Webinar Nasional Ikapel Unimed Angkat Tema ‘Guru Sebuah Panggilan’

Para nara sumber dan peserta Webinar Nasional Ikapel Unimed

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Webinar Nasional IKAPEL UNIMED (Ikatan Alumni Pelayanan Universitas Negeri Medan), mengangkat tema ‘Guru Sebuah Panggilan’, pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020, pukul 19.00-21.00 WIB, via aplikasi zoom meeting.  

Webinar tersebut menghadirkan 3 (tiga) narasumber yaitu: Sabam Sopian Silaban, Motivator Nasional yang juga penulis buku “Guru Diatas Garis”; Prof. Dr. Ir. Albiner Ruplin Raylen Pamimpin Siagian, M.Si, Guru Besar Tetap Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara (USU), Medan; dan Mardi Panjaitan, S.Pd., M.Si, Guru SLB dan SMA Swasta di Medan.

Acara diikuti 58 partisipan dari berbagai wilayah seperti: Samosir, Balige, Sibolga,  Medan dan sekitarnya, Palembang, Jakarta, Bekasi, Kalimantan, dan lain-lain. Para peserta kebanyakan berprofesi sebagai guru berbagai bidang ilmu, baik dari SD, SMP, SMA dan setaranya.

Mengawali presentasinya, nara sumber Sabam Sopian Silaban yang biasa bersuara lantang, langsung membakar semangat para peserta, dengan ungkapan-ungkapan lugas dan dinamis. 

Sabam mengatakan, dalam menjalankan profesi sebagai Guru, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan  sebagai prinsip. 

“Sebagai Guru, kita harus benar-benar sungguh-sungguh menjalankan komitmen melayani. Tidak bisa setengah hati. Harus fokus dengan profesi anda sebagai Guru,” katanya bersemangat.

Menurutnya, jika komitmen sebagai Guru dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka hasilnya akan maksimal. Para peserta didik juga akan berkualitas dan mampu menghadapi persaingan. 

Selain itu, Sabam juga menekankan pentingnya kejujuran, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap profesi.

“Sebagai Guru, kejujuran itu menjadi sangat penting. Baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap profesi. Sebagai pendidik, tidak perlu merasa malu atau gengsi, jika misalnya sewaktu-waktu tidak dapat menjawab pertanyaan sulit. Dan bukan malah mendikte siswa, dengan ungkapan mengecilkan perasaannya,” tandasnya.

Lanjut pembicara kedua, Prof. Dr. Ir. Albiner Ruplin Raylen Pamimpin Siagian, M.Si menjelaskan, menjadi Guru itu bukan faktor kebetulan. Karena semuanya itu harus diyakini sebagai ‘by design’ untuk melayani.

“Menjadi Guru itu bukanlah faktor kebetulan. Semuanya itu ‘by design’ dari Yang Maha Kuasa. Sebab itu, profesi Guru harus diyakini sebagai sebuah panggilan. Panggilan untuk melayani,” ungkapnya.

Menurut Albiner, guru sekarang ini sedang berada dalam tantangan Era Industri 4.0, bahkan sedang bersiap masuk Era Industri 5.0, sehingga harus mampu memandang dari berbagai perspektif. 

“Sebab itu, perihal merubah ‘mindset’ menjadi sangat penting. Guru dituntut segera mampu menyesuaikan dan beradaptasi terhadap perkembangan zaman dan teknologi. Agar tidak ketinggalan terhadap para siswa yang secara bebas juga bisa mencari pengetahuan lewat teknologi yang berkembang pesat. Guru harus adaptable,” tandasnya. 

Dikatakan Guru Etos dan Revolusi Mental ini, Guru sebaiknya tidak statis dan mematok diri dengan cara berpikir yang justru merugikan diri sendiri dan peluang berkembang. Misalnya, karena sebagai Guru di pelosok desa, maka mindset-nya pasti tidak mampu berkembang. 

“Nah, yang begini adalah cara pandang pesimistik. Tak ada semangat. Bukan optimistik, yang selalu berorientasi positip. Sebab dalam ‘Psikologi Positif’ menekankan pentingnya berpikir optimistik. Artinya memandang dunia di sekeliling kita dengan perspektif yang positif,” bebernya. 

Sedangkan Psikologi Positif itu adalah aliran psikologi yang menerapkan ilmu psikologi bagi tumbuhnya insan-insan yang bermental positif dan optimistik untuk menggapai kebahagiaan sejati, sebagaimana dalam buku “Learned Optimism–How to Change Your Mind and Your Life” oleh Martin Seligman, Profesor Psikologi University of Pensylvania (Bapak Psikologi Positif).

Albiner juga menekankan pentingnya guru menjadi yang humanis. Guru tidak lagi arogan terhadap anak didiknya, agar siswa dapat lebih berkembang sesuai potensi dan talenta masing-masing.

Sebagai pendidik yang humanis, lanjutnya, dapat mengajar dengan tiga pendekatan yaitu: dialogis, reflektif dan ekspresif. Maka jika kita sudah mampu merubah mindset, maka kita akan mampu beretos kerja yang hebat.

Masuk ke pembicara ketiga, Mardi Panjaitan, S.Pd., M.Si mengatakan, profesi Guru adalah profesi mulia. 

“Bahkan kita tahu, Tuhan Yesus juga dipanggil sebagai Guru. Maka menjadi guru adalah sebuah panggilan,” ungkapnya penuh semangat. 

Mardi mengatakan, profesi Guru itu adalah sebuah amanah yang dititipkan, kepada orang-orang yang terpilih. 

“Sebab itu, amanah harus dijalankan dengan sebaik mungkin dan sungguh-sungguh. Anda adalah orang-orang yang terpilih untuk melayani, sebagaimana juga yang dilakukan Tuhan Yesus,” bebernya.

Menurutnya, guru diatas garis harus memiliki kebiasaan proaktif. Membiasakan punya kelebihan diatas yang lain. Tidak pasrah begitu saja, dan harus tetap bergerak, merespons situasi yang terjadi.

Dicontohkannya, dirinya sebagai guru SLB dari siswa yang berkebutuhan khusus, yang sering dipandang sebagai orang yang tidak berkualitas. Namun perlahan dan pasti, Mardi mampu mewujudkan para siswanya itu berkompetisi di tingkat Nasional, bahkan Internasional.

Sebab menurutnya, setiap siswa memiliki potensi dan bakat yang berbeda-beda. Jadi, Guru Diatas Garis itu, harus mampu membaca dan mengarahkan siswanya mengembangkan potensi yang dimiliki. 

Usai sesi paparan, para peserta diberi kesempatan bertanya. Ada dua orang peserta yang menanyakan soal fokus jadi guru jika sambil berjualan online, dan soal bagaimana turut mengedukasi para birokrat yang masih berpola Orde Baru. 

Sementara itu diketahui, Ikapel Unimed sudah berdiri sejak tahun 1998. Visinya adalah, Kegerakan alumni yang bermisi demi mewujudkan kerajaan Allah. Sedangkan Misinya adalah: Meningkatkan kualitas kerohanian alumni; Meningkatkan kompetensi alumni di bidangnya; Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat; Menjalin kerjasama dengan lembaga misi. 

Para pengurusnya saat ini adalah: 1. Hengki Gunawan Sianipar, S.Pd (Ketua); 2. Mei Yani Gea, S.S (Sekretaris); 3. Duma Rawaty Simamora, S.Pd (Bendahara); 4. Maria Betty Sinaga, S.S; 5. Ekes Kukeyer Lumbantobing, S.Pd; 6. Agung Sintong Siagian, S.Pd; 7. Maria Clara Situmorang, S.S; 8. Sahata Simanjuntak, S.Si; 9. Rita Rasi Uli Sihombing, S.S; 10. Juliana Panjaitan, M.Pd; 11. Ria Sipayung, S.Pd; 12. Sixson Roberto Simangunsong, S.Pd; dan 13. Desmaria Yuliana Simanjuntak, S.Pd. (DANS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama