Peluang Purnawirawan TNI Untuk Capres RI 2024

Oleh: Saiful Huda Ems SHE)

- Lawyer dan Pemerhati Politik

Keberhasilan kelompok Taliban yang menguasai istana di Kabul Afghanistan, dikhawatirkan akan menginspirasi banyak kelompok Islam garis keras di berbagai negara untuk memperjuangkan kepentingan politiknya dengan cara-cara kekerasan seperti Taliban. Dan Indonesia negara berpenduduk mayoritas Islam terbanyak di dunia, yang menjadi salah satu negara tempat persembunyian dan simpatisan ISIS yang memiliki banyak kesamaan karakter seperti Taliban, adalah suatu hal yang patut untuk mendapatkan perhatian dan kewaspadaan dari pemerintah dan Rakyat Indonesia itu sendiri.


Rakyat Indonesia tentunya masih ingat dan menyadari betapa dalam beberapa tahun terakhir, kelompok Islam garis keras di negeri ini telah beberapa kali melakukan gerakan-gerakan yang mencemaskan banyak orang. Mulai dengan adanya teror demi teror bom, serta demonstrasi berjilid-jilid yang penuh nuansa kekerasan, bahkan intimidasi dan persekusipun kerap terjadi, khususnya disaat menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Demo-demo di beberapa daerah yang mengibarkan bendera ISIS pun dilakukan secara terang-terangan, yang bila itu dilakukan di negara lain para pelakunya akan ditangkap dan dipenjara. Jika semua itu tidak kita antisipasi, maka kelompok dan gerakan mereka lambat laun akan sangat membesar, dan tiba-tiba saja istana diduduki oleh kelompok mereka.


Menjawab kekhawatiran banyak pihak atas persoalan itu, saya mencoba untuk mengantisipasinya dengan memunculkan wacana pengusungan figur Capres RI 2024 dari kalangan Purnawirawan TNI yang didampingi oleh kalangan sipil. Kenapa kekhawatiran terhadap persoalan itu harus dijawab dengan wacana pengusungan figur Capres? Ya karena ujung dari gerakan kelompok Islam garis keras itu ya perebutan kekuasaan, dan selama kekuasaan masih berada di tangan Presiden Jokowi yang diback up POLRI dan TNI, maka perebutan kekuasaan dari kelompok Islam garis keras itu akan sulit terjadi. Namun setelah Jokowi di 2024 tidak bisa mencalonkan diri sebagai Presiden lagi, saat itulah ancaman gerakan Islam garis keras akan terus mengintai.


Lalu kenapa sebaiknya figur dari kalangan Purnawirawan TNI yang harus dipilih nanti? Ya karena figur dari kalangan Purnawirawan TNI lah yang tentunya relatif sudah terlatih dan lebih peka terhadap berbagai ancaman terhadap NKRI. Jadi sekali lagi dari kalangan Purnawirawan TNI, dan tentunya ia haruslah figur yang sudah matang dan berpengalaman menduduki posisi tertinggi di jabatan TNI, atau dengan kata lain ia haruslah pernah jadi Panglima TNI dan memiliki pengalaman menduduki posisi di pemerintahan, serta lebih bagusnya lagi ia memiliki prestasi di dunia akademik. Figur mantan Mayor misalnya, belumlah pantas untuk menjadi Capres, tetapi haruslah ia seorang Jenderal purnawirawan.


Memperhatikan berbagai syarat yang sangat ketat untuk menduduki posisi terpenting di pemerintahan RI ke depan itu, untuk saat ini saya melihat sosok figur yang seperti itu ada pada diri Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko. Beliau selain pernah menjadi Panglima TNI, beliau saat ini juga menduduki sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI, serta merupakan sosok yang sukses meraih gelar doktor di dunia akademisinya. Selain itu Dr. Moeldoko juga mempunyai track record ketegasan moral yang sangat baik, beliau satu-satunya pejabat yang selalu berani dan terdepan dalam menyikapi berbagai aksi teror dan ancaman demi ancaman dari berbagai kelompok Islam garis keras yang membahayakan Rakyat dan Pemerintah Indonesia. Jika anda masih ragu, silahkan saja searching google, tentang bagaimana kiprah Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko selama ini. Tegas tanpa tedeng aling-aling !.


Namun meskipun demikian Dr. Moeldoko juga terlihat tidak ambisius untuk menjadi Capres RI 2024. Di saat politisi-politisi lain menebarkan ribuan baliho dan spanduknya di berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia, Dr. Moeldoko tetap tenang-tenang saja, tidak ikut-ikutan menyebar banyak baliho untuk curi start Capres RI 2024, namun Dr. Moeldoko malah fokus membantu kinerja Pemerintahan Jokowi menangani Pandemi Covid 19. Dan sayangnya kerja tulus dan fokus Dr. Moeldoko ini malah disikapi secara negatif oleh kelompok nyinyir yang berkiblat ke Cikeas. Ya, begitulah Harimau Istana itu bekerja dengan tenang dan tak terlihat oleh banyak orang, namun sekali menerkam, para perongrong Pemerintahan Jokowi babak belur hingga Sang Nyonya Nyinyir keluar, menjadi penyambung lidah Sang Suami dan mertuanya yang baperan..

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama