LPPM Universitas Mpu Tantular Menggelar Pelatihan Publikasi Ilmiah ber-ISBN

Foto: Para Narasumber, Moderator dan peserta Workshop Publikasi Ilmiah ber-ISBN

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Mpu Tantular (UMT) kembali menggelar Pelatihan Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah Ber-ISBN secara virtual (zoom meeting), Sabtu, 2 Oktober 2021, dari pukul 09.30-15.00 WIB.

ISBN itu diketahui sebagai International Standard Book Number (Nomor Buku Standar Internasional) yang merupakan kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik, atau khusus, baik informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbitnya.

Acara dikuti 53 peserta dari berbagai latar belakang jenjang pendidikan dan profesi antara lain: Mahasiswa tingkat akhir (S-1); Mahasiswa S-2 hingga Candidate Doctor, Dosen dan pengusaha konstruksi.  Pelatihan ini didukung oleh Kementerian PUPR dan LPJK.

Pelatihan menghadirkan Keynote Speaker Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jendral Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Ir. Kimron Manik, M.Sc sebagai Keynote Speaker dengan 3 (tiga) nara sumber kawakan yaitu: Dr. Rio Christiawan, S.H., M.Hum., M.Kn (Kaprodi Program Doktor (S-3) Universitas Tujuhbelas Agustus ‘45, Jakarta); Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min (Guru Besar Universitas Pelita Harapan); dan Dr. (C) Barnawi, M.Si sebagai Editor Penerbit Insania. Sedangkan moderator sesi I, adalah Dr. Tuti Widyaningrum, dari Universitas Tujuhbelas Agustus 1945, dan sesi II, Dr. (Cand). Drs. Ir. Edison H. Manurung, MM., MT., MH., IICD., CST.

Direktur Keberlanjutan Konstruksi, Direktorat Jendral Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Ir. Kimron Manik, M.Sc sebagai Keynote Speaker memberikan penjelasan tentang berbagai regulasi yang timbul, akibat penyesuaian terhadap munculnya Undang-undang Cipta Kerja, yang sebagian besar menyangkut dengan bidang konstruksi. Dipandu moderator Dr. Tuti Widyaningrum.

Kimron Manik mengatakan, secara regulasi, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ada dalam PP No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, yang tertera pada pasal 29C sampai dengan pasal 29J. Kemudian diturunkan dalam Permen PUPR No. 12 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, yang dikatakan bahwa, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah upaya memelihara kompetensi tenaga ahli untuk menjalankan praktik tenaga ahli secara berkesinambungan.

Kimron Manik menjelaskan, ada dua bagian besar unsur dari PKB itu yaitu, Kegiatan Utama dan Kegiatan Penunjang. Kegiatan Utama berkaitan dengan Pendidikan dan Pelatihan Formal, Pendidikan Nonformal, dan Partisipasi dalam Pertemuan Profesi.

Kegiatan Utama berupa Sayembara/ kompetisi, paparan, paten, karya tulis, dan pengajaran sebagai pengajar/instruktur seperti: a) Sayembara/kompetisi; b) Paparan dan laporan teknis internal; c) Paparan pada pertemuan teknis; d) Mematenkan atau mendapatkan hak atas kekayaan intelektual atas hasil karya; e) Penulisan makalah untuk pertemuan profesi; f) Penulisan untuk majalah atau jurnal; g) Penulisan buku/bahan ajar/modul; h) Pengajaran atau sebagai pengajar/instruktur.

Kegiatan utama lainnya dikembangkan oleh Asosiasi Profesi terakreditasi dan ditetapkan oleh Direktur Jenderal yang membidangi konstruksi. Selain itu, ada juga kegiatan yang berkaitan dengan: a) Paparan film arsitektur; b) Gelar karya arsitektur; c) Pengenalan produk; dan d) Ziarah arsitektur.

Sedangkan untuk Kegiatan Penunjang berkaitan dengan: a. Pakar atau narasumber; b. Pengurus organisasi profesi atau pimpinan LPJK; dan/atau c. Penerima tanda jasa, anugerah, atau sejenisnya.

Sementara itu, lanjut Kimron, Penulisan Buku dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memiliki mekanisme dari mulai: Permohonan Perpanjangan; Uji Kompetensi (yang sebelumnya ada Verifikasi Kecukupan Satuan Kredit PKB/ untuk kualifikasi Ahli), kemudian Penetapan Hasil Uji Kompetensi; Pencatatan SKK; dan Penerbitan SKK Konstruksi.

Sementara nara sumber Dr. Rio Christiawan, S.H., M.Hum., M.Kn yang sudah banyak menulis buku tentang hukum, menjelaskan bagaimana menulis artikel Ilmiah, agar sesuai peruntukannya. Sebab, artikel ilmiah yang ditulis dalam buku ber-ISBN, itu satu nomor dan satu judul, sedangkan untuk ISSN (International Standard of Serial Number), merupakan terbitan berkala yang didalamnya ada beberapa judul. 

Dikatakan Dr. Rio Christiawan, ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yang berkedudukan di London. Sementara Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia dan KDT (Katalog Dalam Terbitan). 

Dr. Rio juga menjelaskan perbedaan Buku Referensi, Buku Monograf dan Buku Ajar yang masing-masing punya kekhususannya. Dalam penelitian, buku referensi yang biasanya memuat teori yang digunakan 10 tahun terakhir, karena akan berkaitan pula dengan kebaharuan yang dibutuhkan dalam hasil penelitian.

Dalam pola penulisan artikel, Rio juga menegaskan, adanya perbedaan dalam gaya menulis artikel di jurnal dengan buku yang berformat ISBN. 

“Bahwa segmen pembaca di jurnal itu umumnya sudah banyak mengerti, sehingga tidak perlu dijelaskan lagi terlalu basic. Sedangkan kalau menulis buku yang berformat ISBN, harus dijelaskan sedetail-deteailnya, mulai dari defenisi atau pengertiannya, hingga detail di setiap pengembangan dan hasil temuannya,” ungkapnya.

Sedangkan dalam hal kemudahan pemasaran buku, menurutnya ada hal yang biasanya perlu menjadi pertimbangan yaitu soal kredensial dari penulis.

“Artinya, semakin banyak referensi penulis, misalnya, mengajar di beberapa perguruan tinggi bergengsi, sering menjadi nara sumber Seminar atau Webinar, sering dipubikasikan media, atau namanya tidak sulit dicari di Google, atau diketahui soal ketokohannya, maka bukunya akan lebih mudah diterima masyarakat. Istilahnya ya, ‘the song and the singer,’ itu sangat pengaruh,” tandasnya.

Rio juga mengatakan melalui penulisan buku, sangat banyak manfaat yang akan diperoleh, baik dalam hal yang berkaitan dengan status sebagai dosen, maupun manfaat komersilnya.

“Saya ini sekarang mengatakan profesi saya adalah penulis buku, yang nyambi jadi dosen. Karena sebagai penulis, sangat banyak manfaatnya terhadap posisi sebagai dosen. Jadi, untuk meningkatkan luaran dari penelitian dan penulisan buku, sangat terasa nilai KUM-nya. Tapi yang paling terasa tentu manfaat komersilnya seperti, royalti dari buku yang kita tulis, maupun undangan sebagai pembicara dimana-mana,” katanya sambil tertawa.

Sementara tips dan trik dalam menulis buku, lanjut Rio, salah satu kuncinya harus sesuai dengan latar belakang keilmuan atau pengetahuan serta pengalamannya, serta perlu kesabaran.       

“Jangan menulis buku yang tidak sesuai dengan latar belakang keilmuan atau pengetahuan serta pengalaman anda sebagai penulis. Bukan tidak bisa menulis yang lainnya, tapi tentu jadi kurang pas. Satu lagi, kita sebagai penulis harus panjang sabar, dan jangan sekali-kali merasa paling pintar, bahkan mau mengalahkan editor penerbit, misalnya. Kita juga harus terbuka dengan masukan-masukan maupun kritikan,” pungkasnya.

Narasumber kedua yaitu, Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min menetapkan topik, Penulisan Artikel Ilmiah. Dia yang menjelaskan 4 (empat) hal penting yang harus dipahami dalam menulis artikel ilmiah yaitu: 1. Menulis dan Meneliti; 2. Kerangka Penelitian; 3. Pembahasan; dan 4. Kesimpulan. Dipandu moderator Dr. (Cand). Drs. Ir. Edison H Manurung, MM., MT., MH., IICD., CST, yang juga Ketua LPPM Universitas Mpu Tantular.

Dikatakan Prof. Manlian, menulis itu bukan saja hanya sebagai kegiatan pencatatan, namun juga sebagai kegiatan pendokumentasian. Sedangkan tugas meneliti, merupakan proses investigasi yang dilakukan secara aktif, tekun dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan dan merevisi fakta-fakta, mengarah kepada suatu kebaharuan.

Menurut Prof. Manlian, dalam penulisan artikel ilmiah, juga harus memperhatikan media publikasi artikel, dan harus menyesuaikan masing-masing media yang sudah memiliki karakter.

“Penulisan artikel ilmiah, juga dipengaruhi oleh media akhir penerbitan atau penayangannya. Apakah artikel ilmiah tersebut masuk dalam buku cetakan (yang ber-ISBN), jurnal ilmiah (ISSN), media cetak koran, tabloid, majalah, media online atau media sosial. Tentu masing-masing media memiliki karakter yang berbeda-beda. Maka hasilnya akan disesuaikan oleh para editornya, termasuk masalah space-nya,” ungkapnya.

Hal lain yang menjadi perhatian penting adalah soal isu artikel yang akan ditulis. Tentu apakah berkaitan dengan misalnya, Globality, yang berciri Integrasi; Industri 4.0 yang berbasis digitalisasi Artificial Inteligence dan big data; atau Industrial 5.0 berbasis Society (harmony human dengan nature); atau Industrial 6.0 yang berbasis Environmental; atau soal Sustainability; bahkan soal Technology.          

Prof. Manlian yang juga sebagai Koordinator Bidang V Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PUPR periode 2021-2024 ini menjelaskan berbagai hal penting dalam Kerangka Penelitian, seperti penggunaan Metodologi Penelitian, Proses Penelitian, Metode Pengambilan Data (kwalitatif atau kwantitatif); Instrumen yang digunakan (berkaitan data primer atau sekunder). 

Sedang mengenai Pembahasan, dijelaskan soal Analisisnya, yakni bagaimana Research Analysis-nya, Improvement Analisys, dan Novelty Analysis; hingga persiapan untuk penulisan di buku ber-ISBN atau jurnal Nasional. Demikian juga dijelaskan hingga pengambilan Kesimpulan yang harus menjawab permasalahan. 

Ada pernyataan yang menarik dari Guru Besar bidang Manajemen Proyek yang meraih gelar Profesor di usia 34 tahun ini, soal temuan penelitian dan kebaharuan dalam hasil penelitian.

“Hanya Tuhan Maha Penciptalah yang mampu membuat dari yang tidak ada menjadi ada. Tapi dalam konsep penelitian, itu tetap dari yang ada, menjadi ada temuan. Kebaharuan dalam penelitian itu, dari yang ada kemudian diada-adakan,” tuturnya mengakhiri paparan.

Sedangkan narasumber ketiga, Dr (C) Barnawi, M.Si mengawali paparannya dari soal mengapa harus menulis. Menulis tergantung dari motivasi masing-masing yang bisa berbeda, sesuai dengan latar belakang pendidikan dan profesi.

Barnawi mengatakan menulis itu harus memiliki keterampilan maupun kompetensi yang pada umumnya terdiri dari 3 (tiga) yaitu: Knowledge, Skill, dan Desire (Keinginan). Barnawi juga menjelaskan soal Penerbitan & Publikasi Ilmiah; Penerbitan Buku-buku seperti: Buku Fiksi, Ilmiah popular, buku ajar, referensi, diktat, prosiding, pedoman, Skripsi, dll; Jurnal-Jurnal (Tim Jurnal); Layanan HAKI.

Sedangkan Alur Kerja Penyusunan hingga pencetakan buku, dimulai dari: RPS; Download Templet; Dumy Buku Penerbitan; Proses ISBN; Master Buku; Lay Out; Profreading; Cetak Buku; dan HAKI.

Sementara itu, tanya jawab dilakukan setelah setiap narasumber selesai paparan, dimana para peserta demikian antusias bertanya. Sambutan pada acara ini sebelumnya disampaikan Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Mpu Tantular, Drs. Bambang Rismadi, M.Si, Ak., CA. (DANS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama