JAKARTA (wartamerdeka.info) - Bahayanya ancaman paham Radikalisme / terorisme yang saat ini menjadi sebuah polemik dinilai sebagai ancaman nyata bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berkaitan dengan hal ini, Polres Metro Jakarta Barat bekerja sama dengan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) serta dari para mantan nara pidana teroris (Napiter) menggelar acara seminar Police Goes to Kampus dengan tema bersama menangkal bahaya paham Radikalisme / terorisme, yang berlokasi di Kampus Universitas Bina Nusantara, Jalan Kebon jeruk No.27 Jakarta Barat, Jumat (10/08/2018).
Kegiatan tersebut dihadiri 600 para mahasiswa baru Universitas Bina Nusantara beserta staff, pejabat utama Polres Metro Jakarta Barat bersama Kapolsek jajaran, BNPT, dan menghadirkan nara sumber dari Napiter Ustad Ali Fauzi Mansyur.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi SIK MH dalam sambutannya mengatakan, peran mahasiswa dinilai sangat penting dalam upaya mencegah penyebaran paham radikalisme, sebab masyarakat menilai mahasiswa sebagai kaum intelektual dan contoh bagi masyarakat.
"Mahasiswa juga merupakan agen perubahan sekaligus generasi penerus bangsa. Maka, penting bagi mereka untuk mendapatkan pemahaman dan wawasan yang lebih tentang ilmu agama. Supaya mahasiswa juga bisa membantu mewujudkan kerukunan umat beragama," ucap Kombes Hengki.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi SIK MH |
Terkait radikalisme dan terorisme, lanjut Hengki, dalam sehari Polres Metro Jakarta Barat menangkap 3 pelaku narkoba. Tak hanya itu saja dirinya telah menganalisa yang mana pada waktu lalu pihaknya menangkap pelaku jambret tenda orange Teluk Gong yang menjadi korbannya adalah pejabat kementerian PUPR.
Setelah dilakukan penyelidikan ternyata para pelaku ini semua positif menggunakan narkoba.
Selain itu, kata Hengki, salah satu ancaman terbesar adalah maraknya penyebaran berita hoax atau ujaran kebencian ( hate speech ).
"Para pelaku teroris ini dengan mudahnya membayar para calon pengantin dengan media internet karena semakin berkembangnya era zaman maupun teknologi semakin kuat mendorong ajaran radikalisme mudah masuk ke masyarakat," katanya.
Sementara itu, Satgas Anti Teror Polri BNPT, AKBP Didik Novianto menjelaskan, saat ini para pelaku terorisme ini sudah sangat mudahnya melakukan penyebaran paham Radikalisme baik itu menggunakan medsos, media masa maupun lingkungan kita sehari-hari.
"Kita mendapat pengalaman dari penangkapan salah satu terorisme. Ironisnya, yang kami amankan masih seorang anak-anak. Dia mendapat paham tersebut dengan melakukan download pemahaman melalui situs internet sehingga ingin melakukan jihad dan nyatanya apa yang ada di Suria itu tidak seperti apa yang menjadi pemahaman yang didapatnya Melalui internet," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ustad Ali Fauzi Mansyur salah satu Narasumber dari napiter menjelaskan bagaimana dunia kelam dirinya dimasa lalu akan sesatnya sebuah ajaran paham Radikalisme ini.
Dirinya pun mengatakan bagaimana tentang bahayanya dirinya saat itu menjadi pelaku utama teror yang terjadi di sejumlah wilayah baik nasional maupun internasional, baik dari perekrutan para calon terorisme hingga cara perakitan bom maupun cara menggunakan senjata api.
Dalam kegiatan seminar tersebut, Polres Metro Jakarta Barat menampilkan sebuah karya seni pembacaan puisi dengan judul "Bangkitlah Pemuda Pemudi Bangsaku" sebuah karya dari Kasat Intelkam Polres Metro Jakarta Barat AKBP Yuniar yang dibacakan oleh Iptu Dimitri Mahendra SIK MSi.(ar)
Tags
Jabodetabek