Kuliah Umum Kolaborasi Asosiasi Profesi LSP Ataknas dengan Universitas Tanjungpura, Sekaligus Penandatanganan MOU

Foto: Penandatanganan MOU antara Rektor Universitas Tanjungpura, Prof. Dr. Garuda Wiko, SH, M.Si dengan Ketua Umum BPN Ataknas, Nurtanio Sahputra Takdir, SA.K,ST, disaksikan Dekan FT Untan Dr. rar.net. Ir, RM, Rustamaji, MT, IPU, Pengurus LPJK, Prof. Dr. Manlian RA Simanjuntak, ST, MT, D.Min, Ketua BPP Ataknas Kalbar, Oktavia, SE, MH, Wakil Direktur LSP Ataknas, Ir. Sarjono Puro, MT dan Asesor LPJK/ BNSP, Dr (Cand). Drs. Ir. Edison H Manurung, ST, MT, MH, MMdi gedung Rektorat Untan Lt. 3, Pontianak (17/06/2022).

PONTIANAK, wartamerdeka.info

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (FT Untan) menjalin kerjasama dengan Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Nasional (Ataknas) yang sekaligus menggelar Kuliah Umum dan Penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU), di Kampus Untan, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Jum’at (17/06/2022).   

Dalam sambutannya sebagai Opening Speech, Rektor Universitas Tanjung pura, Prof. Dr. Garuda Wiko, SH, M.Si mengatakan,  kerjasama Untan dengan Ataknas merupakan bagian dari upaya pengejawantahan UU Pendidikan Tinggi, Visi, Misi, Universitas, dan UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.

Rektor Untan menilai program kerjasama ini menjadi peluang bagi FT.Untan yang setiap tahunnya rutin mengikuti sertifikasi profesi, baik bagi Mahasiswa, Dosen, Alumni dan atau Periset.

Selain itu, kerjasama ini juga menjadi tujuan awal dibentuknya PSPPI. Sudah saatnya juga, FT.Untan melaksanakan proses asesmen melalui TUK yang bekerjasama dengan Asosiasi terakreditasi dan LSP berlisensi yaitu Ataknas,” pesannya.

Sebagai Keynote Speaker, Dekan FT Untan, Dr. rar.net. Ir, RM, Rustamaji, MT, IPU menuturkan, program ini juga sejalan dengan revolusi industri 4.0 dan sejalan dengan program kampus merdeka yang diusung seluruh jurusan yang bernaung di FT Untan.

“Kami berharap, program ini dapat menaikkan kualitas FT.Untan. Akreditasi kampus tak hanya terhenti di tingkat Nasional, tapi juga Internasional. Selain itu, peluang alumnus FT.Untan untuk mendapatkan pekerjaan pada perusahaan asing tak terkendala. Program kerjasama dengan Ataknas ini sejalan dengan visi FT.Untan, yakni menghasilkan sarjana yang bermoral dan kompetitif dan kompeten.  Dan kompetitif yang dimaksud tak hanya di tingkat Lokal dan Nasional, tapi juga Internasional,” tutur Rustamaji.

Foto: Foto bersama saat setelah selesai penandatanganan MOU/ PKS antara Untan dan Ataknas dan kuliah umum dengan Rektor, Dekan, para narasumber, dan para audiens di gedung rektorat Untan lt.3 Pontianak

Adapun Narasumber I, Ir. Sarjono Puro MT, dengan judul materi Kompetensi Lulusan Perguruan Tinggi Menghadapi Era Society 5.0 memaparkan tentang integrasi pembangunan infrastruktur PUPR. Selain itu, jumlah angkatan kerja di sektor jasa konstruksi, situasi SDM ke-Insinyuran, perbandingan jumlah sarjana teknik, tantangan global dan dalam negeri, skema yang dimiliki oleh LSP Ataknas, kompetensi yang tentu sebagai bagian dari asosiasi terakreditasi Ataknas.

Sementara itu, Dr (Cand). Drs. Ir. Edison H. Manurung, ST, MT, MM, MH, sebagai Narasumber II memaparkan materinya dengan judul Kesiapan Mahasiswa Teknik Sipil Menyongsong Dunia Kerja di Era Digital.

Edison Manurung memaparkan 10 pertanyaan tentang kesiapan mahasiswa teknik sipil dalam menyongsong dunia kerja era digital yaitu: Apa yang diperlukan sebelum memasuki dunia kerja?; Apakah software yang familiar di dunia kerja sudah dimiliki alumni?; Apakah mahasiswa yang masih kuliah boleh bekerja paruh waktu?; Mahasiswa haruskah siap akan attitude, skill dan knowledge?; Apa semua lulusan teknik sipil bisa langsung mendapat pekerjaan?; Bagaimana awal karier sebagai lulusan teknik sipil?; Fungsi asosiasi yang harus diketahui lulusan teknik sipil?: Apa benar lulusan teknik sipil sulit mendapat pekerjaan?; Berapa gaji pertama kali sebagai lulusan teknik sipil?;  dan Seberapa penting lulusan teknik sipil dalam Era Digital?.

Menurut Edison, terkait kesepuluh pertanyaan ini, bila tidak dipersiapkan sejak dini, maka lulusan teknik sipil akan mengalami kendala dalam menyongsong dunia kerja di Era Digital.

“Kesepuluh pertanyaan itu, bila tidak dipersiapkan sejak dini, maka lulusan teknik sipil akan mengalami kendala dalam menyongsong dunia kerja di Era Digital. Namun, saya kira lulusan FT Untan telah mempersiapkan ini, sehingga dalam menyongsong dunia kerja tidak akan mengalami kendala,” ujarnya.

Sedangkan Narasumber III, Prof. Dr. Manlian RA Simanjuntak, ST, MT, D.Min, memulai presentasinya dengan menyebutkan bahwa tantangan bukan hambatan, karena tantangan adalah peluang. Sedangkan Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung program Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung upaya tersebut, kata Prof. Dr. Manlian, masih banyak hal yang harus dibenahi, termasuk diantaranya proses bisnis industri konstruksi, yang perlu diubah untuk meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya produksi, memperbaiki proses produksi, dan meningkatkan mutu hasil produksi.

Hal-hal tersebut mendapat respons positif dari Perguruan Tinggi sebagai Centre of Excellent para tenaga ahli bidang konstruksi, agar dihasilkan solusi kekinian yang terkait dengan isu strategis bidang konstruksi. Seperti sustainable construction, value engineering, Building Information Modelling (BIM), serta tentunya hadirnya industri 4.0,” bebernya.

Dikatakan Prof. Dr. Manlian, Kuliah Umum kolaborasi asosiasi profesi, LSP dan Perguruan Tinggi dalam mengoptimalkan layanan jasa serta usaha konstruksi Indonesia, yang dijalin melalui Asosiasi Profesi provinsi Kalimantan Barat, menjadi wadah dalam pengejawantahan antara akademisi dan profesi.

“Bahwa untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi, profesionalitas, dan produktivitas tenaga ahli secara berkesinambungan, seiring dengan perkembangan waktu dan teknologi yang semakin berkembang, serta dalam rangka pemenuhan nilai kredit sebagai persyaratan perpanjangan Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK), tenaga ahli konstruksi, perlu melakukan atau mengikuti kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Dalam hal inilah Ataknas sebagai mitra Pemerintah yang bekerjasama dengan Untan akan menjadi fasilitator dalam mewujudkannya,” pungkasnya.

Acara Kuliah Umum ini digelar  secara off line, di kampus Untan. Kuliah umum dimoderatori Oktavia, SE, MH selaku Ketua BPP Ataknas, dan Dr. Lusiana, ST, MT, selaku dosen Teknik Sipil Universitas Tanjungpura.

Di awal acara, seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan Opening Spech dan Keynote Speaker. Kemudian dilanjutkan lagi dengan acara penandatanganan MOU oleh Rektor Untan dengan Ketua Umum BPN Ataknas, dan penandantanganan PKS antara Dekan FT Untan dengan Ketua BPP Ataknas Kalbar.

Kemudian berlanjut ke Kuliah Umum, dan setelah kuliah umum acara tanya jawab. Para audiens terdiri dari para mahasiswa Untan, para undangan seperti masyarakat jasa konstruksi, dari Universitas lainnya dan dari Dinas PUPR Kalbar. DANS/ EHM

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama