JAKARTA (wartamerdeka.info) - Di ulang tahunnya yang ke 72, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menggelar kegiatan syukuran yang disertai kegiatan santunan yatim. Kegiatan tersebut diberikan ucapan selamat sejumlah pejabat secara online diantaranya Ketua MPR Bambang Soesatyo, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Gubernur DKI Anis Baswedan, mantan kepala BIN AM Hendropriyono dan lain-lain.
Dalam momentum tersebut, Ketua Umum PDGI, Hananto Seno mengungkapkan pihaknya tidak ingin meninggalnya ribuan tenaga kesehatan dan diantaranya hampir seratusan dokter gigi saat covid-19 tahun 2020-2021 lalu terulang kembali. Pihaknya terus meningkatkan kewaspadaannya.
"Kami telah mengeluarkan buku panduan bagi para dokter gigi di seluruh Indonesia. Termasuk versi digital agar mudah di download. Kalau itu diterapkan Insya Allah mampu meminimalisir penularan apapun jenis virusnya," ujar mantan dokter kepresidenan era SBY dan era Jokowi periode pertama tersebut.
Sedangkan mengenai kematian disebabkan virus covid varian baru Omicron, Seno mengaku tak seganas 'kakaknya' terdahulu. "Penyebarannya saja lebih cepat. Tapi untuk dapat memicu kematian secara masif, ngga lah," hal ini karena keberhasilan program vaksinasi dan masyarakat disiplin dalam protokol kesehatan katanya.
Walau begitu PDGI tetap waspada. Salah satu bentuk kewaspadaannya adalah dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat dalam kegiatannya. "Termasuk di momentum kongres PDGI Maret mendatang di Balikpapan," ungkap purnawirawan dokter TNI Angkatan Darat tersebut.
Dokter yang pernah bertugas di medan perang Bosnia Herzegovina pada 1995-1996 silam tersebut menjelaskan persiapan kongres pasti dengan protokol kesehatan ketat diantaranya setiap peserta sudah diharuskan vaksin yang ketiga dan menjalani swab hasil negatif serta memiliki Aplikasi peduli lindungi .
"Selain itu para peserta kongres dari luar daerah, wajib di lakukan Schreening terlebih dahulu sebelum mengikuti kongres. dan tetap menggunakan masker jenis KN95, menjaga jarak dan lain-lain," jelas pria yang sudah lebih dari 14 tahun aktif di kepengurusan PB.PDGI tersebut.
Ia berharap, di akhir periode kepemimpinannya bisa meninggalkan suatu yang bernilai bagi PDGI dan bangsa. "Salah satunya memperkuat keilmuan para dokter gigi, terutama dibidang komunikasi dan mediasi. Ini penting dipelajari agar bisa komunikasi baik dengan pasien dan bisa bermediasi ketika menghadapi masalah ketidakpuasan pasien," imbuhnya.
Selain itu meningkatkan kegiatan sosial di tengah masyarakat, serta membuat kebijakan guna mencegah perang tarif antar klinik dokter gigi yang menggunakan strategi marketing umum seperti diskon dan lain-lain. "Pengurangan tarif yang tak wajar bisa menurunkan kualitas layanan kesehatan gigi bagi masyarakat. Ujung-ujungnya bisa terjadi malpraktek. Ini harus dihindari," tegasnya. (R)