Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Bangkai "The Seagull" Sebagai Spot Penyelaman (2)

Inilah kapal mewah Van der Wijck yang tenggelam di Lamongan

Oleh: W. Masykar

Meski baru sebatas rencana, publik pesisir berharap pemkab Lamongan melalui dinas Pariwisata yang punya obsesi besar untuk menjadikan kawasan tenggelamnya Kapal Van Der Wijck sebagai objek wisata, bukan sekadar impian, setidaknya ada tindak lanjut. Sehingga kegiatan penelitian atau survey yang telah dilakukan bukan sekadar menjadi pelengkap cerita cerita yang sudah ada. 

Lantas bagaimana dengan hasil survei arkeologi bawah air  oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur yang menyebut telah ditemukan kapal karam di titik yang diduga merupakan lokasi tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. 

Kabar tersebut, tampaknya mendorong Bupati Lamongan Yuhronur Efendi  cepat menindaklanjuti, berkoordinasi dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid saat kegiatan Sarasehan Jalur Rempah Titik Simpul Jawa Timur di Mojokerto, 

Pak Yes meminta support dari Kemendikbud agar temuan ini dapat ditindaklanjuti untuk bisa dijadikan aset nasional.

"Kami mohon support dan dukungan dari Pak Hilmar Farid untuk dikordinasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, agar temuan ini dapat ditindaklanjuti. Dan jika terbukti bahwa kapal karam tersebut adalah Van Der Wijck, saya berharap ini dapat dijadikan aset nasional," kata bupati Lamongan.

Pemkab Lamongan tidak menampik jika  upaya besar ini tidak mandeg sampai pada titik akhir penemuan. Serangkaian upaya akan terus dilakukan, termasuk diantaranya dari banyak opsi yang akan menjadi PR dinas Pariwisata, ada kemungkinan pengangkatan bangkai kapal ke daratan,  atau pengambilan sebagian barang cargo yang sangat mungkin untuk diangkat ke daratan. Apalagi bangkai kapal yang diduga tenggelam di kedalaman lebih dari 45 meter bukanlah pekerjaan mudah. 

Kepala dinas Pariwisata pemkab Lamongan, Siti Rubica melalui kabag komunikasi pimpinan, Arif Bachtiar menyebut, opsi yang paling memungkinkan, posisi bangkai kapal masih didasar laut. 

Bangkai kapal yang konon "pesaing" kapal penumpang mewah milik Inggris, Royal Mail Ship (RMS) Titanic yang tenggelam setelah menabrak gunung es yang kemudian melayang di wilayah Grand Banks, Newfoundland, Kanada, atau Samudera Atlantic pada 10 April 1912 itu, diupayakan diangkat hanya barang barang yang merepresentasikan kapal, baik barang kargo, maupun benda kapal seperti baling-baling dan tangga. 

Menurut Arif, jika bagian bagian yang sangat mungkin bisa diangkat tersebut sudah berada di daratan akan dibangun

Diorama, suatu sajian pemandangan dalam ukuran kecil dengan dilengkapi patung dan dipadukan dengan latar yang berwarna alami.

Benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu adegan seperti aslinya. Kemungkinan membuat museum dengan dilengkapi Diorama agar pengunjung lebih mudah menikmati sekaligus memahami saat peristiwa tenggelamnya kapal akan menjadi opsi yang paling mungkin dipilih. 

"Sedangkan, sisa bangkai yang mungkin tidak mampu diangkat ke daratan bisa saja di jadikan spot Penyelaman sebagai destinasi wisata Bawah laut sekaligus wisata sejarah," ungkap mantan Kabag Humas itu. 

Dalam Report on Commerce, Industry and Agricultue in the Netherlands East Indies (1922:170) disebutkan kapal Van derr Wijck dibuat dan diluncurkan sejak tahun 1921 oleh Maatschappij Fijenoord N.V di galangan kapal di Fyenoord, Rotterdam. Pada saat yang hampir bersamaan juga diluncurkan kapal kargo Sawah Loentoe, Siaoe dan Bengkoelen. Semuanya model kapal uap.

Kapal Van der Wijck memiliki panjang 97,5 meter, lebar 13,4 meter dan tinggi 8,5 meter. Bobot kotor sebesar 2.633 ton, berat bersih 1.512 ton dan daya angkut 1.801 ton. Kapal itu memiliki daya tampung untuk Kelas I sebanyak 60 orang, Kelas II sebanyak 34 orang dan di geladaknya mampu menampung sebanyak 999 orang.  Kapal itu memiliki julukan lain, yaitu De Meeuw atau The Seagull. (Bersambung)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama