Tim Verifikasi BP3 Lakukan Indentifikasi Situs Bonang

REMBANG (wartamerdeka.com) - Petugas Balai Arkeologi dan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa tengah (Jateng) bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Rembang,   kemarin, melakukan identifikasi dan verifikasi terhadap situs  temuan batu bawah tanah yang berada di kawasan lokasi Pasujudan Sunan Bonang, di Desa Bonang, Kecamatan Lasem.

Petugas dari BP3 melkukan Proses verifikasi  selama beberapa jam tersebut masih sebatas pengukuran dan mendata benda-benda fisik bangunan.”untuk sementara ini kami hanya sebatas melakukan tahapan awal yakni dengan melihat fisik banguanan, sebab untuk menentukan kejelasan lebih lanjut terkait temuan ini  perlu waktu juga perulu dibuka dengan cara ekskavasi untuk menguak secara lengkap struktur bangunan benda cagar budaya,” ungkap, Tim Arkeologi BP3 Jateng Bagus Ujianto, yang melakukan verifikasi Situs Bonang di Lasem, kemarin.

Masih, kata Bagus,  pihaknya belum bisa menentukan jenis bangunan benda cagar budaya itu, meski Masyarakat Sejarawan Indonesia Kabupaten Rembang menduga sebagai bangunan makam kuno di era transisi Hindu-Buddha ke Islam.


“Kami tidak mau menduga-duga, sehingga kami belum bisa menentukan ini bangunan apa, namun yang jelas bahwa bangunan itu berstruktur benda cagar budaya,”Terangnya

Bagus juga mengaku, belum bisa memperkirakan umur dari objek yang berada pada sekitar 800 meter di sebelah selatan kompleks Pasujudan Sunan Bonang atau sekitar 500 meter dari kompleks Makam Sunan Bonang di Desa Bonang, Kecamatan Lasem itu, karena untuk menentukannya diperlukan kajian mendalam.”Kami juga belum bisa menyatakan bahwa bangunan ini merupakan sebuah kolam di zaman dahulu, meski pada lahan galian ditemukan sumber air yang cukup besar,”

Bagus menjelaskan  untuk bisa menentukan jenis bangunan tersebut, pihaknya perlu melakukan ekskavasi pada lahan di luar atau sekitar situs tersebut, sehingga bisa diketahui batas-batas objek.

Mengenai jenis batu bata merah yang tampak dari objek tersebut, Bagus mengemukakan bahwa batu bata tersebut identik dengan yang ada di Situs Trowulan dan Candi Tikus, Mojokerto, Jawa Timur sereta situs di Kayen Kabupaten Pati.”Setelah mengunjungi Situs ini dan melakukan identifikasi awal, kami akan segera menyamapaikan laporan untuk bahan kebijakan selanjutnya dan diteruskan ke Balai Arkeologi Yogyakarta, serta untuk sementara aktivitas terkait situs tersebut, silakan menunggu petunjuk dari BP3,”jelasnya.

Ia meminta masyarakat dan Forum Komunitas Sejarah Lasem untuk menjaga keberadaan situs tersebut sampai ada aktivitas lanjutan dari BP3 Jateng maupun Balai Arkeologi Yogyakarta.

"Warga bersama Forum Komunitas Sejarah Lasem agar menjaga situs ini dan untuk aktivitas selanjutnya menyangkut situs ini, serahkan saja ke pengemban tugas dan fungsinya (BP3 Jateng atau Balai Yogyakarta),” pungkasnya .

Sebelumnya  situs Bonang yang ditemukan oleh seorang penggali sumur Sumarsono (45 tahun)  warga Desa Bonang yang akan menggali sumur untuk mengairi tanaman pepaya yang terancam mati kekeringan. Kebetulan sudah beberapa tahun terakhir, dirinya menjadi penggarap di lahan milik H. Junaedi. Saat penggalian hari ke lima sekira kedalaman satu meter, tiba tiba cangkulnya membentur batu bata. Sumarsono mengetahui ada tumpukan batu bata tersusun rapi kemudian yang bersangkutan meminta bantuan tetangganya untuk melanjutkan penggalian, karena merasa penasaran.

Situs itu sendiri berbentuk batu bata yang tersusun rapi dan membentuk kolam dengan ukuran lebar 3 meter dan kedalaman sekitar 2,5  meter. Di sekitar loksi juga terdapat pula tulang belulang dan kendi yang sudah tidak utuh lagi. (hasan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama