Bom Bunuh Diri Terjadi di Depan Gereja Katedral Makassar, Polisi Pastikan Ada Korban Jiwa

MAKASSAR (wartamerdeka.info) - Insiden ledakan yang diduga bom terjadi di sekitar Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Ahad, sekitar Pukul 10.30 WITA.

Ledakan yang berada di sekitar Polsek Ujung Pandang dan Polrestabes Makassar serta Kantor Balaikota Makassar itu langsung membuat heboh dan aparat kepolisian langsung bergerak ke lokasi kejadian untuk mengamankan lokasi.

Kobaran api akibat ledakan masih menyala di sekitar lokasi, sampai pukul 11.30. Selain itu, tampak potongan tubuh manusia di sekitar lokasi kejadian.

Saat ledakan terjadi, sejumlah jemaat gereja tengah beribadah di lokasi. Selain potongan tubuh manusia, di lokasi kejadian saat ini tampak sejumlah korban luka dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit.

Aparat kepolisian yang terjun langsung ke lokasi kejadian ledakan di Jalan Kajaolalido, Makassar atau sekitar gerbang Gereja Katedral langsung melakukan pengamanan dan memastikan ada korban jiwa dalam insiden itu.

Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) Kombes Pol E Zulpan, di Makassar, Minggu, mengatakan ledakan yang terjadi sekitar pukul 10.28 WITA setelah situasi di sekitar gereja sudah tidak terlalu ramai.

"Anggota sudah lakukan pengamanan dan menutup beberapa akses jalan untuk memperlancar proses penyelidikan dan penyisiran lokasi ledakan," ujarnya.

Dia mengatakan, ledakan yang terjadi itu masih dalam penyelidikan, dan belum diketahui berapa yang menjadi korban meninggal dunia dan juga korban luka-luka.

Pihaknya, bersama yang lainnya sedang berbagi tugas, ada yang melakukan penyelidikan dan ada juga yang mengevakuasi korban luka-luka dengan membawanya ke rumah sakit terdekat.

"Semua masih fokus dulu pada pengamanan keselamatan warga. Ada juga yang bertugas menyisir lokasi dan lainnya. Untuk korban meninggal dan luka-luka itu masih dalam pendataan," ujarnya pula.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan menilai jelang pilpres 2024 eskalasi teror akan semakin tinggi.

Menurut Ken, radikalis juga marah karena saat ini sumber dana mereka dibekukan oleh PPATK sehingga pergerakan mereka sedikit terbatasi.

Tapi hal ini tidak menyurutkan langkah mereka untuk mencari dana, sekarang mereka aktif menyebarkan penggalangan bantuan lewat media sosial sepeeti whatsapp, facebook, instagram, twitter dll.

Biasanya lewat group group mereka langsung chat pribadi dan menawarkan proposal dan profil organisasi mereka.

Mereka juga berani pasang iklan jor joran di media sosial untuk penggalangan dana sosial untuk kepentingan kelompok mereka walaupun dengan dalih pembangunan dan sumbangan tempat ibadah di nasional dan negara di timur tengah, bahkan mereka siap jemput bola ke rempat para donatur.

Ken berharap msyarakat lebih baik langsung menyerahkan bantuan kepada yang berhak dan membutuhkan agar dapat meminimalisir bantuan kepada kelompok radikal, jangan sampai kita malah ikut membantu jaringan radikal menjadi besar. 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama