Profesor Ir. Hj. Apiaty Kembali Ke Gedung DPRD Melalui PAW

Oleh : YM. Sjahrir Tamsi
Di tengah dinamika politik Kota Makassar, hadir kembali sosok perempuan tangguh yang telah lama mengabdi di banyak ranah publik. Prof. Dr. Ir. Hj. Apiaty K. Amin Syam yang dikenal sebagai akademisi, birokrat, politisi, sekaligus organisatoris ulung, kini sang profesor itu, kembali dipercaya mengemban amanah sebagai anggota DPRD Kota Makassar melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW).
Kembalinya Sang Srikandi Golkar
Prof. Apiaty bukanlah pendatang baru dalam panggung legislatif. Sebelumnya, ia telah menjabat sebagai anggota DPRD Makassar periode 2019–2024. Meski dalam Pemilu 2024 lalu perolehan suaranya tidak cukup untuk kembali duduk melalui jalur reguler, takdir politik memanggilnya kembali. Melalui PAW, Partai Golkar menetapkan dirinya menggantikan legislator sebelumnya, mengukuhkan eksistensinya sebagai salah satu tokoh penting yang tak tergantikan.

"Alhamdulillah, walaupun prosesnya panjang, saya anggap ini adalah amanah baru yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab," ujar Apiaty usai menerima kepastian PAW. Baginya, ini bukan sekadar posisi politik, tapi kelanjutan dari pengabdian yang tidak pernah padam.

Profesor Sosial Ekonomi Pertanian yang Turun Gunung
Tidak hanya dikenal sebagai politisi, Prof. Apiaty juga adalah Guru Besar dalam bidang Sosial Ekonomi Pertanian di Universitas Pepabri Makassar. Pengukuhannya sebagai profesor pada Januari 2024 lalu merupakan tonggak penting dalam perjalanan akademiknya. Angka kreditnya yang tinggi (877,50) dan statusnya sebagai pemegang NIDK menegaskan kapasitasnya di dunia pendidikan tinggi, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Di saat banyak politisi mengabaikan dunia akademik, Apiaty justru memperkuat perannya di dua medan : Politik Kebijakan dan Pendidikan Ilmiah. Inilah yang menjadikan kehadirannya kembali ke DPRD sebagai bentuk “Turun Gunung” seorang akademisi demi memperjuangkan kesejahteraan rakyat secara nyata.

Legislator Vokal, Pejuang Pendidikan
Selama menjabat sebelumnya di DPRD Makassar, Apiaty dikenal vokal terutama dalam isu pendidikan. Ia tak segan mengkritisi Dinas Pendidikan terkait kurangnya perhatian terhadap kualitas dan kesejahteraan guru. Menurutnya, Guru adalah Tiang Utama dalam Bangunan Pendidikan, dan perhatian terhadap mereka adalah investasi jangka panjang bagi kota.
Bersama Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat, ia mendorong penguatan anggaran untuk "Sertifikasi Guru" dan Peningkatan Akreditasi Sekolah serta Penguatan Sertifikasi Profesi Sektor Manajemen Pendidikan melalui LSP-P3 yang berlisensi BNSP-RI. Hal ini menjadi fokus yang akan ia lanjutkan di periode barunya nanti.Dari Birokrasi ke Parlemen Jejak Lintas Medan
Sebelum terjun ke politik, Prof. Apiaty telah menempati berbagai posisi strategis di Pemkot Makassar. Ia pernah menjadi Kepala Dinas Keindahan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, serta Asisten Administrasi dan SDM. Tak hanya itu, perannya di sejumlah BUMD sebagai Ketua Badan Pengawas menunjukkan kepiawaiannya dalam aspek tata kelola pemerintahan dan pengawasan publik.
Tokoh Organisasi dan Perempuan Panutan
Pengabdian Prof. Apiaty tidak hanya dalam struktur formal pemerintahan. Ia aktif dalam lebih dari sepuluh organisasi sosial dan olahraga tingkat provinsi, antara lain: Ketua PMI Sulsel, Ketua PII Sulsel, Ketua PKBI Sulsel, Ketua HKTI Sulsel, hingga Wakil Ketua II KONI Sulsel. Keaktifannya sebagai Ketua Persani, Senam Tera, hingga PERWOSI menunjukkan kepeduliannya pada pemberdayaan masyarakat dari berbagai lini, termasuk kaum perempuan.

Sebagai istri dari Mayjen (Purn) H.M. Amin Syam, mantan Gubernur Sulsel, Prof. Apiaty tidak sekadar menjadi bayang-bayang suami. Ia membuktikan dirinya sebagai figur independen yang tangguh, berkualitas, dan penuh dedikasi.

Pengabdian yang Tak Pernah Usai
Kini, ketika ia kembali dilantik menjadi legislator, Prof. Apiaty membawa serta Pengalaman Panjang, Semangat Baru, dan Kematangan Visi. Ia berkomitmen untuk menjalankan tiga fungsi utama DPRD: legislasi, pengawasan, dan anggaran. Bahkan, ia menegaskan akan memperkuat kemitraan DPRD dengan eksekutif demi optimalisasi pembangunan kota.

Bagi Prof. Apiaty, Politik adalah Sarana Pengabdian, bukan alat kekuasaan. Sikapnya yang rendah hati dan konsisten menjadi cermin kepemimpinan perempuan yang membumi namun berwibawa.

Teladan Perempuan Indonesia Timur
Di tengah maraknya praktik politik pragmatis, kehadiran figur seperti Prof. Dr. Ir. Hj. Apiaty K. Amin Syam menjadi teladan. Ia adalah contoh nyata perempuan Indonesia Timur yang sukses di banyak bidang namun tetap setia mengabdi untuk rakyat.

Sebagai akademisi, birokrat, politisi, dan organisatoris, ia telah membuktikan bahwa pengabdian tidak mengenal batas waktu dan usia. Sang Profesor telah kembali, dan rakyat Makassar kembali memiliki sosok yang peduli, cerdas, dan penuh dedikasi di parlemen kota. (Makassar, 30 Juni 2025).(*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama