Kabar itu disampaikan oleh Arema Indonesia melalui cuitan di akun twitter resmi @AremaFC.
"Data terkumpul korban jiwa mencapai 182 orang," tulis Arema Indonesia pada Minggu, 2 Oktober 2022.
Sebelumnya, jumlah korban jiwa dilaporkan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta yaitu sebanyak 127 orang tewas dengan 183 korban lainnya.
Angka 182 itu masih terus bertambah karena proses rekapitulasi dan verifikasi korban masih dilakukan.
"Kami masih terus membantu proses rekapitulasi dan verifikasi terutama korban tanpa identitas yang jumlahnya terus bertambah," tulis sang Arema FC masih dalam satu cuitan sebelumnya.
Seperti diketahui, kerusuhan besar terjadi di lapangan Kanjuruhan setelah pertandingan antara Arema vs Persebaya usai pada Sabtu, 1 Oktober 2022
Kerusuhan itu bermula ketika Persebaya memenangkan laga 3-2 atas Arema sebagai tuan rumah.
Karena kekalahan itu, suporter Arema sebagai tuan rumah merasa kecewa.
Pertandingan antara Arema dan Persebaya itu awalnya berlangsung lancar.
Namun, setelah laga berakhir banyak pendukung Arema yang kecewa sehingga beberapa dari mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Para pendukung juga melakukan aksi melempar barang-barang dari tribun ke arah lapangan.
Dilihat dari beberapa video saat kejadian yang beredar, para pemain Persebaya nampak lari meninggalkan lapangan karena situasi saat itu yang sudah tidak kondusif.
Petugas keamanan saat itu dengan cepat melakukan upaya pencegahan dan melakukan pengalihan agar para pendukung tidak turun ke lapangan dan mengejar para pemain.
Beberapa petugas keamanan terlihat mengejar dan menangkap para suporter yang berada di lapangan.
Sayangnya, kemarahan suporter semakin tak terkendali sehingga kondisi dan situasi di stadion itu sudah sangat tidak kondusif.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk meredakan situasi. (A)