Milka (18) siswi yang jadi korban kekerasan oleh gurunya masih dirawat intensif di rumah sakit. |
TANA TORAJA (wartamerdeka.info) - Seorang siswa di SMAN VI Kecamatan Rantetayo Kabupaten Tana Toraja pingsan saat sedang menjalani hukuman yang dilakukan gurunya.
Menurut sejumlah saksi, tindak kekerasan oleh guru itu terjadi ketika jam pelajaran biologi berlangsung, pada Jumat (14/9-2018) lalu.
Saat itu, Milka (18) nama siswi tersebut, dianggap tidak mengerjakan tugas pelajaran yang diberikan oleh guru biologi.
Tiba-tiba sang guru meminta Milka untuk berdiri di depan kelas selama pelajaran berlangsung.Namun belum selesai dirinya menjalani hukuman itu, tiba-tiba dia jatuh tak sadarkan diri.
"Kau kenapa tidak mengerjakan tugas, sini kau, sini " ujar salah seorang rekan Milka menirukan bentakan guru itu.
Endang (nama samaran) melanjutkan, Milka disuruh berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Biologi berlangsung, namun akhirnya Milka jatuh dan tak sadarkan diri. Saat itu puluhan rekannya langsung mengerumuni korban.
Yusuf, wali korban mengatakan, saat itu Milka langsung pingsan sekitar 2 jam dan dilarikan ke Puskesmas oleh beberapa orang rekannya. "Saya dihubungi oleh salah seorang rekannya dan sesampai di Puskesmas, melihat kondisi korban yang tak sadarkan diri saya langsung membawanya ke Rumah sakit, untuk mendapatkan perawatan yang intensif," katanya.
Menurut Yusuf, keluarga sangat menyesalkan tindakan sang guru yang memperlakukan Milka seperti itu, terlebih terhadap sikap guru yang tidak memberi pethatian saat Milka pingsan.
"Kami mendapat kabar bahwa Milka pingsan dari salah seorang siswa," tambah Yusuf.
Hingga saat ini Milka masih dirawat secara intensif di rumah sakit Fatimah Makale.
"Milka masih dibantu alat pernapasan (O 2) karena karena kejang-kejang an sesak nafasan," kata Jefri keluarga korban.
Kejadian ini sontak menuai sorotan oleh berbagai kalangan di Tana Toraja. Jansen, seorang pemerhati pendidikan di Tana Toraja mengecam peristiwa yang dianggap mencoreng dunia pendidikan itu.
"Tentu saja peristiwa ini kembali mencoreng dunia pendidikan di Tana Toraja, saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam," ujar ketua Ikatan Wartawan Toraja itu, yang dihubungi via Ponselnya, Minggu (16/9/2018).
Kekerasan guru terhadap siswa di Indonesia cukup sering terjadi. Menurut Jansen, hal ini terjadi karena adanya anggapan mendidik dan mendisiplinkan siswa harus dengan kekerasan.
Tindak kekerasan dengan alasan apapun tidak dibenarkan. Apalagi tindakan itu dilakukan guru terhadap siswanya
"Alasan guru melakukan tindak kekerasan karena guru beranggapan, kekerasan diperlukan untuk mendisiplinkan siswa. Jika guru beranggapan seperti itu, maka akan selalu ada korban kekerasan di sekolah. Sulit memutus rantai kekerasan di sekolah," pungkas Ketua LSM Tongkonan itu. (JG)
Tags
Daerah