Tanggapan Soal Banyaknya Baliho Dukungan Terhadap Puan Maharani Di Sejumlah Daerah Sebagai Capres

Oleh: Saiful Huda Ems (SHE) 

- Advokat dan Pengamat Politik

Puan Maharani sebagai putri kesayangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri memang sangatlah wajar untuk dicalonkan oleh PDIP sebagai Calon Presiden 2024. Puan yang pernah menjadi Menteri dan sekarang menjadi Ketua DPR R.I, berarti bisa kita anggap memiliki pengalaman yang cukup dalam berpolitik, apalagi PDIP merupakan partai terbesar dan pemenang Pemilu 2014 dan 2019. 

Masalahnya tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini ke depan sangatlah berat. Hutang negara kita tinggi, pertumbuhan ekonomi kita masih jauh dari target mengingat adanya dampak dari pandemi Covid 19 yang mengguncang ekonomi negara-negara di dunia. Bersyukirlah Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Jokowi yang visinya bagus dan pekerja keras, hingga badai Covid 19 ini tidak menghancur leburkan perekonomian Indonesia. Perekonomian kita sampai sekarang masih bisa bertahan, disaat perekonomian di negara-negara maju lainnya terguncang bahkan banyak yang jatuh bangkrut.

Oleh karena itu, PDIP sebagai Partai Politik terbesar di negeri ini haruslah berpikir keras untuk menyuguhkan kader terbaiknya sebagai Calon Presiden R.I 2024. PDIP haruslah menemukan kadernya yang memiliki kecakapan memimpin atau leadership yang tangguh sekelas Pak Jokowi, jangan sampai PDIP menggunakan jurus aji mumpung karena partai besar lalu grasa grusu atau gegabah asal mengusung kadernya saja. Ini akan menjadi preseden buruk bagi masa depan PDIP sendiri. Ia akan menjadi partai gurem jika tidak hati-hati mengusung kadernya untuk menjadi Capres 2024.

Selain itu, PDIP harusnya juga bisa belajar dari keadaan Partai Demokrat Cikeas, yang dibully orang terus menerus dari subuh sampai isya' selama berbulan-bulan, gara-gara Partai Demokrat Cikeas tidak bisa melepaskan diri dari Dinasti SBY lawan politik bebuyutan Mbak Megawati, hingga pada akhirnya Partai Demokrat terbelah dua dan Pak Moeldoko yang gagah dan jenius itu muncul menjadi Ketua Umum Partai Demokrat yang jauh lebih kompeten dan berwibawa daripada AHY. Meski sayangnya hingga hari ini belum ada titik terang kejelasan mengenai dualisme kepengurusan Partai Demokrat ini, karena dalam pandangan hukum kedua belah pihak (Moeldoko dan AHY) masih sama-sama berhak untuk mengklaim keabsahan kepengurusannya, sebelum PN atau PTUN memberikan keputusan yang bersifat inkracht atau tetap.

Ada banyak kader di PDIP yang lebih qualified untuk menjadi Capres 2024, Puan Maharanipun sebenarnya juga qualified, masalahnya Puan ya itu tadi seperti yang sudah saya jelaskan, kecuali jika PDIP mau menanggung resiko terberatnya untuk ditinggalkan oleh para pendukung suaranya yang tidak menghendaki kader sekelas Puan jadi Presiden 2024. Saya pikir masih perlu waktu satu periode Pemilu lagi bagi PDIP untuk mematangkan Puan hingga Puan sangat tepat jika diusung menjadi Capres 2029 bukan Capres 2024. Lawan politik PDIP di Pemilu 2024 dari kelompok Islam Politik (radikalis) juga merupakan figur-figur politisi yang sangat kuat, minimal dari sisi konsolidasi antar tokoh masyakaratnya, bukan dari sisi kapasitas intelektual dan manajerial atau kepemimpinan dirinya. Jadi lebih baiknya PDIP mempertimbangkan kembali untuk membatalkan pencalonan Puan Maharani.

Kelompok Nasionalis ke depan harus solid jika tak ingin digerus kelompok radikalis, dan soliditas kelompok Nasionalis itu tak akan terwujud di PEMILU 2024 jika kelompok Nasionalis tidak berhati-hati menyuguhkan Capres yang akan diusungnya. Ia haruslah figur yang benar-benar memiliki kecakapan memimpin, berprestasi dan sangat dikenal dan digandrungi mayoritas rakyat. Kalau hanya pinter saja tapi gak dikenal gak akan menang, kalau hanya populer dan digandrungi mayoritas rakyat saja namun gak pinter, gak punya kecakapan memimpin, Indonesia ke depan juga akan jadi babak belur. Maka dari itu PDIP harus benar-benar menemukan sosok figur yang memiliki keseimbangan keduanya, kecakapan memimpin dan digandrungi rakyat. Ia bisa dicari dari kalangan internal PDIP sendiri, bisa juga dicari dan ditemukan dari luar partai. Kalau untuk kemajuan Indonesia tentunya tidak bermasalah bukan?...


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama