Sulit Mendapat Pekerjaan, Puluhan Warga Asal Kabupaten Tasikmalaya Pilih Bekerja di Negara-Negara Asia

Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Tasikmalaya, Syafrudin Korompot

TASIKMALAYA (wartamerdeka) - Sulitnya  mendapatkan pekerjaan, membuat pencari kerja asal Kabupaten Tasikmalaya, lebih memilih bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke berbagai negara lain.


Mereka lebih banyak memilih bekerja di sejumlah negara-negara Asia.Pasalnya non-Arab Saudi. Pasalnya, pengiriman TKI untuk sektor informal ke negara timur tengah kini masih belum bisa dilakukan.

Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kabupaten Tasikmalaya, Syafrudin Korompot menyebutkan jumlah TKI sampai pada Desember 2017 ini yang sesuai dengan rekomendasi paspor, ada sekitar 98 orang. Data itu sesuai yang tercatat di sistem komputerisasi TKI luar negeri.

“Mereka itu kebanyakan bekerja di Hongkong, Singapura, Malaysia, Brunai dan Taiwan.Adapun profesi pekerjaannya itu di sektor formal operator produksi di manufaktur.TKI itu rata-rata dikontrak oleh perusahaan selama dua tahun,”ujarnya, di sela-sela kegiatan penempatan dan perlindungan TKI di Hotel Horison, Selasa (5/11/2017).

Menurut Korompot,  jumlah pengiriman TKI pada sektor formal yang paling banyak itu ke Malaysia.Sedangkan yang lainnya ke Hongkong, Singapura, Brunai Darussalam dan Taiwan.Saat ini TKI itu mayoritas masih didominasi oleh pria dan sisanya adalah wanita.

“Sebenarnya jumlah TKI pada 2017 ini hanya ada 98 orang.Sehingga grafiknya ada penurunan.Karena pada 2016 lalu ada sekitar 100 lebih.Penurunan itu karena untuk kawasan di Timur-Tengah itu ditutup.Sehingga kini peluang kerja tinggal hanya ke wilayah Asean dan Asia Pasifik saja,”tuturnya.

Korompot menghimbau kepada sejumlah masyarakat yang berminat jadi TKI harus mendapatkan informasi dulu dari Disnaker.Karena harus tahu dulu bagaimana procedural bekerja di luar negeri.Jangan sampai teriming-iming oleh bujuk rayu para calo yang hanya mencari keuntungan secara pribadi. 

“Supaya nantinya tidak terjerumus kepada kasus trafficking atau tereksplotasi lainnya.Sehingga diharapkan masyarakat  bisa menanyakan langsung kepada pegawai Disnaker atau juga dapat bertanya kepada Kecamatan dan Desa.Agar para pencari pekerja itu bisa aman dan nyaman,”bebernya.(Ariska)
.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama