Urgensi Guru BK Di Sekolah

 

Oleh: Drs. Sjahrir Tamsi M. Pd.
(Kepala SMKN 1 Tapalang Barat, Mamuju Provinsi Sulawesi Barat).

Berdasarkan Permen PAN-RB Nomor 16 Tahun 2009, bahwa jenis guru berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya meliputi (1)  Guru Kelas (berlaku bagi guru SD); (2) Guru Mata Pelajaran; (3) Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.

    Guru BK (bukan lagi guru BP) atau dikenal juga dengan Konselor sekolah adalah seorang dengan latar belakang kualifikasi pendidikan S1 atau S2 Jurusan BK, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), serta Jurusan Psikologi. Mereka ini menjadi Psychological-Educator atau Guru/Dosen/Fasilitator yang memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik pada Satuan pendidikan dasar, menengah dan Perguruan Tinggi.

    Guru Bimbingan dan Konseling yang selama ini BELUM mendapatkan sentuhan HATI atau porsi perhatian memadai dari pemerintah dan Pemerintah Daerah.

    Namun yang sesungguhnya selama ini Guru BK sangat berperan penting dalam memberikan pelayanan prima dan optimal kepada peserta didik di sekolah agar dapat memahami dan bisa memecahkan masalah, mengambil keputusannya dan bertanggung jawab serta menjadi manusia yang MANDIRI sesuai amanat UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    Bimbingan dan Konseling disingkat BK terdiri dari dua kata, yaitu Bimbingan dan Konseling. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi yang dimilikinya mampu mengembangkan diri secara optimal. Di antaranya, individu diharapkan dapat lebih memahami lingkungan, diri sendiri, dan mengatasi hambatan demi merencanakan masa depan yang lebih baik.

    Sementara itu, Konseling adalah suatu hubungan profesional antara konselor yang konseli atau kliennya. Hubungan tersebut biasanya dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya supaya dapat menentukan pilihan yang bermakna bagi dirinya sendiri.

    Apabila dua kata itu disatukan, Bimbingan dan Konseling atau disingkat BK maka bisa didefenisikan menjadi serangkaian kegiatan yang dilakukan seorang ahli konseling (berpendidikan kualifikasi S1 ataupun S2 BK, PPB dan atau Psikologi) dengan cara tatap muka atau face to face, baik secara individu atau beberapa orang, untuk memberikan pengetahuan tambahan. Pengetahuan tambahan dimaksud diharapkan dapat membantu konseli/klien, sekaligus mencari solusi atau jalan keluar baginya untuk mengatasi permasalahan yang dialaminya.

    Bimbingan tidak hanya diberikan kepada anak-anak yang bermasalah saja, akan tetapi untuk semua, karena setiap peserta didik punya hak untuk mendapatkan bimbingan dan konseling. Bimbingan yang diberikan ini meliputi bimbingan sosial, karier, belajar, dan masalah-masalah lainnya.

    Guru BK sangat berperan penting dalam memantau sekolah dan harus memastikan setiap perilaku peserta didik agar berperilaku baik sesuai dengan visi dan misi sekolahnya maupun pendidikan secara umum.

    Guru BK juga bertanggung jawab dalam keberhasilan setiap peserta didik agar bisa menjalani proses pendidikannya di sekolah dengan baik.

    Guru BK bertugas untuk mengetahui, memahami perilaku dan juga memberikan layanan bimbingan termasuk layanan konseling kepada peserta didik dalam mengatasi setiap permasalahannya.

    Guru yang menangani hal ini memiliki latar belakang ilmu pendidik, sosial maupun psikologi sebagai dasar dan acuan untuk memberi layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didiknya.

    Guru BK di setiap sekolah yang tugasnya menangani permasalahan pada lingkungan sekolah, lebih khusus kepada peserta didik di sekolah dengan rasio layanan 1 : 150.


Fungsi Guru Bimbingan Konseling di Sekolah

1.     Memberi Pemahaman Kepada Peserta Didik.

Fungsi pertama Guru BK adalah memberikan pemahaman kepada setiap peserta didik. Guru BK memberikan bimbingan dan konseling agar peserta didik bisa memahami mengenai sesuai hal untuk perkembangan peserta didik.

Berikut ini adalah pemahaman yang perlu diketahui peserta didik, orang tuanya dan guru pada umumnya :

1)  Pemahaman tentang lingkungan sekitar sekolah, mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan hal-hal lainnya.

2)  Pemahaman terhadap lingkungan yang lebih luas dan memberikan informasi jabatan dan karier.

3)  Informasi sosial, budaya serta nilai – nilai yang ada di masyarakat.

2.     Memberi Pencegahan (Prefentif).

Guru BK juga memiliki fungsi dalam memberikan pencegahan. Bimbingan dan konseling yang diberikan oleh Guru BK bermaksud untuk memberikan pencegahan kepada peserta didik agar bisa menghindari masalah yang mungkin bisa terjadi pada setiap peserta didik dan dikhawatirkan bisa mengganggu proses belajar mengajar di sekolah dan bisa menghambat juga menyulitkan bahkan menimbulkan kerugian dalam proses pengembangan peserta didik.

3.     Penyelesaian dan Penuntasan Masalah.

Guru BK bertugas sebagai guru yang memberi bimbingan dan konseling dalam penuntasan masalah dan menyelesaikan masalah yang terjadi di sekolah serta mencari jalan keluar apabila peserta didik mengalami masalah. Solusi yang diberikan oleh Guru BK dengan harapan masalah peserta didik dapat dengan cepat bisa teratasi dan tidak mengganggu proses belajar mengajar di sekolah.

4.     Pemeliharaan dan Pengembangan.

Bimbingan dan Konseling di sekolah juga berfungsi untuk pengembangan dan pemeliharan. Artinya semua potensi yang ada pada peserta didik bisa terus dikembangkan dan dipelihara agar terus bisa menjadi lebih baik lagi.

Guru BK harus bisa memberikan solusi atau memecahkan masalah yang dihadapi serta mampu mengembangkan sesuai target dan bisa mengevaluasi dan mengidentifikasi secara jelas.

5.     Memberi Motivasi Belajar.

Guru BK juga harus bisa menjalankan fungsi sebagai motivator belajar atau pemberi semangat belajar terhadap peserta didik. Guru BK harus kreatif dan memiliki keahlian dalam memberikan motivasi belajar, memberi semangat dan memacu setiap peserta didik agar bisa meraih prestasi akademik yang lebih baik dan juga termasuk prestasi non akademik.

6.     Memberikan Materi Pelajaran Budi Pekerti dan Pengembangan Diri.

Guru BK tidak hanya bisa memberikan solusi setiap permasalahan peserta didik, akan tetapi juga harus bisa memberikan materi dalam pengembangan diri dan memberikan pelajaran budi pekerti bagi peserta didiknya. Sekolah harus mencetak peserta didik yang cerdas, pintar serta memiliki kepribadian yang positif dan baik agar bisa menjadi bekal di masa depan nanti.

7.     Memberi Bantuan Kepada Guru Lain.

Seorang Guru BK juga tidak bekerja sendirian. Guru BK harus saling membantu dan kolaborasi dengan guru yang lain saat dibutuhkan dalam membantu peserta didik dalam menerapkan metode belajar yang tepat. Guru BK harus memberikan pengetahuan karakter atau pendidikan karakter kepada peserta didiknya dan memantau tumbuh kembang setiap peserta didik agar kegiatan belajar mengajar tetap lancar dan menjadi anak yang memiliki karakter yang positif di masa depan.


Beberapa tugas Guru BK (bukan lagi guru BP) di sekolah antara lain sebagai berikut :

1.     Memberikan Bimbingan Akademik.

Di setiap sekolah, pasti ada peserta didik yang merasa kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik dan lancar. Misalnya, ada beberapa peserta didik yang mungkin sulit memahami materi pelajaran dengan cepat sehingga membutuhkan perhatian yang lebih dari guru.

Dalam hal ini, Guru BK bertugas untuk memberikan konseling kepada peserta didik, dan bersama-sama mencari solusi yang tepat.

2.     Memberikan Bimbingan Karier.

Memberi layanan bimbingan karier kepada peserta didik adalah peran Guru BK. Oleh karena Guru BK lah biasanya memiliki berbagai macam informasi yang berkaitan dengan ujian masuk perguruan tinggi. Mulai dari persyaratan, cara pendaftaran, hingga membantu menentukan jurusan atau pilihan karier yang tepat bagi setiap peserta didik.

3.     Membantu Memecahkan Masalah Peserta Didik.

Unit BK adalah tempat dimana peserta didik mendapatkan tempat untuk berbagi (curhat) masalah mereka, baik itu masalah pribadi maupun masalah kelompok.

Permasalahan yang menimpa peserta didik itu bermacam-macam, mulai dari permasalahan prestasi akademis, hingga hubungan sosial di sekolah dan di lingkungan luas dan keluarga. Dalam hal ini, tugas Guru BK adalah membantu menyelesaikan masalah-masalah tersebut tanpa menimbulkan hukuman-hukuman yang akan berdampak kedepannya dan sejatinya berujung bahagia (happy ending).

4.     Menjadi mediator antara Peserta Didik dan Orang Tuanya.

Tugas guru BK yang lainnya adalah sebagai mediator antara sekolah dan orang tua/wali peserta didik terutama ketika peserta didik mengalami masalah di sekolah. Sebab, orang tua harus mengetahui sikap serta perilaku sang anak di sekolah. Hal ini juga diperlukan agar masalah peserta didik dapat didiskusikan bersama-sama.

5.     Membantu Guru Menemukan Metode Belajar Terbaik bagi Peserta Didik.

Tak hanya berurusan dengan anak didik, tapi tugas guru BK di sekolah juga termasuk membantu guru-guru mata pelajaran lain menemukan metode belajar yang tepat bagi peserta didik. Hal ini dilakukan supaya peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan tepat.

Karena terkadang, ada beberapa guru yang belum mengetahui karakteristik peserta didik dan metode belajar terbaik sesuai yang mereka butuhkan.

Melalui serangkaian tes, dengan kompetensi yang dimiliki Guru BK dapat melihat berbagai aspek guna mengetahui kemampuan dan kepribadian peserta didik.

6.     Memenuhi Kebutuhan Sosial dan Psikologis Anak di Sekolah.

Berbagai macam tekanan yang bersumber dari keluarga, teman, atau pelajaran bisa membuat peserta didik kewalahan menghadapinya.

Sementara itu, kebutuhan kesehatan mental peserta didik yang tidak terpenuhi di rumah juga bisa menjadi hambatan yang signifikan bagi perkembangan akademik, karier, sosial/emosional peserta didik. Bahkan bisa membahayakan keselamatan mereka.

Dengan demikian maka Guru BK diharapkan dapat secara proaktif meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental; mempromosikan perilaku yang positif dan sehat; dan berusaha menghilangkan stigma yang terkait dengan masalah kesehatan mental peserta didiknya.

7.     Menanamkan Pendidikan Karakter.

Bukan hanya mata pelajaran umum seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, atau IPS, tapi pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta materi Pengembangan Diri juga penting bagi peserta didik.

Salah satu tugas Guru BK adalah menanamkan pendidikan karakter di sekolah agar para peserta didik memiliki jiwa budi pekerti yang luhur dan peduli terhadap semua yang ada di sekitar mereka sebagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka dalam hal ini penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada semua satuan pendidikan.


Teori-Teori Bimbingan Karier.

    Menurut Hartono (2016), terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai pelaksanaan bimbingan karier, antara lain yaitu sebagai berikut:

a.  Teori Psiko Dinamik.

Teori ini membahas tentang hubungan antara pengalaman, dengan sikap, kemampuan, minat dan faktor kepribadian lainnya yang ada pengaruhnya terhadap pemilihan pekerjaan atau jabatan seseorang. Pantulan pengalaman yang lalu dalam pemilihan kerja karena akan mengembangkan sikap dasar, minat dan kapasitas yang akan terlihat pada pola kehidupan anak pada masa dewasa nantinya dalam hubungan dengan pribadi, reaksi emosinya, aktivitasnya dan pilihan di lapangan pekerjaan.

b.  Teori Behavioral.

Seseorang memilih dan masuki suatu pekerjaan tertentu akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini akan dipengaruhi oleh faktor penunjang dan penghambat yang ada. Pengalaman sosial, interaksi dengan orang lain, bakat, minat, aspirasi orang tua, hal yang mempengaruhi keputusan dalam pemilihan pekerjaan.

c.   Teori Halland.

Teori ini menganggap bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Dengan model orientasi yang berbeda-beda, maka hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang mempunyai corak hidup yang berbeda-beda.

d.  Teori Transcendental.

Konsep ini menjelaskan perkembangan jabatan berhubungan dengan kematangan bekerja dan pentingnya konsep diri, pola kemampuan pekerjaan, kontinuitas penyesuaian tingkatan kehidupan, kemampuan bekerja, perbedaan individu, status dan peranan kepuasan terhadap pekerjaan dan tugas.

e.  Teori Developmental Career Counseling.

Memilih pekerjaan dan karier harus dipandang dari bagian perkembangan, pekerjaan dan proses pengambilan keputusan. Terdapat dua periode yakni periode antisipasi dan periode implementasi atau penyesuaian keputusan yang saling tergantung satu sama lain. Perkembangan pekerjaan identik dengan perkembangan diri yang ditinjau menurut pilihan, pemasukan dan kemajuan yang dicapai di dalam proses pendidikan dan pekerjaan yang ditempuh.

 

Bentuk Pelaksanaan Bimbingan Karier.

    Terdapat beberapa bentuk pelaksanaan bimbingan karier yang dilakukan di sekolah, antara lain yaitu sebagai berikut :

1.     Ceramah dari narasumber. Kegiatan ini, dilakukan dapat bersumber dari Guru BK atau Konselor sekolah, Guru Mata Pelajaran maupun Narasumber dari pihak Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA) dalam rangka memberikan informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan, jabatan dan karier yang akan membantu peserta didik dalam pemilihan kariernya.

2.     Diskusi Kelompok.

Kegiatan ini bercirikan satu keterkaitan pokok masalah/pertanyaan dalam hal perencanaan karier, pekerjaan, dimana para peserta didik berusaha untuk memperoleh kesimpulan atau catatan akhir setelah menyimak, mempelajari dan mempertimbangkan pendapat para peserta didik yang lain dalam sebuah dinamika kelompok.

3.     Pengajaran Unit.

Pengajaran unit dilaksanakan melalui kerja sama antara Guru BK atau Konselor sekolah dan Guru Mata Pelajaran lainnya untuk membantu peserta didik memperoleh pemahaman tentang pekerjaan, jabatan, dan karier dalam rangka pemilihan kariernya kedepan.

4.     Sosiodrama.

Guru BK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendramatisasi sikap, tingkah laku/penghayatan seseorang dalam sebuah dinamika drama, seperti yang dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari di masyarakat sehubungan dengan masalah pekerjaan dan karier.

5.     Karyawisata atau Widyawisata Karier.

Pihak sekolah mengadakan wisata untuk membantu peserta didik belajar di luar kelas atau di luar sekolahnya untuk belajar dan bekerja pada situasi baru yang menyenangkan, dengan tujuan agar mereka bisa merasakan pengalaman belajar dan bekerja yang sesungguhnya.

6.     Informasi melalui Kegiatan Kurikuler secara Instruksional.

Pemberian informasi tentang pekerjaan, jabatan, karier dengan cara mengaitkan (internalisasi) pada mata pelajaran/kegiatan belajar mengajar oleh semua guru mata pelajaran.

7.     Hari Karier (Career Days). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang berkaitan dengan pengembangan karier. Pada hari tersebut kegiatan bimbingan karier dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karier yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan.

Kolaborasi dengan Tim Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan atau inkludkan dalam kegiatannya.

8.     Kunjungan Industri (SMK).

Kegiatan ini dilaksanakan awal tahun pelajaran dihari-hari pertama sekolah bagi peserta didik baru. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kepada peserta didik baru mengenai industri yang menjadi institusi pasangan/mitra sekolahnya :

·      mengenal model kinerja karyawan di industri;

·      mengenal sarana dan prasarana yang representative sebagai tempat bekerja;

·      mengenal industri tempat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL);

·      mengenal industri yang Link and Match dengan sekolahnya atau Konsentrasi Keahlian yang dipelajari selama 3 atau 4 tahun ke depan;

·      mengenal industri sebagai tempat bekerja setelah tamat dari sekolahnya.

 

Penulis :

S1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, PPB-FIP-IKIP Ujungpandang, Angkatan 1983.

 

Editor : W. Masykar

Josep Minar

Sejak 1978-1988 penulis Kolom SDM Edisi Minggu Harian Merdeka, Jakarta. Pada 1988-2012 Reporter Harian Umum Merdeka Jakarta. Lanjut 2013 Berbisnis Usaha Kreatif, pola Jurnalistik Modern

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama