Bekas Pabrik Sitrun Engsun Tasikmalaya, Kini Jadi Ajang Favorit Selfi Dan Prawedding

Bekas Pabrik Sitrun Engsun Tasikmalaya, Kini Jadi Ajang Favorit Selfi Dan Prawedding


TASIKMALAYA (wartamerdeka.info) - Bekas pabrik sitrun engsun yang terletak di Jalan Taman Harapan Kota Tasikmalaya, kini banyak dimanfaatkan warga untuk selfie juga foto prawedding.

Padahal pabrik itu sudah lama tidak beroperasi dan kondisinya pun kini sudah tidak terawat lagi.Bahkan terlihat bekas bangunan itu dipenuhi dengan coretan vandalisme. Juga nampak sejumlah rumput liar yang tumbuh subur.
“Namun dengan kondisi seperti itu, justru sangat menarik untuk dimanfaatkan sebagai ajang selfie. Bahkan sering juga dipakai untuk foto prawedding,”ujar Agus salah satu warga setempat, Senin (5/3/2018).
Agus mengatakan, di areal pabrik itu, kalau hari minggu dipadati oleh sekitar 200 orang. Bahkan bukan hanya sekedar selfie dan praweddng saja, melainkan juga dimanfaatkan untuk makan rame-rame keluarga.
“Kalau pengunjung yang datang itu, hampir rata-rata anak ABG, tapi juga banyak dari kalangan ibu rumah tangga juga yang lainnya. Bahkan dulu pernah tempat ini digunakan untuk shooting uka-uka dari televisi swasta nasional,”bebernya.
Kata Agus, mereka yang datang itu tidak dipungut biaya, terkecuali kalau untuk sekedar parkir saja dan itu pun tidak memaksanya. Karena secara kebetulan dirinya di area depan pintu masuk itu, ikut berjualan warung kopi selama ini.
“Luas pabrik itu sekitar 5 hektar dengan kondisi sudah tidak terawat. Di dalamnya ada sejumlah bekas bangunan. Termasuk bangunan lantai dua, lorong, puing bekas bangunan dan lahan kosong yang sudah di penuhi oleh tumbuhan liar,”tuturnya.
Agus menuturkan, pabrik itu milik keluarga Engsun Cap Obeng. Dulunya pabrik itu tempat memproduksi sitrun untuk bahan minuman juga pakaian dan dibangunnya pada 1975. Namun pada 1978 pabrik itu di tutup, karena ada demo dari warga.
Pada waktu itu warga merasa keberatan karena limbah pabrik tersebut bocor ke berbagai sungai dan menimbulkan bau. Sehingga menyulut sejumlah masyarakat protes.  Akhirnya  pabrik itu ditutup pada 1978.

“Tapi kemarin mendengar areal pabrik itu, sudah ada yang serius menawar investor dari Jakarta. Entah tempat ini mau dijadikan mall atau hotel.Namun sampai sekarang ini belum ada kabarnya lagi,”pungkasnya.(Ariska)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama