Tanpa judul

 Wakil Walikota Tegal, Muhamad Jumadi: Tidah Benar Itu, ini Penjelasannya 


Wakil Walikota Tegal Buka Suara, Ini Penjelasannya Pindah ke Kandang Banteng


Ini Penjelasan Wakil Walikota Tegal Tentang Polemik Kepindahannya ke Kandang Banteng.


TEGAL: Kota Tegal hari ini gaduh, berita kepindahan Wakil Walikota Tegal, Muhamad Jumadi,ST,MM ke kandang Banteng moncong putih menjadi topik pembicaraan di masyarakat Kota Tegal. Diberitakan oleh salah satu media Jawa Tengah, Partai Demokrat murka, karena sang Wakil Walikota dikabarkan diam-diam lompat ke kendang banteng, meninggalkan partai yang mengusungnya saat pemilihan Walikota Tegal tahun 2018.


Dugaan Jumadi menyeberang ke kandang Banteng moncong putih, berawal dari beredarnya foto dirinya bersam Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka berseragam PDIP saat mengikuti sekolah partai di Jakarta beberapa waktu lalu.


Foto ini membuat DPC Demokrat Kota Tegal meradang, bahkan hendak meminta klarifikasi dari Jumadi.


"Kalau memang betul Jumadi sudah menyeberang ke partai lain (PDIP) kami mohon secara jantan dan beretika. Ada prosedurnya. Ya kula nuwun lagilah ke Partai Demokrat," tegas Satori Ketua DPC Demokrat seperti yang dilansir detik.jateng (23/6).


Kami coba mencari kebenaran informasinya melalui jaringan MIO INDONESIA, melaui saluran selularnya Wakil Walikota Tegal Muhamad Jumati,ST,MM berceritera proses kepindahannya.


“ Tidak benar itu, saya bukan tidak beretika, seperti yang diberitakan. Saya sudah resign dari Partai Demokrat sejak April 2021, Setelah itu baru saya berproses ke PDIP, itupun November 2021 baru resmi dapat kartu tanda anggota (KTA) dari PDIP,” tutur MJ begitu anak Tegal ini disapa.


Ada proses, dalam politik ada etika, bagaimana yang baik dalam berorganisasi atau berpartai. Resign dulu di April 2021, artinya sudah lama saya berada di kandang Banteng, bukan kucuk-kucuk saya masuk PDIP, prosesnya sudah lama, lanjut mantan karyawan Bank swasta di Jakarta. 


Jumadi menceriterakan, awalnya tahun 2020 iya jatuh hati dengan partai dengan slogan partainya wong cilik. Pertama kali berkomunikasi dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenai hasratnya bergabung di PDIP, saran Hasto, jika itu niatnya, sebaiknya mundur dulu dari Demokrat. Untuk itulah 12 April 2021 dia melayangkan surat pengunduran diri kepada Rinto Subekti ketua  DPW Demokrat Jawa Tengah di Semarang. 


Menyimak penjelasan yang disampaikan Jumadi, rasanya sangat berlebihan jika dikatakan langkah yang diambil tidak beretika, dan prosedural. 


“ini berita digareng-goreng saja, kita maklum dua tahun pandemic setiap kegiatan melalui zoom meeting atau secara daring. Nah saat boleh tatap muka orang kaget melihat kita tampil dengan atribut baru, pada hal sudah lama,” lanjut Jumadi.


Ada empat faktor yang melatarbelakangi para politis pindah partai menjelang pemilahan umum legislative atau pemilahan kepala daerah berlangsung.


Apakah fenomena kader pindah partai politik, penyebabnya ada beberapa faktor, biasanya pindah karena faktor ikatan ideologis yang menyebabkan orang mudah berpaling ke partai lain. Ada juga yang pidah karena faktor kepentingan pribadi. 


Konflik internal sesama pengurus partai dan persoalan keberlangsungan partai bisa dianggap sebagai alasan seorang kader memutuskan pindah ke partai lain. Hal ini dikarenakan rasa kekuatiran terhadap masa depan partai, dan terakhir adanya tawaran dari partai lain dengan iming-iming tertentu, seperti dijamin mendapat rekomendasi maju pada pilkada, bantuan alat peraga hingga intensif dana kampanye.


Dampak dari perpindahan kader tergantung dari seberapa besar pengaruhyang bersangkutan terhadap partai dan siapakah sosoknya. Apakah yang bersangkutan memiliki pengaruh yang kuat atau tidak.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama