Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi (kanan) bersama Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Pusat Brigjen Pol M Jupri |
JAKARTA (wartamerdeka.info) - Data perkembangan penyalahgunaan narkoba di Indonesia sangat memprihatinkan. Pertumbuhannya luar biasa dan tentu upaya pemberantasannya perlu melibatkan seluruh lapisan masyarakat secara aktif.
Data BNN tahun 2017 saja sudah menunjukkan sekitar 3,5 juta penyalahguna narkoba di Indonesia, dimana sekitar 1 juta orang termasuk pecandu.
Sementara data kematian akibat penyalahgunaan narkoba ini lebih dari 12 ribu orang per tahun-nya. Sungguh bahaya yang sangat luar biasa sedang mengintai bangsa ini. Semua masyarakat Indonesia tidak henti – hentinya harus diingatkan akan bahaya penyalahgunaan narkoba ini agar korban tidak terus berjatuhan. Jangan sampai baru tersadar setelah ada anggota keluarganya menjadi korban.
Berkaitan dengan hal ini, Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi berhasil diwawancara setelah melakukan pertemuan dengan Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Pusat Brigjen Pol M Jupri.
Dede Farhan menyampaikan bahwa peran dari Direktorat Peran Serta Masyarakat BNN Pusat ini sangat penting dan strategis sekali, karena tanpa melibatkan peran serta masyarakat secara aktif dan konkrit, maka upaya – upaya Pemerintah dalam pemberantasan narkoba tidak akan optimal.
"Upaya penindakan, pencegahan dan rehabilitasi harus dilakukan secara simultan dan parallel, bahkan upaya pencegahan harus lebih dikedepankan dan dilakukan secara massif," tandas Dede, di Jakarta, siang ini.
Dede Farhan meyakini Brigen Pol M Jupri mampu mengemban amanah yang berada di pundaknya untuk melibatkan peran serta masyarakat secara massif dan kontinyu.
"Inovasi dan kreativitasnya bisa diandalkan untuk menyentuh berbagai lapisan masyarakat serta merangkul semua kalangan pegiat anti narkoba dengan baik," ujar Dede lagi.
Tentu, tambah Dede, semua itu perlu dukungan dari seluruh masyarakat.
"Jadi sangat tepat sekali BNN menempatkan beliau sebagai Direktur Peran Serta Masyarakat," ucap Dede Farhan yang merupakan Pembina Barisan Anti Narkotika (BATIK) dan juga Pembina di Gerakan Rakyat Anti Madat (GERAM).
Semua lapisan masyarakat perlu dirangkul agar mau memberikan informasi sekecil apapun tentang kemungkinan adanya penyalahguna narkoba di lingkungannya.
Tidak bisa hanya mengandalkan BNN atau Polisi saja, karena jumlah personilnya sangat terbatas. Para pemakai, pengedar bahkan Bandar narkoba selalu memanfaatkan celah – celah kekosongan dan kelengahan pengawasan sebagai “kesempatan emas”.
Bahkan, katanya, kelemahan hukum terkait tindak pidana anak sering dimanfaatkan untuk menggunakan anak sekolah yang masih di bawah umur sebagai pengedar atau Bandar.
"Sungguh kejahatan dan kebiadaban luar biasa dimana anak – anak di bawah umur dieksploitir tidak sekedar sebagai objek penjualan, tetapi juga sebagai subjek peredaran. Lihat saja kasus tertangkapnya anak SMP yang mengedarkan narkoba di Makasar, dan bandarnya seorang anak SD. Sungguh sangat miris dan menghenyak naluri kemanusiaan dan keberadaban," tandasnya.
Melihat masifnya peredaran narkoba ini, disinyalir tidak semata – mata nilai ekonomis yang ingin mereka dapatkan.
Lebih dari itu, menurut Dede, diperkirakan mereka memiliki target yang lebih strategis yaitu ingin menghancurkan generasi bangsa ini secara sistematis.
Oleh karenanya tentu dihimbau agar para orang tua lebih meningkatkan pengawasan pada perilaku anak – anaknya. Jangan biarkan anak – anak bergaul bebas dan tidak terkontrol. Nongkrong tengah malam tanpa maksud yang jelas sebaiknya dihindarkan.
"Sebab itulah kerja sama masyarakat dengan BNN dan Polri sangat diperlukan. Pemetaan terhadap semua segmen masyarakat dengan rumusan strategi pencegahannya harus disiapkan agar Indonesia bisa diselamatkan dari kehancuran generasi mudanya," pungkas Dede Farhan mengakhiri percakapan. (Aris/Ros)
Tags
Nasional