Asperwi Apresiasi Semangat Gubernur WH Minta Dokumen Sejarah Banten Dari Belanda

Epy Shafiullah  (tengah), Dewan Penasehat DPP Asosiasi Penyelenggara Perjalanan Wisata Indonesia (Asperwi)
BANTEN (wartamerdeka.info) – Dokumen sejarah yang akan diminta Gubernur Banten dari Belanda dan Perancis mendapat respon positif kalangan penyelenggara wisata karena akan menambah daya tarik wisatawan domestik maupun manca Negara.

“Semangat Gubernur Wahidin Halim (WH) membangun pariwisata dengan meminta dokumen sejarah Banten di luar negeri sangat kami apresiasi,” kata Epy Shafiullah, Dewan Penasehat DPP Asosiasi Penyelenggara Perjalanan Wisata Indonesia (Asperwi) di kawasan kuliner Kampung Kontainer, Kota Serang, Minggu (23/02/2020).

Menurut Epy, pihaknya sangat menghargai semangat Gubernur Wahidin Halim membangun Banten, yang tidak saja masalah infrastruktur tetapi juga sejarah tempat wisata di Banten.

Dengan adanya kelengkapan dokumen sejarah Banten, lanjut Epy, tentu akan membantu pihak anggota Asperwi untuk menginformasikan destinasi wisata kepada masyarakat dalam maupun di luar Banten, termasuk masyarakat luar negeri.

Epy Shafiullah menjelaskan, gubernur telah menugaskan tim untuk meminta dokumen sejarah Banten yang tersimpan di Belanda, agar nantinya dapat di simpan di Museum yang akan di bangun di Kawasan Banten Lama, di Kota Serang.

Seperti yang diberitakan kabar-banten.com Kawasan Banten Lama revitalisasinya masih terus berlangsung. Ke depan akan ada fasilitas tambahan, dibangunnya convention hall atau balai pertemuan yang diatasnya terdapat museum Banten.

Convention hall yang rencananya berkapasitas 4.000 orang itu, di lantai atasnya tersedia ruang tamu, museum Syekh Nawawi, pusat kajian Islam juga museum sejarah Sultan (Maulana) Hasanuddin.

Di museum tersebut akan di isi dokumen sejarah Banten yang tersimpan di Belanda. Karena itu, pihak gubernur mengutus tim untuk memintanya ke instansi setempat yang berwenang.

“Saya tugaskan Pak Mufti Ali (Akademisi UIN Sultan Maulana Hasanudin) beserta tim. Saya berangkatkan dengan uang pribadi ke Belanda. Dokumen sejarah orang Banten harus di bawa ke sini. Budaya khas Banten mau saya angkat semua,” kata Gubernur Banten, Wahidin Halim.

Ada sekitar enam kontainer dokumen sejarah Banten di Belanda, yang tersiar kabar akan di buang atau dimusnahkan. Karena dokumen sejarah, maka gubernur sedang memikirkan cara membawanya ke Indonesia.

Selama di Belanda, Mufti Ali bersama dua anggota tim lain merekap dokumen-dokumen penting tentang Banten yang tersebar di lima tempat, di Universitas Leiden, arsip nasional di Denhag, Museum Volkenkunde di Leiden, Museum Tropen Amsterdam dan Museum Rijks Amsterdam.(Adi/JM)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama