Kapel Santo Bernardinus Dan Gua Maria Kendi Kencono Di Desa Ketangi, Kabupaten Purworejo Selesai Dipugar

KURANG lebih 30 km dari Kutoarjo menuju Yogyakarta, sebelum Jembatan Kali Bogowonto, ada pertigaan jalan desa, yang sudah diaspal, disebelah kiri jalan. Kira-kira satu kilometer memasuki jalan tersebut, dengan belok ke kanan, kemudian ke kiri, kita akan sampai di desa Ketangi. Di sebelah kanan jalan ada bangunan rumah kelurahan model zaman dulu, di tengah kebun yang luas. Di kebun tersebut, berdiri sebuah kapel.

Kapel Bernardinus ini adalah stasi dari Gereja Santo Stefanus, Paroki Purwosari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Tiap Jumat pertama diadakan misa. Kapel ini dapat menampung sekitar 100 umat duduk dil lantai 

Kapel ini awalnya berupa bangunan sederhana model joglo Jawa dengan tiang kayu, dinding batu bata, lantai semen, beratap genting dengan rang bambu, altar sangat sederhana, belum ada ruang pengakuan dan sakristi. 

Di luar kapel, dibangun gua Maria, dengan patung Bunda Maria yang unik. 

Bunda Maria digambarkan sebagai seorang Ibu Jawa berpakaian kain kebaya dengan rambut dikonde, menggendong Bayi Yesus. Patung ini terbuat dari batu kali seukuran manusia dewasa.

Konon kapel ini diprakarsai oleh Alm. Romo Aloysius Santjoko Wahjosoedibjo Pr. (Romo Wahjo Pr) bersama lurah desa Ketangi Bapak Titus Tunggul Dihardjo, yang tak lain adalah Pakde Alm. Romo Wahjo Pr. Tanah untuk kapel ini adalah sumbangan dari Bapak Tunggul. Lurah Desa Ketangi secara turun-temurun, sampai putranya Pak Tunggul Dihardjo, Bapak Fransiskus Xaverius Sulistyo, dipegang oleh trah Bapak Wirjosanjojo, ayah Bapak Tunggul. Setelah Pak Frans meninggal, karena putranya masih kecil, jabatan lurah dipegang orang lain.

Upaya renovasi Kapel dan Gua Maria dimulai di akhir 2019 dimasa Romo Paroki Purwosari dipegang oleh Romo Herman Josep Sinua Wuwur MSC. Namun karena Covid-19, penyampaian proposal yang disetujui oleh Romo Paroki Purwosri yang baru, Romo Stefanus Tri Supriatriono MSC kepada Uskup Purwokerto, Mgr. Christophorus Tri Harsono, baru dilakukan akhir 2021. 

Pada awal Januari 2022, proyek Renovasi Kapel Bernaridus dan Gua Maria Kendi Kencono dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Romo Stefanus Tri Supriatriono MSC.

Lingkup Pemugaran Kapel Bernardinus dan Gua Maria Sang Kendi Kencono

Renovasi Kapel Desa Ketangi tersebut mencakup antara lain penggantian tiang-tiang kayu yang sudah mulai lapuk, rang-rang bambu/kayu, dan penerangan kapel; pembangunan sakresti dan ruang pengakuan dosa dalam kapel; perbaikan lantai kapel; pembangunan joglo untuk peziarah di depan Gua Maria; pencegahan dampak banjir. 

Kawasan kapel tersebut rata-rata setahun tiga kali terkena banjir luapan Sungai Bogowonto. 

Selain itu sumur kuno yang sudah mulai longsor juga dibetulkan. Gua Maria dipugar dengan menambah penerangan dan membangun joglo untuk para peziarah. 

Setelah dipugar, tampilan kapel dan tempat ziarah Gua Maria tetap sederhana. Kapel seperti tempat pertemuan balai desa di Jawa Tengah pada umumnya. 

Untuk mempebaiki aliran udara dipasang kipas gantung dengan lampu dan jendela diperlebar serta atap ditinggikan. Rang atap diganti dengan baja aluminum. Lantai diganti lantai granit. Gambar jalan salib pada dinding kapel diganti dan dipasang lampu penerangan.

Untuk menghindari banjir memasuki gereja dibangun kanal resapan di halaman kapel. Pintu masuk ke halaman kapel dan pagar diperbaiki. Kelengkapan lain pada kapel akan di-tambah sesuai dengan dana yang tersedia.. Altar diganti dengan altar kayu jati ukiran Jepara. Kelengkapan organ, sound system, dan perlatan misa disediakan. 

Terdapat penambahan joglo bagi umat yang akan berdevosi di depan Goa Maria Sang Kendi Kencono dan tempat pengambilan air dari sumur abadi, yang sudah berusia lebih dari seabad di dekat gua Maria.  Juga dibangun toilet untuk para peziarah.  

Pelaksanaan Pemugran Kapel Bernardinus dan Gua Maria Sang Kendi Kencono

Dengan anggaran sekitar Rp 800 juta, pemugran yang diprakarsai oleh Keluarga Besar para romo dan rohaniwan tersebut dimulai pada bulan Maret 2022. Saat ini telah selesai. 

Pihak keluarga merasa tergugah untuk melakukan renovasi karena dari keturunan keluarga Ketangi angkatan ketiga, keempat dan seterusnya belum ada yang terpanggil menjadi rohaniwan seperti eyang, pakde/bude dan paman /pakliknya.  Puji syukur keluarga dan para kerabat dekat dapat mengumpulkan dana sebesar anggaran yang diperkirakan. Ditam-bah sumbangan dari warga Paroki Purwosari, baik berupa dana maupun, terutama, tenaga kerja dan pengelolaan pelaksanaan proyek pemugaran. 

Pelaksanaan Pemugaran Kapel Bernardinus dan Gua Maria Sang Kendi Kencono dilakukan oleh Tim Pelaksana dari Paroki Purwosari di bawah bimbingan: Romo Stefanus Tri Supriationo MSC dengan susunan Panitia:  Penasehat - Anton S Wahjosoedibjo (Jakarta), Dr. Pascalis Laksono (Yogyakarta); Ketua - Ibu Anne Marie (Paroki Purwosari); Sekretaris -  Ignasius Sutardi (Paroki Purwosari); Bendahara - Melsias Tatag (Paroki Purwosar): PenanggunJawab Proyek I - FA. Adhi Aryoko (Jakarta); Penanggung Jawab Proyek II -  Paulus Suprapto (Paroki Purwosari). Koordinator Pendanaan Purwodadi - Melsias Tatag; Jogjakarta - Ibu Carla Mayasni Kastowo; Jakarta - Y. Wahjatmoko / Henry Angkasa.

Pemberkatan Kapel Bernardinus dan Gua Maria Sang Kendi Kencono Setelah Pemugaran

Pemberkatan Kapel Bernardinus dan Gua Maria Sang Kendi Kecono di Desa Ketangi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo setelah direnovasi  dilakukan oleh Mgr. Christophorus Tri Harsono, Uskup Purwokerto pada tanggal 30 Oktober 2022. Bersamaan acara ini Uskup Purwokerto juga memberikan Sakramen Penguatan kepada 40 warga Stasi Desa Ketangi, Paroki Purwosari.

Semoga wajah baru Kapel Bernardinus dan Gua Maria Sang Kendi Kencono dapat  menghasilkan pangilan imamat baru dan peningkatan umat Katolik dari warga Desa Ketangi dan Paroki Purwosari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purwokerto.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Pemurah dan doa Ibu Maria Sang Kendi Kencono atas selesainya pemugaran Kapel dan Gua Maria di Desa Ketangi, Kabupaten Purworejo. (R)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama