Kapten Laurent dan Sabiq (bagian 3 episode 9)

Karya : Bayu W.
"Surat dari Simbok"
Bagian 3 (episode 9)
Editor : W. Masykar
"Kapten Laurent dan Sabiq"

Siang itu, sepulang jum’atan dari masjid langsung pulang ke asrama cite-u, seperti biasanya. Entah perasaan apa, Sabiq ingin betul pulang ke Indonesia. Meskipun keinginan itu Sabiq sadari tidak mungkin terwujud. Tugas kuliah dan juga persiapan riset harus Sabiq selesaikan dan bukan waktunya liburan. 

Apabila akan telpon ke Indonesia tentu tidaklah mungkin langsung bisa, karena selama ini jika telpon selalu menggunakan nomor telpon tetangga berjarak 500 m dari rumah orang tua Sabiq. Jika di Prancis sudah pukul 15 an, tentu di Indonesia sudah malam, Sabiq tidak ingin merepotkan tetangga yang punya telpon itu.

Untuk membunuh perasaannya tersebut, Sabiq akan memasak dan makan enak. Ya, memasak. Kemudian Sabiq menuju dapur asrama cite-u, ternyata Hicham sudah ada di sana. 

“assalaamu’alaikum Hicham, tu es la, tu n’étais pas à la mosquée pour la prière de vendredi ? (assalaamu’alaikum Hicham, kamu di sini, kamu tadi tidak ke masjid untuk sholat jum’at ?)", kata Sabiq.

Sabiq dan Hicham akhirnya diskusi sambil sama-sama menyiapkan makanan untuk siang itu. 

Hicham adalah teman tetangga kamar Sabiq. Mahasiswa tahun pertama program sarjana, ambil jurusan informatika. Orang tuanya asli Marocco tetapi berkewarganegaraan Prancis. Meskipun beragama Islam, namun belum bisa mengaji dan belum banyak faham Islam karena lahir dan besar di Prancis. Sabiq dan Hicham bersahabat, meski beda usia dan beda jenjang studi. Sabiq sering mengajari ngaji Hicham dan juga tentang dasar-dasar agama islam. Di asrama cite-u, Sabiq dan Hicham sama-sama memiliki kunci dobel kamar masing-masing. Hicham membawa kulkas kecil dan ditaruh di kamar Sabiq, karena hampir tiap akhir pekan Hicham pulang ke rumah orang tuanya. 

Setelah selesai makan bersama Hicham, Sabiq turun lagi ke lantai 0, menemui resepsionis cite-u dan menanyakan adakah surat untuknya. Iya, ada surat. Sabiq mengira surat rutin laporan bulanan dari bank. Ternyata surat dari Indonesia, dan itu untuk pertama kalinya. Sabiq langsung lari ke atas dan masuk kamar asrama.

Sambil membaca surat itu, surat itu tipis sekali karena hanya satu lembar. Sabiq keluar air mata sambil membacanya, ternyata isinya hanya beberapa kata, singkat sekali, dan yang menulis adalah Mbok nya. Menggunakan bahasa jawa.

"Oh ya Alloh le …. Kowe saiki koq yo adoh nggonmu nggolek elmu. Wis cilik dhewe, tur adoh dhewe. Ojo lali njogo awak nang paran, sing ati-ati yo le. Mbok mu sehat koq le".

“Oh, ya Alloh nak …. Kamu sekarang koq ya jauh dalam menuntut ilmu. Sudah paling kecil, paling jauh lagi. Jangan lupa menjaga diri di rantauan, yang hati-hati ya nak. Mbok mu sehat koq nak”.

Hanya itu isi surat dari Mbok nya Sabiq saat itu. Tulisan tangan asli yang agak sulit dibaca, karena terkadang ada huruf yang kurang. Singkat tetapi sangat menyentuh perasaan dan dalam maknanya. Pesan itu selalu diingat dan menjadi nasehat yang penting bagi Sabiq.(*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama