Kota Batu (wartamerdeka.info) - Sektor pendidikan salah satu pendukung utama proses pembangunan untuk membentuk karakter sumber daya manusia (SDM) agar siap menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Tentunya, Sekolah Dasar (SD) sebagai fasilitas pendidikan dasar yang menjadi fondasi untuk membentuk karakter manusia sejak usia dini.
Susilo Utomo, pendidik di SDN Oro Orombo 02 Kota Batu, berpendapat pendidikan formal perlu didukung dengan pendidikan non formal seperti keterampilan bagi anak usia dini, salah satunya seni budaya, yang peranannya sangat krusial dalam menanamkan nilai-nilai tradisi.
Namun, lanjut Susilo, di era globalisasi yang semakin dominan, seni budaya sering kali terpinggirkan dari mata pelajaran formal yang dianggap lebih penting.
Padahal, katanya, seni budaya tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mengasah kreativitas, tetapi juga sebagai sarana menanamkan kearifan lokal dan warisan budaya yang kaya untuk generasi muda.
"Seni budaya tidak hanya dianggap sebagai media hiburan atau pelengkap di SD, tetapi juga sebagai sarana penting dalam menanamkan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal pada generasi muda," kata Susilo Utomo.
Melalui pembelajaran seni budaya, siswa tidak hanya diperkenalkan nilai-nilai estetika tetapi juga untuk memahami warisan budaya lokal dan tradisi yang menjadi bagaian jati diri daerah, karena siswa tidak hanya belajar gerakan atau nada, tetapi juga belajar mengenai makna filosofis yang ada dibaliknya.
Sehingga dalam pendidikan formal tidak hanya berfokus pada kecerdasan akademis, tetapi perlu diimbangi dengan pembelajaran seni budaya, yang dapat mengajarkan siswa mengenai ketrampilan sosial, empati, dan kreativitas, serta aspek-aspek penting yang mendukung kesuksesan di masa depan .
Penting bagi siswa untuk tidak hanya memahami mata pelajaran akademis, tetapi juga mengenal dan melestarikan identitas budaya mereka. Pembelajaran seni budaya Karawitan, tarian tradisional, lagu daerah, dan seni kerajinan dapat membantu menjaga warisan budaya dari generasi ke generasi. ungkapnya Susilo utomo. (Hari)