Berkapasitas 150 Tempat Tidur, RS Yarsi Diresmikan


JAKARTA (wartamerdeka.info) - Yayasan YARSI akhirnya menggelar soft opening Rumah Sakit Yarsi, di Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (27/10). Dengan kapasitas awal 150 tempat tidur, rumah sakit tersebut telah ditetapkan dalam kelas B.

Dibangun di atas lahan 10.000 meter persegi, memiliki 17 lantai. Dilengkapi dengan guest house, clinical research center dan juga helipad.

Direktur Utama RS YARSI Dr Mulyadi Muctiar, MARS, mengatakan, pihaknya membangun tatanan dan sistem yang terukur dalam memberikan pelayanan.

"Tenaga medis dan klinis yang kompeten, kita lakukan training dan seleksi ketat. Selain itu dukungan teknologi yang terbaru juga sangat penting, agar bisa berkembang lebih baik," ujarnya.

Menurut Mulyadi, saat ini ada 130 dokter umum dan spesialis yang siap memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di tahap awal, RS YARSI memberikan acute trauma And service center.

"Kita punya helipad, untuk mempercepat evakuasi pasien darurat dan terhubung dengan ICU. Sehingga penanganan pasien bisa lebih cepat, dibanding dengan mobil ambulan," tuturnya.

Selain itu, lanjut Mulyadi, untuk mengurangi beban biaya pasien, ada One Day Surgery. Program ini khusus untuk penanganan bedah kecil yang tidak membutuhkan waktu perawatan lama, seperti operasi katarak.

Masih ada minimal invasive procedure, histopathologic center, occupational health center dan unit penanganan luka bakar. "Laboratorium kita juga terintegrasi. Sehingga dalam waktu yang lebih singkat bisa mendapatkan hasilnya," ucap Mulyadi.

Dengan motto "Dedication, Compassion, Innovasion, Shar'i Compliance", rumah sakit ini akan mengembangkan pelayanan dan teknologi kesehatan.

"Kedepannya akan ada geriatric center, women and children center yang dilengkapi pelayanan in vitro fertilisation, dan medical rehabilitation center. Serta transplantasi hati dan ginjal," paparnya.

Meskipun berdiri sebagai rumah sakit swasta, namun RS YARSI juga melayani peserta BPJS di poliklinik khusus. Jumlah tempat tidur juga sesuai dengan syarat pemerintah, 20% untuk kelas 3, 5% untuk ICU dan selebihnya dibagi proporsional dengan kelasnya.

Konsep pelayanan syar'i diterapkan. Diantaranya, perawat harus membimbing pasien untuk berwudlu, lalu perawat yang memasangan alat kesehatan harus sesuai gender pasien. Selain itu harus selalu memastikan obat yang diberikan kepada pasien itu halal. Jika memang tidak ada obat lain, harus dijelaskan jika ada obat yang ada kandungan tidak halalnya.

Sementara Ketua Yayasan YARSI, Prof Dr Jurnalis Uddin, P.A.K menambahkan, pihaknya juga sedang melakukan penelitian genom. Nantinya pasien bisa mengetahui potensi penyakit yang akan timbul sejak dini. Sehingga penanganannya bisa lebih cepat.

"Ada juga penelitian stamp sel. Jadi kita tidak gunakan lagi penyembuhan dengan pendekatan kimia, tetapi dengan menyuntikkan sel. Seperti kebocoran jantung, yang dahulu cangkok diganti, dengan ini kita suntik sel cepat (sembuh)," tandasnya. (Badar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama