Ternak babi pun jadi korban teror. |
LUWU UTARA (wartamerdeka.info) - Seperti biasa, setiap menjelang pesta demokrasi, entah itu pilkada gubernur atau bupati bahkan Pilkades di daerah, selalu diwarnai riak-riak sebagai bagian dari dinamika politik.
Hanya saja, dikuatirkan jika dinamika itu bermuara pada tindak kriminal yang mengancam situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Kondisi ini dialami warga masyarakat dusun Saluampak dan dusun To' Katimbang, Desa Mari-Mari, di Kecamatan Sabbang, Luwu Utara.
Warga masyarakat di dua dusun, Saluampak dan To' Katimbang, mengeluhkan kondisi Kamtibmas di desa mereka yakni Desa Mari-Mari. Pasalnya, warga setempat kerap mendapat teror dari sekelompok warga dari Desa Pongko Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu.
Teror itu dilakukan setiap saat terutama pada sore hingga malam hari. Kondisi mencekam ini masih berlangsung hingga sekarang.
Kelompok warga yang menyerang dua dusun di Desa Mari-Mari ini menggunakan senjata tajam dan senjata rakitan berupa Papporo. Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan membacok hewan piaraan berupa ternak warga yang ada di kandang.
Rentetan tindak kriminal terus terjadi. Sebelumnya, pernah terjadi pemukulan terhadap warga To' Katimbang di Pasar Mari-Mari. Pelakunya diduga dari kelompok yang sama.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke Polsek setempat, namun aparat kepolisian kemudian melepas pelaku, Tandi, tanpa alasan jelas. Sampai sekarang, Tandi menghirup udara bebas tanpa tindakan hukum.
Warga setempat yang ditemui mengeluh dan meminta pihak kepolisian agar bertindak profesional dan tidak setengah-setengah dalam memproses tindak kejahatan yang terjadi.
Kapolsek Sabbang, AKP Kasta Natsir |
"Pelaku teror diduga Pa'kampung (orang kampung) dari Pongko. Kemungkin karena ada intrik politik yang berhubungan dengan kepentingan pemilihan kepala desa Oktober mendatang. Ini mungkin bisa menjadi petunjuk awal untuk mendalami motif di balik tindakan teror itu" ujar seorang warga di Saluampak, baru-baru ini.
Untuk diketahui, Pilkades Mari-Mari akan diikuti 3 orang Calon Kades sebagai kontestan. Mereka adalah Serma Paulus Mogo, Alfriman Gampa, dan Mariana Manna. 2 PNS dan 1 dari TNI. Saat ini, Desa Mari-Mari dipimpin Mariana Manna selaku Pjs. Sang Pjs baru 6 tahun terangkat PNS.
Konon, Kades terdahulu tersandung narkoba sehingga harus diganti Pjs. Berdasarkan pantauan di lapangan, sejak Mariana menjabat, ada beberapa kejadian belum dituntaskan aparat hukum. Seperti, kasus pengeroyokan di Saluampak, pembacokan ternak, dan lainnya.
Kapolsek Sabbang, AKP Kasta Natsir, ketika dihubungi via ponsel, Selasa sore ini (28/8), mengatakan, pada dasarnya tidak ada masalah dengan Desa Mari-Mari. "Ini sebetulnya kita Saluampak aman, hanya yang di sebelah ini yang mengganggu. Itu kan bukan wilayah hukum saya yang di Pongko. Itu wilayah Polres Luwu, bukan Polres Luwu Utara. Itu dibatasi oleh sungai. Jadi kita ini yang diganggu, bukan kita yang menggangu ke sebelah. Jadi kami orang diam saja disini diganggu kalau malam," ungkap Kapolsek kepada awak media ini.
Namun demikian, kata Kasta Natsir, pihaknya telah mengambil langkah pengamanan dengan memasang pos di area perbatasan antara desa Mari-Mari Lutra dan desa Pongko Luwu.
"Saya pasang tiga orang anggota disana, saya bebaskan mereka dari tugas di kantor. Alhamdulillah situasi keamanan perlahan bisa diatasi walaupun belum sepenuhnya. Makanya kami juga dorong masyarakat agar bersurat langsung ke Polda dengan melaporkan yang mereka alami tentang adanya gangguan keamanan dari sebelah," ujar Kasta Natsir lagi.
Menyoal rentetan kasus lainnya sebelumnya, seperti pemukulan di Pasar Mari-Mari, Kapolsek Sabbang ini tidak tahu persis. "Memang saya dengar ada beberapa kejadian yang lalu, tapi waktu itu saya belum Kapolsek disini. Oktober 2017 saya baru tugas di Sabbang," tuturnya. (Tom)
Tags
Daerah