Mantan Dirjen Otda Prof Djo Apresiasi Prestasi Bupati Gorontalo

Prof Nelson Beberkan Capaian Pembangunan Kab Gorontalo Kepada 6 Pemred Media Nasional

Bupati Gorontalo, Prof Dr Nelson Pomalingo (duduk, kanan) bersama Prof Djo dan sejumlah pemred media nasional

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Bupati Gorontalo, Prof Dr Nelson Pomalingo berhasil membangun daerahnya selama hampir lima tahun memimpin. Banyak terobosan dan inovasi yang lahir melalui tangan dinginnya dalam mengantarkan Kabupaten Gorongtalo sebagai daerah gemilang.

Di depan 6 Pemimpin Redaksi (pemred) / Pemimpin Umum media nasional, yakni Mawi Halo (pemimpin umum otonominews.co.id), Zulfahmi (pemred majalah Moslemchoice), Tete Mangkudilaga (pemred koranpagi.com), Ferry Adyanto (pemred meganews.com), Siswo Hadi (pemred merdekanews.com) dan Aris Kuncoro (pemred wartamerdeka.info), Prof Nelson memaparkan capaian program Gorontalo Gemilang selama hampir 5 tahun memimpin Kabupaten Gorontalo.

Pada kesempatan itu Prof Nelson juga banyak berdiskusi dengan mantan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Prof Djohermansya Djohan (Prof Djo) yang juga Pakar Otonomi Daerah dan Presiden Institut Otonomi Daerah (I-Otda) serta Yoseph Renyut (Ketua Dewan Pembina PPI).

Acara diskusi yang dipandu oleh Pemimpin Umum otonominews.co.id  Mawi Halo tersebut berlangsung di kantor Redaksi Otonominews.co.id, gedung I-Otda, Jalan Blora Jakarta Pusat, Jumat 22 Agustus 2020.

Nelson adalah Bupati kedua yang bergelar profesor di Indonesia setelah Bupati Bantaeng, Prof  Nurdin Abdullah (saat ini menjabat Gubernur Sulsel). Pria bernama lengkap Prof Dr Ir H Nelson Pomalingo M.Pd merupakan Bupati Gorontalo periode 2016-2021 dan saat kembali bertarung pada 9 Desember mendatang untuk periode keduanya.

Sebelum merintis karir di dunia birokrasi, Nelson telah berkecimpung di dunia pendidikan kurang lebih 30 tahun. Bapak empat orang anak ini juga merupakan guru besar sekaligus mantan Rektor di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dan Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMG). Selain itu, Nelson pernah menjabat Kepala Bappeda Provinsi Gorongtalo.

Sebuah pencapaian yang menggembirakan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Gorontalo, karena dipimpin oleh seorang Bupati bergelar professor. Tidak banyak daerah, yang pemimpinnya memiliki level intelektual sekelas itu.

Hebatnya lagi, baru-baru ini bupati Nelson ditunjuk langsung sebagai ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Koordinator Nasional Koalisi Pemerintah Kabupaten Pemerhati Kelapa, dan juga sampai saat ini masih menjabat sebagai Ketua DPW-PPP Provinsi Gorontalo.

Nelson menjadi Bupati baru mau lima tahun, dan nanti pada 9 Desember akan bertarung kembali untuk periode kedua. 

"Saya sebenarnya orang independen, karena berasal dari kampus (Akademisi)," beber Nelson mengawali pembicaraan dengan awak media di Jakarta.

Deklarator pemekaran Provinsi Gorontalo itu juga mengakui awal tahun pemerintahannya menjabat Bupati Gorontalo 2016 lalu ada banyak masalah di Kabupaten Gorontalo yang harus diselesaikan.

Salah satunya, masalah kemiskinan yang pada saat itu mencapai 21,8 persen. Angka itu dinilai cukup tinggi dengan tingkat presentase kemiskinan paling besar di Provinsi Gorontalo.

"Alhamdulillah sekarang sudah naik dibandingkan daerah lainnya, sudah rangking 4,  rata-rata terjadi penurunan 1 persen tiap tahun sehingga sekarang  mencapai 18 persen," terangnya.

Selain itu, untuk tingkat pengangguran lanjut Nelson, sebelum dirinya memimpin Gorontalo, tingkat kemiskinan berada di angka 3,6 persen. 

"Alhamdulillah sekarang turun 3,2 persen. Problem hari ini untuk menekan angka kemiskinan agak susah karena rata-rata tingkat pendidikan SDM-nya yang kurang," jelasnya.

Mestinya, kata Nelson, masyarakat di Indonesia tingkat pendidikannya  wajib Pendidikan 9 tahun. Namun, khusus di Gorontalo masyarakatnya hampir 65 persen hanya sampai tingkat sekolah dasar (SD).

Bupati Gorontalo, Prof Dr Nelson Pomalingo  (kiri) bersama Prof Djo

"Berarti gagal wajib belajar 9 tahun. Sekarang sudah ada undang-undang universal wajib Pendidikan sampai 12 tahun, mudah-mudahan ini mampu menekan kemiskinan," ujarnya. 

Selain  itu untuk angka, stunting pada saat itu sampai 34 persen, sekarang sisa 10 persen sehingga Gorontalo menjadi percontohan stunting. 

"Atass hal itu, saya beberapa kali menjadi pembicara nasional di DPR RI," jelasnya.

Untuk sektor kesehatan, Kabupaten Gorontalo saat ini memang dinilai cukup sukses. Untuk birokrasi pemerintahan juga berjalan dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan meraihnya WTP selama empat tahun berturut-turut.

"Kemudian untuk pelaporan di Kemendagri kami berada di posisi 15 besar. Itu sangat tinggi walaupun belum masuk 10 besar. Dan rata-rata kepuasan masyarakat mencapai 80 persen," imbuhnya.

Nelson juga menerangkan bahwa dari sisi ekonomi, apalagi di masa Pandemi saat ini, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gorontalo hanya turun 1 persen terkait dampak tersebut. Hal itu dikarenakan masyarakat Gorontalo mayoritas petani.

"Jadi pada masa Pandemi ini kita diwajibkan di dalam rumah. Namun, saya sampaikan bahwa petani tidak usah tinggal dalam rumah, yang tinggal dalam rumah itu orang kota. Sehingga produksi kita berjalan dengan baik, ekspor tetap stabil," katanya.

Selain itu, Nelson Pomalingo juga mampu menggenjot PAD termasuk APBD yang sebelumnya hanya Rp1 triliun pada lima tahun lalu, terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Nelson juga membuka ruang investasi, tadinya (sebelum jabat Bupati) hanya Rp150 miliar investasi nilai investasi yang masuk, tahun berikutnya saat Nelson jadi Bupati, naik Rp1,6 triliun. Setelah itu menjadi Rp1,8.

"Tiap tahun meningkat dan tahun ini mencapai Rp3,2 triliun di masa Pandemi ini. Itu sektor industri," rincinya.

Untuk PAD, pada awal pemerintahannya hanya Rp80 miliar sekarang Rp250 miliar. 

"Tadinya hanya 7 persen dari APBD sekarang 15 persen. Jadi kedepan kita usahakan kemandirian daerah, jadi tidak mesti lagi minta uang dari pusat," sambungnya.

Selain itu, Nelson mengenang saat dirinya menjabat Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, saat itu ia menyampaikan bahwa Gorontalo merupakan daerah Pendidikan.

"Karena secara historis kota tua di Sulawesi itu ada dua yakni Gorontalo dan Parepare. Jadi tadinya perguruan tinggi di Gorongtalo hanya 6 sekarang sudah 17 perguruan tinggi. Jika dibandingkan pertumbuhan perguruan tinggi dengan provinsi baru kita termasuk perguruan tinggi terbanyak perkembangannya. Saya canangkan Gorontalo sebagai kota Ilmu," jelasnya.

Nelson juga menyampaikan bahwa awalnya dia menargetkan pembangunan 2500 perumahan untuk masyarakat miskin. "Tetapi hingga saat ini kami sudah membangun sekitar 10 ribu perumahan. Anggarannya itu ada dari APBD, APBN, CSR, Baznas dll," katanya lagi.

Dari segi infrastruktur, selama menjabat Bupati dirinya lebih fokus pada pembangunan jalan di pedesaan atau daerah terluar. 

"Karena untuk infrastruktur di perkotaan itu ada jalan yang sudah beberapa kali diaspal. Tetapi di desa ada jalan yang sejak Indonesia merdeka belum tersentuh oleh aspal. Nah itu yang saya prioritaskan dulu," imbuhnya.

"Biasanya kan orang membangun berdasarkan konstituen, melihat dimana banyak masyarakatnya milih, disitu dibangun infrastruktur yang bagus. Nah saya tidak, karena kalau kita berpikir begitu, kasihan mereka yang pemilihnya kurang seperti di desa-desa. Makanya bangun jalan," jelasnya.

Jika berbicara politik, lanjut Nelson, kebanyakan kepala daerah membangun infrastruktur di wilayah yang banyak pemilihnya.

"Tetapi saya tidak, kalau kita berpikir seperti ini terus sampai kapan akan ada pemerataan. Saya membangun infrastruktur ke daerah pedalaman yang jika dilihat pemilihnya hanya 1000-an, tetapi saya menggelontorkan anggaran sebesar 27 miliar rupiah. Paling jauh dari ibukota kita buat. Rata-rata penyerapan anggaran 95 persen di setiap Dinas," rincinya lagi.

Selain itu, untuk sektor pertanian, sebelum dirinya menjabat untuk produksi jagung hanya 400 ribu ton pertahun. Setelah ia memimpin, hingga tahun 2019 lalu produksi jagung meningkat mencapai 1,5 juta ton. Bahkan tahun ini Nelson menargetkan 2 juta ton untuk seluruh Gorontalo.

Selain mengembangkan jagung, Nelson juga mendorong masyarakat mengembangkan ternak sapi dengan membagikan bibit sapi kepada masyarakat.

"Populasi sapi kita di seluruh Provinsi Gorontalo itu kurang lebih 12 ribu. Khusus di Kabupaten Gorongtalo 115 ribu, itu kita kirim ke Kalimantan tiap bulannya 1000 ekor," pungkasnya.

Sementara itu, di akhir kegiatan diskusi, Prof Djo menyatakan salut dan mengapresiasi prestasi Prof Nelson yang berhasil membangun dan memajukan Kabupaten Gorontalo selama lima tahun memimpin kabupaten yang berjuluk "Bumi Serambk Madinah" tersebut.(Ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama