PBNU & PP Muhammadiyah Dorong Pemilu 2019 Bersih, Aman & Adil


JAKARTA (wartamerdeka.info) – Dua organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar, yakni Pengurus BesarNahdhatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Pusat Muhammdiyah (PP Muhammadiyah) mendorong penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 berlangsung bersih, aman dam adil.

Demikian salah satu kesimpulan dalam Dialog Kebangsaan antara Ketua Umum PBNU, Said Agil Siroj, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dan Cendikiawan muslim, Komaruddin Hidayat, yang berlangsu g di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (16/04/2019).

“Kita harus optimis Pemilu besok harus berjalan dengan baik. Apalagi rakyat sudah makin dewasa, tidak lagi mereka bisa dipengaruhi dengan uang dan lain-lain,” kata Mu’ti dalam acara yang bertemakan  Memperteguh Semangat Kebangsaan dalam Bingkai NKRI.

Sama halnya dengan Said Aqil yang mengatakan bahwa Indonesia adalah negara damai yang berideologi Pancasila. Hal itu disebutnya sebagai ideologi yang sudah final.

“Indonesia bukan dari Islam, bukan dari kafir, tapi negara yang damai. Lebih tegas lagi, empat pilar sudah final, negara kebangsaan dengan negara Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945,” kata Said Aqil.

Sedangkan cendekiawan muslim Komarudin Hidayat meminta, agar peserta pemilu dan masyarakat untuk tidak merusak prestasi Indonesia pada pelaksaan Pemilu 2019 besok.

“Mari kita bangun rumah kita. Jangan mau disusupi kekuatan mana pun terutama yang antidemokrasi, anti-Pancasila, dan anti-Indonesia maju,” pintanya.

Menurutnya, prestasi keberhasilan pelaksanaan pemilu di Indonesia harganya sangat mahal jika ada oknum tertentu yang hendak menguasi bangsa karena kepentingan politik tertentu. Siapapun yang menang, lanjut Komaruddin, adalah putra terbaik bangsa.

“Kalau prestasi ini dirusak, maka akan mahal sekali secara moral, ekonomi, dan sosial. Jadi, tolonglah apa yang kita raih selama ini jangan dirusak dan siapapun yang menang adalah putra bangsa,” tandasnya.

Menurutnya, menang dan kalah dalam pemilu adalah suatu hal yang biasa. Baginya, siapapun yang terpilih, sejatinya tidak menimbulkan permusuhan. Karena itu, mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta ini mengimbau, siapapun yang kalah tidak perlu memusuhi yang menang, begitu pun sebaliknya.

“Oposisi boleh, tapi oposisi yang konstruktif dan rasional. Jangan kemudian menganggu pemerintahan karena kalau diganggu terus tidak akan bisa terbangun negara ini,” kata Komaruddin menambahkan.(T/A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama