Wah .. Di Tengah Pademi Corona, Indonesia Malah Naik Kelas


Oleh: Aris Kuncoro

(Pemimpin Redaksi otonominews.co.id & wartamerdeka.info)

Menjelang HUT Kemerdekaan ke-75, Indonesia kini naik kelas. Bank Dunia telah menaikkan peringkat Indonesia dari negara pendapatan menengah ke bawah (lower middle income) menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas (upper middle income), yakni dengan GNI per kapita sebesar US$4.050 dari sebelumnya US$3.840.

Bank Dunia menggunakan klasifikasi ini sebagai salah satu faktor untuk menentukan suatu negara memenuhi syarat menggunakan fasilitas dan produk, termasuk loan pricing (harga pinjaman).

Kenaikan status Indonesia ini merupakan bukti atas ketahanan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang selalu terjaga dalam beberapa tahun terakhir, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.

Hal ini juga membuktikan bahwa pembangunan yang sangat masif di berbagai pelosok negeri di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah berjalan pada track yang benar.

Berdasarkan klasifikasi Bank Dunia per 1 Juli 2020, enam negara lainnya juga ikut naik kelas bersama Indonesia.

Dirilis dari situs Bank Dunia, Kamis (2/7/2020), Rumania, Nauru, dan Mauritius adalah tiga dari tujuh negara yang berhasil naik peringkat. Ketiganya masuk sebagai negara dengan pendapatan tinggi atau high income.

Rumania mencatat kenaikan GNI per capita pada 2019, yakni sebesar US$12.630 dari sebelumnya US$11.290. Rumania naik kelas dari peringkat sebelumnya yang diduduki Indonesia saat ini, yaitu kelas menengah ke atas.

Kemudian, Nauru. Negara kepulauan di Mikronesia di Pasifik Tengah ini mencatat kenaikan drastis pada GNI per capitanya, yaitu dari US$11.240 menjadi US$14.230 per 2019. Nauru sebelumnya bertengger sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas.

Lalu, Mauritius atau negara kepulauan di barat daya Samudra Hindia, juga mencatat GNI per capita naik dari US$12.050 menjadi US$12.740 pada 2019. Kenaikan GNI per capita itu membawa Mauritius sebagai negara berpenghasilan tinggi.

Selain tiga negara di atas, Benin, Nepal, dan Tanzania, juga naik peringkatnya dari negara berpendapatan rendah menjadi negara kelas menengah ke bawah. Masing-masing GNI per capita ketiga negara ini adalah US$1.250, US$1.090, dan US$1.080.

Benin, dulu bernama Dahomey adalah negara di Afrika Barat, sebelumnya mencatat GNI per capita cuma US$870. Nepal pun mencatat GNI per capita di bawah US$1.000 sebelum berhasil naik peringkat.


Dari 7 negara yang berhasil naik kelas, cuma Indonesia satu-satunya yang masuk ke peringkat negara berpenghasilan menengah ke atas dengan GNI per capita sebesar US$4.050 dari sebelumnya US$3.840.

Status sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas itu diberikan di tengah ancaman resesi akibat pandemi corona. Status itu berlaku per 1 Juli 2020.

Tentu saja. Ini sebuah prestasi yang membanggakan. Kenaikan status diberikan berdasarkan penilaian Bank Dunia terkini. GNI per capita Indonesia tahun 2019.

Klasifikasi kategori ini biasa digunakan secara internal oleh Bank Dunia. Namun, dirujuk secara luas oleh lembaga dan organisasi internasional.

GNI per kapita itu menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah atau negara. Itu artinya, jika GNI per kapita Indonesia naik maka tingkat kesejahteraan masyarakatnya juga naik.

Indonesia sendiri sudah lama berada dalam kelas low middle income sejak 2003 dan tak kunjung naik kelas. Indonesia baru bisa naik kelas berdasarkan penghitungan 2019 kemarin.

Peningkatan klasifikasi Indonesia sebagai upper middle country menunjukkan bahwa program pembangunan pemerintah di bawah Presiden Jokowi ini berhasil meningkatkan pendapatan perkapita rata-rata masyarakat Indonesia.

Keberhasilan program pembangunan ini  berpotensi meningkatkan kepercayaan dunia internasional termasuk dalam menarik investasi asing atau FDI.

Tingginya minat investasi tersebut  mendorong pembangunan jangka menengah-panjang berjalan dengan baik.

Peningkatan investasi yang berkelanjutan ke depannya akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi akan juga berkelanjutan sehingga mendorong pemerataan pembangunan dan, tentu saja, pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kenaikan kelas Indonesia itu patut disyukuri juga lantaran menjadi indikator adanya perbaikan ekonomi.

Itu sekaligus menyanggah tudingan bahwa reformasi yang kita laksanakan selama ini tidak berdampak positif. Dan membuktikan, ada kemajuan perekonomian yang signifikan, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Itu harus kita diakui.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama