Soal Gaji Guru Kontrak yang Raib, Muncul Beragam Tanggapan di Medsos


TORAJA UTARA (wartamerdeka.info) - Masalah demi masalah terus muncul di Toraja Utara, dengan beragam aspek. Mulai soal kebijakan publik pemerintah, administrasi birokrasi terkait mutasi dan pengangkatan pejabat, pelaksanaan program kegiatan khususnya proyek, manajemen OPD sampai ke soal manajemen keuangan terkait gaji guru kontrak yang diberitakan raib. Informasi terakhir ini tentu saja membuat miris semua pihak hingga menggundang tanggapan berbagai kalangan.
Seperti dilontarkan anggota DPRD Provinsi Sulsel asal Toraja, Dan Pongtasik SH, lewat media sosial (medsos) WhatsApp (WA), Ahad, 2 September. "Sangat memilukan hati," katanya singkat.
Karena tidak jelasnya siapa pelakunya, ada juga yang menyebut sinis gaji itu diambil tuyul.

Ir Deka Paranoan, seorang pemuka masyarakat Toraja di Jakarta, juga sangat antusias mengikuti perkembangan Toraja di dua kabupaten, yakni Toraja Utara dan Tana Toraja.
Khusus gaji guru kontrak yang raib, Deka mengatakan, mustahil diambil orang yang tidak jelas. "Tidak mungkin diambil orang yang tidak jelas. Cek di bendahara gaji, pasti ada daftarnya. Kalau salah ya tangkap orangnya dan pecat bendaharanya. Selesai. Tidak usah digoreng-goreng. Nanti hilang kasusnya," tegasnya via WA.
Hal senada disampaikan Ir. Berty Mangawe. "Ini perlu dipertanyakan karena mana ada bendahara bisa serahkan daftar tanpa ada identitas. Kemudian kenapa tidak disetor ke rekeningnya di BPD kan sudah ada rekening yang bersangkutan di BPD kok bisa terima langsung," ujarnya.
Pihaknya, tambah Berty yang juga Technical Senior Advisor Toraja Transparansi ini, melihat ada kepincangan manajemen di Dinas Pendidikan Torut. Apalagi, konon sudah ada banyak keluhan dari guru honor sejauh ini. Karena itu, Berty minta sebaiknya hal ini dituntaskan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang guru kontrak, Mery Banne S.Pd, dari UPT SDN 5 Kapalapitu, gaji honornya raib. Ini baru diketahui saat ia mendatangi kantor Dinas Pendidikan Torut dengan menemui bendahara pengeluaran atau bendahara gaji, Andarias Bela, beberapa waktu lalu.
Kedatangannya untuk menanyakan dan menerima honor yang belum diambilnya selama 4 bulan. Tapi sebelum itu, ia mendatangi kantor BPD di Bolu. Tiba di bank tersebut, pihak BPD menyampaikan kalau namanya tidak ada.

Mery kemudian mendatangi kantor Disdik setempat untuk menanyakan honornya. Jawaban dari bendahara, gajinya sudah ada yang ambil. Tapi tidak ditahu identitas yang mengambil, meskipun di ampra gaji tertera tandatangan. Mery mengaku itu bukan tandatangannya.

Dia pun lalu pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa gajinya. Sehari-dua hari kemudian ia dipanggil ke Disdik untuk menerima honornya yang 4 bulan itu.
"Dinas tanggulangi sementara karena yang mengambil gaji saya yang sebenarnya belum ditahu, saya juga penasaran siapa orangnya. Ini tidak baik cara begini," ujar Mery. (Tim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama