Menkopolhukam: Dalang Rencana Pembunuhan 4 Pejabat Berhasil Diringkus


JAKARTA (wartamerdeka.info) – Suhu politik memanas pasca pengumuman KPU hasil pemenang Pilpres 2019. Pihak yang tidak terima dengan kekalahannya, melakukan aksi demo protes terhadap KPU dan Bawaslu sebagai lembaga yang berperan dalam Pilpres dan Pileg.

Namun ternyata aksi demo ditunggangi perusuh yang melakukan tindakan anarkis pada 22 Mei 2019 lalu.

Sejumlah fakta baru buntut kerusuhan 21-22 Mei diungkap Polri. Di balik rusuh di sejumlah kawasan Jakarta Pusat, targetnya adalah membunuh empat pejabat negara.

Polisi menyebut ada empat tokoh nasional yang diduga ditarget oleh kelompok perusuh 22 Mei 2019. Keempatnya diduga akan dibunuh oleh kelompok tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan, dalang yang memerintahkan untuk membunuh 4 tokoh nasional sudah diketahui identitasnya.

Kendati begitu, Wiranto meminta masyarakat untuk menunggu hasil pemeriksaan kepolisian.

Wiranto meminta untuk tidak mendahului hasil pemeriksaan kepolisian. Menurutnya, rencana pembunuhan pejabat negara selalu ada, namun ia bersyukur karena aparat keamanan sangat sigap mengantisipasinya.

"Sudah. Dalangnya sudah diketahui. Ya nggak bisa (diungkapkan sekarang aktornya), nanti tunggu kepolisian saja. Tunggu saja, nanti kan ada pemeriksaan," ujar Wiranto kepada awak media di kantor PPATK, Jalan Ir H Juanda, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).

"Jadi kalau rencana pembunuhan pejabat itu sejak dulu selalu ada ya. Dan kita bersyukur bahwa aparat keamanan kita cukup sigap, ya. Operasi intelijen, operasi keamanan, itu sangat cepat sekali. Dan sekarang sudah dapat diringkus kan," ungkap Wiranto.

"Tim ya, baik penjual senjatanya, pemasok senjatanya, yang memerintahkan, kemudian sebagai eksekutornya, penadahnya, itu sudah ditangkap. Kita tunggu saja pemeriksaan kepolisian ya," sambungnya.

Sebelumnya, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal menyebut sudah ada enam tersangka yang dijerat terkait hal tersebut. Keenamnya yaitu HK alias Iwan, AZ, IF, TJ, AD, dan AF alias Fifi. Iqbal menyebut para target pembunuhan itu sudah disurvei terlebih dulu. Dia menyebut para tersangka adalah orang yang sudah berpengalaman.


Iqbal menyebut HK dan TJ diduga menerima uang dari seseorang untuk membunuh empat tokoh nasional. 'Seseorang' yang memberikan perintah itu disebut Iqbal sudah diketahui identitasnya, tetapi tidak diungkapkannya ke publik.

Pada jumpa pers dengan para awak media, Iqbal menyampaikan kronologi upaya pembunuhan ini bermula sejak 1 Oktober 2018. Saat itu, HK mendapat perintah seseorang untuk membeli senjata.

"HK menerima perintah dari seseorang untuk membeli dua pucuk senpi laras pendek di Kalibata. Seseorang ini, pihak kami sudah mengetahui identitasnya. Sedang didalami," kata Iqbal kepada wartawan di Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Senin (27/5).

Hal tersebut, kata Iqbal, diketahui setelah memeriksa 6 tersangka perusuh, yakni HK alias Iwan, AZ, IF, TJ, AD, dan AF alias Fifi. Semuanya memiliki peran berbeda.

"14 Maret 2019, HK menerima uang Rp 150 juta dan TJ mendapat Rp 25 juta dari seseorang. Seseorang itu kami kantongi identitasnya dan tim mendalami. TJ diminta membunuh dua orang tokoh nasional, saya tidak sebutkan di depan publik," jelasnya.

Iqbal menuturkan, peran AF, yang merupakan satu-satunya perempuan yang ditangkap, adalah sebagai pemilik dan penjual senjata api kepada salah satu perusuh 22 Mei berinisial HK. AF alias Fifi ditangkap di kawasan Rajawali, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Jumat (24/5).

"Peran pemilik dan penjual senpi revolver Taurus kepada HK. (AF) Ini seorang perempuan," kata Iqbal.

AF diduga menerima hasil penjualan senpi senilai Rp 50 juta. Dalam kesempatan itu, foto AF juga dipamerkan. AF tampak mengenakan kerudung warna putih dan baju tahanan warna oranye. (Hen)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama