Gub. Gorontalo Rusli Habibie Dicurhati Warga Soal Selingkuh Hingga Got Mampet Melalui WA

Foto: Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memperlihatkan pesan WA dan SMS dari warga yang masuk ke no HP pribadinya kepada wartawan senior Mawi

GORONTALO (wartamerdeka.info) - Sejak menjabat sebagai Bupati Gorontalo Utara periode (2008-2012) dan Gubernur Gorontalo, Drs H Rusli Habibie MAP, berusaha untuk selalu membuka ruang komunikasi dengan masyarakat. Tak tanggung-tanggung, Rusli Habibie bahkan menerima setiap keluhan melalui nomor pribadinya yang memang sudah diketahui oleh hampir seluruh masyarakat Gorontalo.

Bagi pria kelahiran Gorontalo Utara, Gorontalo, 06 Juni 1963 ini, mengetahui keluhan rakyat secara langsung merupakan komitmennya.

“Saya ingin membuka ruang dengan seluruh masyarakat. Untuk apa kita punya media komunikasi kalau tidak digunakan untuk kepentingan masyarakat, ” tegas Rusli Habibie yang wawancara khusus, di Gorontalo, Senin (04/11/2019).

Rusli Habibie menyebut, program pemerintah pusat terkait transparansi justru sudah dia lakukan lebih dulu dengan menyebarkan nomor pribadinya bahkan hingga ke kampung-kampung.

“Semua tahu nomor pribadi saya ini. Sampai ke masyarakat di kampung-kampung,” urainya.

Maka, berbagai informasi yang lebih banyak dalam bentuk keluhan pun masuk bertubi-tubi ke nomor pribadinya tersebut. Salah satu contohnya keluhan seorang guru tentang sertifikasi. Tak menunggu lama, dia langsung meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk menge-check apa yang dilaporkan guru tersebut.

Rusli Habibie mengaku tidak ingin staff-staffnya memberi laporan yang hanya sekedar membuat dirinya senang. Oleh sebab itu, dia meminta kebenaran dari minimal lima orang.

“Kadis tidak akan bisa mengelak kalau laporannya hanya sekedar membuat pimpinannya senang atau asal bapak senang (ABS),” jelasnya.

Ketua Kadinda Provinsi Gorontalo periode 2003-2008 ini ingin masyarakat bisa berkomunikasi langsung dengan gubernur. Jadi setiap menit dirinnya bisa mengetahui keluhan masyarakat.

“Salah satu contoh lain, Pak Gubernur kami penerima bantuan sapi yang dimintai uang oleh oknum. Itu langsung saya tindaklanjuti,” jelasnya.

Keluhan yang diterima Rusli Habibie sangat beragam, mulai dari soal keinginan orangtua yang menginginkan anaknya untuk menjadi TNI dan minta bantuan padanya untuk meloloskan. Akan tetapi, bagaimana pun dia tetap akan berupaya agar semua melalui jalur yang dibenarkan.

Hal tersebut dia tunjukkan dengan tidak memprioritaskan siapa pun termasuk keponakan kandungnya untuk lolos dalam satu ujian dengan cara instan.

“Keponakan saya mau masuk Kepolisian tapi Kapolda tak bisa membantu dan ketegasan Kapolda benar-benar saya hargai. Kalau nggak bisa lulus, saya bisa apa,” ujarnya.

Ada laporan dari seorang wanita yang mengatakan, “Pak Gubernur, suami saya pegawai provinsi. Sudah tiga bulan nggak pulang-pulang. Saya balas, mohon maaf Ibu siapa, tinggal di mana, dan suami ibu kerja di dinas mana? Tapi, dia tidak mau menjawab. Alasannya kalau dia memberi tahu, dirinya dipukul oleh suaminya. Ya, saya bilang, masa saya harus mencari-cari siapa suami Anda,” terangnya.

Tak hanya itu, bahkan air got mampet, dan listrik padam pun, masyarakat langsung mengadu padanya. “Pak Gubernur, baru hujan satu jam rumah sudah terendam air, Ini mungkin saluran airnya mampet. Nah, ini kan kaduan masyarakat yang mereka sendiri sudah tahu permasalahan dan cara pemecahannya. Got mampet, kan mereka harus bersihkan. Bahkan, ada tetangga yang putar musik dengan suara besar pun dilaporkan ke saya,” ujarnya.

Bagi Rusli Habibie, membuka ruang informasi seluas-luasnya kepada masyarakat sama sekali bukan dalam rangka mengambil hati masyarakat agar dirinya bisa menjabat sebagai Gubernur Gorontalo hingga dua periode.

“Ini saya lakukan adalah untuk melayani masyarakat, berkomunikasi secara langsung, dan memberi ruang kepada masyrakat yang memang butuh berkomunikasi dengan pemimpinnya,” terang politikus Partai Golongan Karya ini.

Ketika ditanya apakah dirinya tidak bosan dan lelah menerima berbagai keluhan dan kaduan masyarakat tersebut, Rusli Habibie mengatakan,

“Kalau bosan dan capek, tidak usah jadi gubernur. Istirahat dan tidur saja di rumah. Dengan kita menerima langsung aduan dan keluhan dari masyarakat kita jadi tahu apa permasalahan yang banyak dihadapi masyarakat. Dan yang paling banyak adalah soal pendidikan, kesehatan, soal pelayanan, KTP,” terangnya.

Masyarakat langsung mengadu dan mengeluh ke nomor pribadinya, menurut Rusli Habibie bisa jadi karena kepala daerah di bawahnya tidak merespons keluhan masyarakat.

“Ada kepala daerah, jangankan merespons keluhan masyarakatnya, pesan text dari saya saja tidak dia tanggapi. Makanya masyarakat banyak langsung mengadu pada saya,” papar Rusli Habibie yang hobi olahraga otomotif khusus offroad ini. (Aris)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama