore dari Prancis tentu sudah tengah malam takbiran di indonesia. Sementara bendahara Indonesia sedang tidak memiliki cukup kas sehingga tidak bisa memberikan talangan dana."Sabiq, maaf barusan saya kirim tambahan dana zakat fitrah tadi untuk 15 orang, maaf mendadak karena tadi baru ketemu yang titip amanah" isi email bendahara wilayah Canada ke email Sabiq.
"Wah … koq mendadak-mendadak gini ya, khan sudah dibilang kita tutup h-3… bagaimana ini ? ya sudah saya coba kontak Indonesia, bisa nalangin dulu apa tidak ?", jawab email Sabiq.
Bendahara di Indonesia atau Koordinator penyaluran dana Komite Zakat di Indonesia ada di Yogyakarta, yaitu Rohman.
“Mas Rohman, bisa menyalurkan zakat 15 lagi tidak? dan minta tolong ditalangi dulu.” Kata Sabiq via email ke Mas Rohman.
“Bisa Mas Sabiq, tapi saya hanya bisa sampai dengan dua hari lebaran, karena lebaran kedua saya ada perlu dana itu. Jadi kalau bisa dana itu, juga dikirimkan secepatnya.” Jawab Mas Rohman.
Maka karena percakapan itulah, Sabiq lari-lari ke ATM untuk transfer uang ke rekening Mas Rohman.
Setiap kali Sabiq mengirimkan email terjemahan khutbah, maka di akhir email itu pula dilengkapi dengan edaran penerimaan zakat infaq shodaqoh melalui Komite Zakat dengan mencantumkan nomor rekening Sabiq. Maka banyak masyarakat Indonesia di Prancis, termasuk beberapa diplomat KBRI juga menitipkan infaq atau pembayaran zakat ke Sabiq.
Hampir semua masyarakat islam Indonesia di Prancis kenal Sabiq, apalagi para mahasiswa. Bagi teman-teman Sabiq juga faham betul, infaq di masjid Prancis 2 francs atau 5 francs tentu kecil sekali tetapi jika disatukan dengan infaq mahasiswa lain dan dikirim ke Indonesia tentu sangat bermanfaat.Aktivitas penyaluran dana Komite Zakat meliputi dana bantuan modal usaha bergulir, pembelian obat-obatan korban bencana maupun perselisihan di tanah air, bantuan pembelian bahan makanan pokok, pembangunan masjid, bantuan pondok pesantren, pembayaran da’i di daerah terpencil, pembangunan balai pengobatan gratis. Banyak sekali aktivitas penyalurannya.
Salah satu penyaluran dana Komite Zakat adalah ke Ambon, korban kerusuhan. Banyak dana penyaluran ke sana secara langsung ke relawan di Ambon yaitu Mas Sahid, maupun melalui Forum Dana Sosial (FDS), atau organisasi masyarakat lainnya. Tetapi khusus ke Ambon yang paling sering adalah melalui relawan, mas Sahid.
Dana bantuan dalam periode 1998 – 2002 dikirimkan ke Ambon, dan juga ke Sampit. Komite Zakat sama sekali tidak punya hubungan terkait dengan permasalahan aktual di lapangan, tidak ada afiliasi juga dengan organisasi masyarakat manapun, apalagi afiliasi ke partai, tidak ada sama sekali. Bagi Komite Zakat adalah kegiatan murni sosial kemanusiaan, bahkan ketika memutuskan sasaran bantuan, bentuk bantuan, dan jumlah bantuan, semua diputuskan melalui rapat online di mailist. Jika sudah diputuskan, kemudian Sabiq yang bertugas mentransfer dananya.
“Mas Sahid, hasil rapat memutuskan ditransfer ke Ambon sebanyak 500 juta rupiah dalam bentuk obat-obatan dan makanan pokok, tolong Mas Sahid atur ya, sesuai proposal kemarin” email Sabiq ke Sahid, relawan yang menyalurkan dana ke Ambon.
“Baik Pak Sabiq, segera kami koordinasikan dengan teman-teman di lokasi”, jawab Sahid.
Sahid ini adalah mahasiswa salah satu PTN di Surabaya yang asli dari Ambon dan juga dipindah kuliah ke Surabaya karena ada kerusuhan di Ambon. Maka karena masih mahasiswa semester awal, Sahid memanggil Sabiq dengan sebutan pak.
Seminggu kemudian, Sahid mengirimkan laporan penyaluran dana sekaligus dengan lampiran foto-foto kegiatan penyaluran. Laporan itu kemudian di forward ke mailist Komite Zakat. Masing-masing bendahara wilayah kemudian mengirimkan laporan itu ke email para donator. Seperti itu system kerja Komite Zakat.
Dari rekening Sabiq, tampak jelas uang keluar masuk tidak seperti rekening mahasiswa lainnya yang hanya ada dana masuk berupa beasiswa.
Rekening Sabiq menerima dana masuk dari rekening banyak sekali dan bahkan dari berbagai negara dan benua. Sedangkan dana keluar di rekening Sabiq juga tertuju ke banyak nomor rekening di Indonesia, dan juga beberapa kali ke rekening Organisasi Kemanusiaan Internasional di Afghanistan.
Waktu itu, di Afganistan juga terjadi kerusuhan dan krisis, banyak organisasi kemanusiaan internasional mengirimkan misi kemanusiaan ke Afghanistan. Saat itu, di maillist Komite Zakat juga membahas dan menyalurkan bantuan ke Afghanistan melalui organisasi kemanusiaan internasioanl yang ada di sana.
“Bagaimana ini, jadi tidak kita menyalurkan dana ke Afghanistan?” tanya Nunung, bendahara wilayah Belanda di mailist.
"Jadi, tetapi kita pilih nanti penyalurannya via Lembaga Indonesia yang ada di sana” kata Vivi, bendahara wilayah USA.
“O iya, itu barusan ada info bahwa FDS juga ada di Afghanistan, kita lewat FDS saja, bagaimana yang lain? Ini kas ada sekitar 800 an juta” Sabiq ikut membalas di mailist.Perlu juga difahami, mailist Komite Zakat beranggotakan dari berbagai penjuru dunia, sehingga dengan perbedaan waktu yang ada, tidak otomatis semua bisa memberikan komentar atau tanggapan. Aturannya selama 2 x 24 jam pembahasan, jika tidak ada lagi masukan, maka kegiatan diputuskan saat itu. pengurus harus selalu aktif melihat mailist.
Saat itu, diputuskan bantuan untuk dikirim ke Afghanistan melalui rekening FDS sebesar 700 juta. Eksekusi transfer ada di Sabiq untuk mengirimkannya. Setelah itu laporan penyaluran dikirimkan dan diteruskan kepada pada donatur.
Selain penyaluran langsung, ada juga penyaluran dalam bentuk pembelian becak untuk para peminta-minta di kota Malang yang masih kuat mengayuh becak. Itu salah satu usulan proposal dari relawan di kota Malang. Di Yogya didirikan balai pengobatan gratis bagi fakir miskin. -ooOoo-