Prof. Muhajir Masuk Bursa Bacawapres?
Oleh: W. Masykar
Suatu waktu, saya bertanya ke Prof. Muhajir Efendi, "Kabarnya
Prof. Muhajir masuk bursa bacawapres pada Pemilu 2024 mendatang ya, untuk
disandingkan dengan Capres Ganjar Pranowo? ."
"Waduh itu kadohan (itu masih terlalu jauh),"
jawab Prof. Muhajir Efendi singkat tapi penuh makna.
Pertanyaan ini, jauh sebelum Prof. Zainuddin Maliki menyindir soal yang sama saat hadir di acara peresmian Aula K.H. Adnan Noor di Kelurahan Blimbing, Lamongan beberapa waktu lalu.
Prof. Zainuddin Maliki pada kegiatan tersebut, mengajak
warga Muhammadiyah mendukung Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan (Menko PMK) sebagai bakal calon wakil presiden (Bacawapres) pada
Pemilu 2024 mendatang.
Menurut anggota DPR RI dari Fraksi PAN ini, untuk Dapil
Lamongan-Gresik, Bangsa Indonesia memiliki satu kekurangan, yaitu pemimpin yang
waras. Dan, Prof Muhadjir adalah salah satu pemimpin yang waras.
"Kalau negara ini dipimpin pemimpin yang waras, maka
ekonominya waras, agamanya waras. Demikian pula sosial politik dan
kebudayaannya waras waras," kata Zainuddin Maliki seraya mengutip Imam Al
Ghazali, kalau rakyat hidup tidak baik itu salah pemimpinnya.
Munculnya sejumlah nama, sebut saja, Erick Thohir, Sandiaga
Uno, Mahfud MD, Khofifah Indarparawansa, Ridwal Kamil, AHY, Erlangga Hartarto,
Muhaimin Iskandar, Din Syamsuddin, Ahmad Heryawan, Andika Perkasa. Nama Prof.
Muhajir Efendi juga makin santer masuk bursa bacawapres mendatang. Dan ini rasanya
bisa menjadi pertimbangan bagi partai partai politik pengusung. Apalagi warga
Muhamadiyah yang jumlahnya juga tidak sedikit, meski Muhamadiyah bukan partai
politik. Setidaknya, layak menjadi pertimbangan.
Kata “waras” yang disampaikan Zainuddin Maliki, sepertinya
perlu menjadi perhatian khusus bagi pemilih dalam pesta demokrasi. Namun perlu
pula menahan diri untuk tidak terpengaruh dengan iming-iming yang dapat
menjerumuskan dan penyesalan dikemudian hari. (Bersambung)