TASIKMALAYA (wartamerdeka.info) -Pasar Purbaratu Kota Tasikmalaya yang baru berusia kurang lebih dua tahun dan konon dalam pembangunannya menghabiskan milyaran rupiah uang rakyat itu, sampai kini belum pernah difungsikan, malah dijadikan tempat transit penampungan sampah yang berasal dari rumah tangga.
Bangunan yang baru berusia kurang lebih dua tahun ini seluas 980m² dan menurut masyarakat sekitar, belum pernah sekalipun digunakan sebagaimana fungsinya sebagai pasar, hanya pernah digunakan untuk tempat pembagian komoditi BPNT yang sebenarnya juga menurut aturan Pedum tidak boleh.
Ekses miringnya, kini beredar asumsi di publik bahwa pembangunan pasar tersebut diduga berorientasi kepada keuntungan pribadi pejabat terkait, bukan dibangun atas dasar kebutuhan rakyat, karena asal membangun saja tanpa memikirkan kesetrategisan lokasi.
"Ya wajarlah ada asumsi miring dari masyarakat, karena memang kenyataan bangunan pasar Purbaratu terbelangkai seperti itu. Namun yang herannya atas kebijakan siapa bisa dijadikan tempat penampungan sampah? Karena tidak mungkin terjadi kalau tidak ada perintah dari dan atasnama Pemerintah atau Orang Pemerintah," ujar Ea Mardi, Sekjen Komunitas Peduli KPM Kota Tasikmalaya, saat dimintai tanggapannya, Kamis (31/3/2022).
Ea mengatakan, penampungan sampah di pasar tersebut baru terjadi beberapa bulan yang lalu, karena sebelumnya sampah itu ditampung di halaman Kantor Kecamatan Purbaratu dan saat itu kepala kecamatannya Wawan Gunawan yang kini pindah ke wilayah Cipedes.
"Masyarakat harus menanyakan terkait hal tersebut kepada Dinas terkait dan kapan mau di fungsikannya, kalau tidak jelas begini, Publik akan semakin curiga bahwa pembangunan pasar tersebut sangat dipaksakan, bukan berdasar kebutuhan yang mendasar," kata Ea mengakhiri. (HA)