Belajar Sistem Daring, Siswa SMAN 1 Balikpapan Terkendala Kuota Internet

Kepala SMA Negeri 1 Balikpapan Eddy Efendi

BALIKPAPAN (wartamerdeka.info) - Proses belajar mengajar secara daring selama masa pandemi coronavirus disease (covid-19) di kota Balikpapan dikeluhkan sejumlah siswa. Seperti di SMA Negeri 1 Balikpapan.

Kendati sebelumnya pihak sekolah telah melaksanakan pembelajaran sistem daring namun, sejumlah siswa mengakui sangat tergendala jaringan internet dan kuota dalam sistem pembelajaran daring ini. Karena setiap ingin membuka materi di Vidio harus streaming dan membutuhkan paket data yang banyak.

Kepala SMA Negeri 1 Balikpapan Eddy Efendi saat ditemui di ruang kerjanya Senen(10/8/20) mengatakan, dirinya mengakui bahwa pembelajaran sistem daring yang menjadi persoalan adalah di kuota internet. Jika siswa memiliki keterbatasan kuota maka dalam mengikuti belajar daring akan terhambat sebaba kuota yang dimilik siswa tersebut tidak mencukupi terutama siswa dari keluarga tidak mampu.

"Jadi memang betul belajar daring tingkat kesulitannya ada di kuota internet. Sebab siswa di sekolah SMAN 1 ini tidak semuanya dari keluarga mampu, keluarga siswa gakin (keluarga miskin) pun ada," ujarnya.

Bahkan, tambahnya, ada beberapa siswa gakin diberikan pinjaman peralatan perantara komunikasi seperti tablet agar bisa mengikuti belajar daring. Pasalnya,yang paling efektif proses belajar mengajar adalah menggunakan konferensi Vidio, karena guru dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan Vidio secara bersama,artinya ketika berada di konferensi Vidio siswa dan guru seakan akan berada di dalam kelas seperti belajar tatap muka langsung.

"Hanya saja jika belajar menggunakan konferensi Vidio siswa akan terbebani kuota karena tarikan kuotanya sangat deras jika digunakan terlalu lama. Oleh karena itu beberapa aplikasi yang digunakan untuk belajar daring harus dilakukan secara bervariasi",ujar Eddy Efendy.

Lanjutnya, untuk membantu beban siswa terkait kuota, dirinya akan terus berusaha semaksimal mungkin, salah satunya akan mencoba menggunakan aplikasi cloudx.

Cloudx ini milik Telkomsel jika kemudian bisa menggunakan aplikasi ini minimal siswa tidak terlalu terbebani, sebab dari segi pemakaian kuota tidak terlalu banyak dibandingkan menggunakan google clasroom, tapi ini baru rencana ke depannya.

"Kami pun mengajak para orang tua dan warga Balikpapan ikut membantu ataupun sumbang saran untuk mengatasi persoalan ini. Jika ada orang tua siswa yang memiliki WiFi jangan kemudian tidak dibuka,tapi alangkah baiknya WiFi dibuka saja agar tetangga sekitarnya ikut menggunakan jaringan internet terutama anak anak yang ikut belajar daring,"tutup Eddy Efendy yang juga mantan kepsek SMAN 2 Balikpapan.(ton)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama