Dirjen Zudan: Ideologi Dukcapil, Yakni Memberikan Pelayanan Yang Membahagiakan Masyarakat


BANDUNG (wartamerdeka.info) - Meski sudah berulang kali disampaikan, Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh tak pernah bosan mengingatkan jajaran di bawahnya tentang jargon Dukcapil BISA. Sebab, Dukcapil BISA merupakan core value yang dicetuskannya sejak tahun 2015 untuk pegawai Dukcapil di seluruh Indonesia. Bahkan, kata Zudan, itu dibuat sebelum core values ASN berAKHLAK diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Juli 2021.


"Tolong ini terus diimplementasikan sebagai satu semangat membangun kebersamaan. BISA adalah singkatan, B: Berkarya, I: Inovasi dan Inisiatif, S: Sabar namun penuh semangat, dan A: Adaptif dan amanah. BISA adalah budaya kerja yang Dukcapil bangun agar memiliki semangat yang sama di seluruh Indonesia," jelas Dirjen Zudan Arif Fakrulloh di hadapan peserta Rakor Evaluasi Pelayanan Adminduk yang disandingkan dengan Peringatan HUT Disdukcapil Provinsi Jawa Barat ke-6 di Bandung, Kamis (2/2/2023).


Zudan pun menyinggung soal pelayanan di Dinas Dukcapil yang tidak boleh jelek, melainkan harus bagus lantaran tidak ada penggantinya. Dukcapil memang memegang pelayanan administrasi kependudukan yang bersifat monopolistik.


"Kalau masyarakat tidak puas dengan rumah sakit pemerintah, dia bisa pilih rumah sakit swasta. Soal pendidikan juga begitu. Tapi seburuk apa pun pelayanan Disdukcapil, masyarakat pasti akan tetap datang, karena tidak ada Dukcapil swasta. Inilah concern saya, Dukcapil harus terus berbenah menjadi yang terbaik dalam pelayanan publik," kata Dirjen Zudan menandaskan.


Itu sebabnya kepada Kadis Dukcapil Provinsi Jawa Barat Indrastuti Chandra Dewi, Dirjen Zudan menitip pesan agar mampu merebut hati masyarakat. "Kalo Jabar bagus, maka sekitar 49 juta penduduk Indonesia mendapat pelayanan yang bagus," tukasnya menekankan, mengingat Jabar sebagai provinsi dengan penduduk terbesar di Indonesia.


Di bagian lain Zudan pun mengingatkan tentang ideologi Dukcapil, yakni memberikan pelayanan yang membahagiakan masyarakat. "Pelayanan publik di Dukcapil itu melekat dengan persepsi dan stigma. Makanya kita harus ubah persepsi Dukcapil lelet, ada pungli, pegawainya tidak ramah; sekarang diubah menjadi Dukcapil yang ramah, layanannya cepat, dan digitalisasi," katanya.


Zudan tak lupa memuji kinerja Disdukcapil Jabar yang sudah bagus, dan semua sudah di Level 3 dan 4. "Dari 27 kabupaten/kota di Jabar, sebanyak 14 Disdukcapil sudah mencapai 10 indikator kinerja dan berada di Level 4, selebihnya di Level 3. Untuk itu, sudah saatnya Jabar masuk era peningkatan kualitas layanan."


Lebih lanjut Dirjen Zudan mendorong Disdukvapil di Jawa Barat mulai menggeser pelayanan dokumen kependudukan dari sehari mesti jadi atau "Semedi", menjadi Same Day Service. Same day service itu pelayanan harus selesai di hari yang sama, tidak lagi 24 jam. 


"Jadi same day service untuk akta bayi baru lahir, bayi lahir Kamis keluar akta lahirnya di hari yang sama. Paling tidak 3 dokumen kependudukan yakni akta kawin non muslim, akta kelahiran, akta kematian harus bisa same day service," tegas Zudan.


Bila ini bisa dilakukan dampaknya akan mengubah branding Dukcapil yang pelayanannya cepat, syaratnya mudah, gratis tanpa pungli. Bila dalam sehari dari 100 pemohon, same day service selesai 10 tidak apa-apa. Yang penting ada peningkatan dari waktu ke waktu," demikian Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh. 


Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja sangat mendukung digitalisasi pelayanan administrasi kependudukan yang diusung Ditjen Dukcapil Kemendagri dan seluruh Dinas Dukcapil di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. "Ini sejalan dengan upaya kami mewujudkan Jabar sebagai Digital Province dengan visi terwujudnya Jabar Juara lahir batin dengan inovasi dan kolaborasi," kata Sekda Jabar.


Lebih lanjut Sekda Setiawan menyampaikan, dengan visi transformasi digital, Jawa Barat ingin menjadi provinsi terdepan dalam penggunaan data dan teknologi. "Hal itu untuk mendukung layanan publik dan perumusan kebijakan yang lebih responsif, adaptif, dan inovatif,” katanya. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama