JAKARTA— Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara ambles, Jalan utama ke Pelabuhan Priok ini ambles pada Kamis (16/9) pukul 04.00 WIB. Padahal, Jalan RE Martadinata ini baru dibeton setahun lalu. Tentu saja peristiwa ini bikin heboh. Ratusan masyarakat hingga Jumat siang, 17 September 2010 masih yang penasaran ingin melihat ambles jalan tersebut.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri mengatakan sudah menerima laporan dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengenai amblesnya Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara itu.
Penjelasan Menteri PU mengenai penyebab amblesnya jalan tersebut, kata Presiden, bisa diterima. Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan arahan dalam kunjungannya ke Pos AJU Polda Jawa Barat, Cikampek, Jumat (17/9/2010).
"Saya mendapat laporan amblesnya Jalan RE Martadinata yang bisa dijelaskan penyebabnya. Oleh karena itu, saya mendukung penjelasan Menteri PU dan meminta agar dicek semuanya," kata Presiden.
Setelah diketahui penyebabnya, ia berharap perbaikan segera dilakukan. Demikian juga halnya dengan persiapan jalan yang selalu dilalui pada musim arus mudik. "Tidak usah menunggu menjelang Lebaran. Itu menunjukkan, saya ingin segala sesuatunya segera ditangani," ujar Presiden.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo Kamis pagi ini meninjau lokasi amblesnya badan Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara. Fauzi Bowo datang sekitar pukul 09.00 didampingi Wakil Kepala Polres Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Rahmadi dan Kepala Polsek Tanjung Priok Komisaris NS Sukasno.
Selama setengah jam pemantauan, Fauzi Bowo menerima laporan dari Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum Jawali Marbun. Fauzi Bowo mengatakan, amblesnya jalan sepanjang 103 meter tersebut akan sangat berpengaruh bagi perekonomian, khususnya bagi warga Jakarta.
Oleh karena itu, pihaknya akan berusaha agar arus kendaraan dari Tanjung Priok-Kota-Tangerang tetap lancar melalui jalur alternatif. "(Alternatif) pertama lewat tol atau lewat Jalan Sunter. Memang (jalur) ini urat nadi Jakarta jadi tidak boleh berhenti," kata Fauzi Bowo kepada wartawan, Jumat (17/9/2010).
Gubernur mengatakan, penyebab amblesnya jalan tersebut merupakan kombinasi dari beberapa masalah. Selain air pasang dari laut, semburan pompa penyedot air di sekitar lokasi juga menyebabkan tergerusnya tanah di bawah jalan. Saat ini petugas dari Puslitbang DPU masih meneliti kondisi tanah dan kekuatan konstruksi jalan di lokasi kejadian
Dia meminta seluruh aparat terkait menelusuri dan menginvestigasi ambrolnya jalan sepanjang 103 meter dan kedalaman 7 meter.
"Saya minta (ambrol) Jalan RE Martadinata ditelusuri dan melakukan investigasi. Saya perintahkan seluruh aparat yang ada langsung turun ke jalan," kata Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo.
Amblesnya sebagian badan Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara itu memang menimbulkan pertanyaan banyak pihak. Apakah amblesnya jalan beton yang baru selesai dibangun beberapa bulan lalu itu terjadi karena kesalahan desain atau faktor alam?
Pengajar Teknik Sipil Universitas Trisakti, Fransiskus Trisbiantara mengatakan, runtuhnya badan Jalan RE Martadinata disebabkan oleh gerusan air kali pada tanah yang menopang badan jalan yang terbuat dari beton. Dampaknya, daya dukung tanah penopang jalan turun dan badan jalan mudah ambrol.
Di sisi lain, banyak truk berbeban berat yang melintas di atasnya sehingga memberikan tekanan berlebihan dari atas. Konstruksi badan jalan beton juga lebih berat dibandingkan konstruksi jalan aspal yang ada puluhan tahun sebelumnya.
Struktur di bawah badan jalan yang lemah dan tekanan dari atas yang berlebihan menjadi penyebab ambrolnya badan jalan.
Masalahnya, kata Trisbiantara, adalah jalan beton di atas kali itu tidak berupa jembatan dan tidak berdiri di atas tiang pancang tetapi langsung di atas tanah. Selain itu, tidak ada tanggul penahan abrasi sungai yang cukup memadai di bawah jembatan. "Padahal, tanda-tanda abrasi sudah terlihat sebelumnya," katanya.
Perlu diteliti apakah desain struktur beton di bawah badan jalan sudah sesuai dengan beban dan daya dukung tanahnya. "Semua ahli teknik sipil seharusnya mengerti bahaya dari abrasi sungai dan mengantisipasinya dengan fondasi jalan yang kuat," kata alumnus jurusan teknik sipil dari Delft University of Technology, Belanda, itu.
Dari Polda Metro Jaya diperoleh keterangan, sejauh ini belum ada indikasi unsur pidana dalam amblesnya ruas Jl RE Martadinata, Jakarta Utara. Untuk sementa polisi berkesimpulan penyebab kejadian adalah faktor alam.
Demikian jawab Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar ditanya kemungkinan adanya unsur pidana dalam kasus yang terjadi Kamis (16/9/2010) dini hari. "Terlalu prematur, ini kan masalah alam," kata Boy di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Jumat, 17 September 2010.
Menurutnya, polisi masih harus mendalami kejadian tersebut. Perlu ada keterangan tambahan dari saksi ahli untuk mengetahui struktur dan konstruksi dan penyebab amblesnya ruas jalan sepanjang 103 meter itu ke dalam Kali Jabat, Jakarta Utara.
"Kalau masalah sebab-sebabnya, kita harus mengumpulkan saksi ahli dulu," katanya.
Lebih jauh Boy menyatakan, jika kasus tersebut masih dalam penyelidikan aparat Polres Jakarta Utara. "Masih dalam penyelidikan, belum bisa dipastikan penyebabnya," tutupnya.
Dihubungi secara terpisah sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jakut Kompol Susatyo Purnomo Condro, Kamis (16/9) malam, juga menyatakan belum bisa menentukan adanya unsur pidana. Termasuk kepastian adanya korban jiwa.
"Pidananya juga masih dicari, karena korban juga tidak ada," kata Susatyo.
Sejauh ini polisi telah memeriksa 4 orang saksi, Mereka terdiri dari 1 owarga, 2 orang pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan 1 orang dari kontraktor PT Intan Prima sebagai pelaksana pengerjaan proyek jalan bersangkutan.(ar/dari berbagai sumber)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri mengatakan sudah menerima laporan dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengenai amblesnya Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara itu.
Penjelasan Menteri PU mengenai penyebab amblesnya jalan tersebut, kata Presiden, bisa diterima. Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan arahan dalam kunjungannya ke Pos AJU Polda Jawa Barat, Cikampek, Jumat (17/9/2010).
"Saya mendapat laporan amblesnya Jalan RE Martadinata yang bisa dijelaskan penyebabnya. Oleh karena itu, saya mendukung penjelasan Menteri PU dan meminta agar dicek semuanya," kata Presiden.
Setelah diketahui penyebabnya, ia berharap perbaikan segera dilakukan. Demikian juga halnya dengan persiapan jalan yang selalu dilalui pada musim arus mudik. "Tidak usah menunggu menjelang Lebaran. Itu menunjukkan, saya ingin segala sesuatunya segera ditangani," ujar Presiden.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo Kamis pagi ini meninjau lokasi amblesnya badan Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara. Fauzi Bowo datang sekitar pukul 09.00 didampingi Wakil Kepala Polres Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Rahmadi dan Kepala Polsek Tanjung Priok Komisaris NS Sukasno.
Selama setengah jam pemantauan, Fauzi Bowo menerima laporan dari Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Departemen Pekerjaan Umum Jawali Marbun. Fauzi Bowo mengatakan, amblesnya jalan sepanjang 103 meter tersebut akan sangat berpengaruh bagi perekonomian, khususnya bagi warga Jakarta.
Oleh karena itu, pihaknya akan berusaha agar arus kendaraan dari Tanjung Priok-Kota-Tangerang tetap lancar melalui jalur alternatif. "(Alternatif) pertama lewat tol atau lewat Jalan Sunter. Memang (jalur) ini urat nadi Jakarta jadi tidak boleh berhenti," kata Fauzi Bowo kepada wartawan, Jumat (17/9/2010).
Gubernur mengatakan, penyebab amblesnya jalan tersebut merupakan kombinasi dari beberapa masalah. Selain air pasang dari laut, semburan pompa penyedot air di sekitar lokasi juga menyebabkan tergerusnya tanah di bawah jalan. Saat ini petugas dari Puslitbang DPU masih meneliti kondisi tanah dan kekuatan konstruksi jalan di lokasi kejadian
Dia meminta seluruh aparat terkait menelusuri dan menginvestigasi ambrolnya jalan sepanjang 103 meter dan kedalaman 7 meter.
"Saya minta (ambrol) Jalan RE Martadinata ditelusuri dan melakukan investigasi. Saya perintahkan seluruh aparat yang ada langsung turun ke jalan," kata Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo.
Amblesnya sebagian badan Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara itu memang menimbulkan pertanyaan banyak pihak. Apakah amblesnya jalan beton yang baru selesai dibangun beberapa bulan lalu itu terjadi karena kesalahan desain atau faktor alam?
Pengajar Teknik Sipil Universitas Trisakti, Fransiskus Trisbiantara mengatakan, runtuhnya badan Jalan RE Martadinata disebabkan oleh gerusan air kali pada tanah yang menopang badan jalan yang terbuat dari beton. Dampaknya, daya dukung tanah penopang jalan turun dan badan jalan mudah ambrol.
Di sisi lain, banyak truk berbeban berat yang melintas di atasnya sehingga memberikan tekanan berlebihan dari atas. Konstruksi badan jalan beton juga lebih berat dibandingkan konstruksi jalan aspal yang ada puluhan tahun sebelumnya.
Struktur di bawah badan jalan yang lemah dan tekanan dari atas yang berlebihan menjadi penyebab ambrolnya badan jalan.
Masalahnya, kata Trisbiantara, adalah jalan beton di atas kali itu tidak berupa jembatan dan tidak berdiri di atas tiang pancang tetapi langsung di atas tanah. Selain itu, tidak ada tanggul penahan abrasi sungai yang cukup memadai di bawah jembatan. "Padahal, tanda-tanda abrasi sudah terlihat sebelumnya," katanya.
Perlu diteliti apakah desain struktur beton di bawah badan jalan sudah sesuai dengan beban dan daya dukung tanahnya. "Semua ahli teknik sipil seharusnya mengerti bahaya dari abrasi sungai dan mengantisipasinya dengan fondasi jalan yang kuat," kata alumnus jurusan teknik sipil dari Delft University of Technology, Belanda, itu.
Dari Polda Metro Jaya diperoleh keterangan, sejauh ini belum ada indikasi unsur pidana dalam amblesnya ruas Jl RE Martadinata, Jakarta Utara. Untuk sementa polisi berkesimpulan penyebab kejadian adalah faktor alam.
Demikian jawab Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar ditanya kemungkinan adanya unsur pidana dalam kasus yang terjadi Kamis (16/9/2010) dini hari. "Terlalu prematur, ini kan masalah alam," kata Boy di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Jumat, 17 September 2010.
Menurutnya, polisi masih harus mendalami kejadian tersebut. Perlu ada keterangan tambahan dari saksi ahli untuk mengetahui struktur dan konstruksi dan penyebab amblesnya ruas jalan sepanjang 103 meter itu ke dalam Kali Jabat, Jakarta Utara.
"Kalau masalah sebab-sebabnya, kita harus mengumpulkan saksi ahli dulu," katanya.
Lebih jauh Boy menyatakan, jika kasus tersebut masih dalam penyelidikan aparat Polres Jakarta Utara. "Masih dalam penyelidikan, belum bisa dipastikan penyebabnya," tutupnya.
Dihubungi secara terpisah sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jakut Kompol Susatyo Purnomo Condro, Kamis (16/9) malam, juga menyatakan belum bisa menentukan adanya unsur pidana. Termasuk kepastian adanya korban jiwa.
"Pidananya juga masih dicari, karena korban juga tidak ada," kata Susatyo.
Sejauh ini polisi telah memeriksa 4 orang saksi, Mereka terdiri dari 1 owarga, 2 orang pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan 1 orang dari kontraktor PT Intan Prima sebagai pelaksana pengerjaan proyek jalan bersangkutan.(ar/dari berbagai sumber)