Oleh : Sjahrir Tamsi
(S1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP-IKIP Ujung Pandang)
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT yang paling unggul dan sempurna sebab diberikan akal, pikiran dan kecerdasan yang merupakan anugerah sekaligus menjadi kelebihan dibandingkan makhluk lainnya.
Dengan kecerdasannya, manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar serta aktualisasi diri (mewujudkan kualitas diri melalui perbuatan yang baik dan benar) secara terus menerus.
Dalam mengartikan kecerdasan, para ahli mempunyai pengertian yang beragam. Kecerdasan atau intelegensi dapat dipandang sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan.
Ada juga yang berpendapat pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara rasional.
Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan memberikan solusi terhadap berbagai situasi.
Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah menuntut kemampuan pikiran. Kecerdasan atau yang biasa disebut dengan intelegensi berasal dari bahasa Latin “intelligence” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.
Kesuksesan seseorang tak hanya membutuhkan IQ, tetapi juga EQ dan SQ yang baik. Akan tetapi selain IQ, EQ, dan SQ, sebenarnya masih ada berbagai macam kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, seperti Cultural Quotient (CQ), Adversity Quotient (AQ), Resilience Quotient (RQ), Social Quotient (SQ).
Salah satu tes kecerdasan yang paling sering digunakan dikalangan pendidik pada satuan pendidikan adalah tes intelligent quotient (IQ).
IQ merupakan hasil pengukuran dari kecerdasan kristal, yaitu kecerdasan yang terbentuk atas proses pembelajaran dan pengalaman hidup.
IQ menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir, mengolah, menguasai lingkungan, dan bertindak secara terarah.
Biasanya, IQ memiliki kaitan yang erat dengan pemecahan masalah logika, matematis, dan strategis. Faktor genetik juga memiliki peran yang besar dalam pembentukan IQ. Umumnya tingkat IQ seseorang tidak jauh berbeda ketika masih kecil hingga dewasa.
Namun, tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal lain yang cendrung bisa memengaruhi tingkat kecerdasan intelektual seseorang, seperti lingkungan dan ilmu pengetahuan yang didapat selama proses pendidikan/akademik.
IQ (Intelligence Quotient). Apakah Itu?
IQ adalah standar skor atau angka untuk menilai tingkat kecerdasan mental atau kemampuan intelegensi seseorang berdasarkan rata-rata usia. Skor IQ didapat melalui serangkaian tes psikologi.
Kepanjangan IQ adalah Intelligence Quotient. IQ digunakan untuk mengukur seberapa cerdas seseorang berdasarkan hasil tes. Pada dasarnya, tes IQ mengukur kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir intelektual kita, seperti kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah, dan memahami informasi.
Seseorang dikatakan memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi apabila skor IQ-nya juga tinggi. Semakin tinggi skor IQ, semakin tinggi kemampuan seseorang untuk berpikir secara intelektual dan menggunakan nalar untuk bertindak logis.
Kecerdasan intelektual menentukan seberapa efektif seseorang mencerna setiap kejadian di lingkungan disekitarnya. Kecerdasan intelektual juga menentukan kemampuan belajar, menggunakan bahasa, memahami gagasan, berpikir abstrak, hingga dalam menyelesaikan masalah (problem solving).
Berikut rentang angka yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kecerdasan seseorang :
• IQ < 70: rendah atau kecenderungan disabilitas intelektual (memiliki kemampuan inteligensi di bawah rata-rata).
• IQ 70-84: IQ rendah yang masih dalam kategori normal (dull normal).
• IQ 85-114: Kecerdasan normal atau rata-rata.
• IQ 115-129: Kecerdasan normal sedikit di atas rata-rata (bright normal).
• IQ 130-144: Kemampuan intelegensi melebihi populasi seusianya (gifted).
• IQ > 144: Jenius (highly gifted).
Menurut Howard Gardner, ada delapan jenis kecerdasan manusia. Kedelapan jenis IQ itu antara lain, sebagai berikut :
• Kecerdasan linguistik (verbal-linguistic)
• Kecerdasan matematik atau logika (logical-mathematical)
• Kecerdasan spasial (visual-spatial)
• Kecerdasan kinetik dan jasmani (bodily-kinesthetic)
• Kecerdasan musikal (music-rhythmic and harmonic)
• Kecerdasan interpersonal (interpersonal)
• Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal)
• Kecerdasan naturalis (naturalistic).
Sementara EQ adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Kecerdasan emosional ini juga berbicara tentang perasaan diri sendiri dan orang lain, empati, cinta, motivasi, serta kemampuan menanggapi berbagai situasi yang ada.
Salah satu perbedaan IQ, EQ, dan SQ adalah dari berbagai kategorinya. Jika IQ memiliki delapan kategori, maka EQ memiliki lima kategori utama.
Lima kategori EQ adalah sebagai berikut :
• Self-awareness (kesadaran diri)
• Self-regulation (mengatur emosi)
• Motivasi
• Empati
• Kemampuan bersosialisasi
IQ tidak selalu sejalan dengan EQ. Seseorang yang memiliki IQ rendah bisa saja memiliki EQ yang amat tinggi.
Di samping itu, EQ juga bukan bawaan sejak lahir. EQ dapat diasah, diperkuat, dan diajarkan kapan saja melalui pendidikan karakter, memahami perasaan orang lain, dan lain sebagainya.
Selain IQ dan EQ, ada satu kecerdasan lainnya, yaitu Spiritual Quotient (SQ).
Menurut Psychreg (Psichology dan Registration), SQ justru merupakan kecerdasan seseorang yang paling mendasar.
SQ adalah kecerdasan untuk mengembangkan kapasitas seseorang dalam mencari makna, visi, dan nilai hidupnya. Dengan memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, seseorang bisa bermimpi dan merancang visi dan misinya serta berusaha keras untuk menggapainya.
SQ mendorong seseorang untuk mengeksplorasi dirinya agar bisa menemukan dan mengembangkan potensi terbaik hingga akhirnya hidupnya pun menjadi lebih bermakna.
Dalam SQ, ada tiga aspek yang harus mendapat perhatikan, yaitu sebagai berikut :
• Responsibility atau Tanggung jawab
• Humility atau Kemanusian
• Happiness atau Kebahagiaan.
IQ adalah ukuran kecerdasan intelektual, EQ adalah ukuran kecerdasan secara emosional seseorang, sementara SQ adalah ukuran kecerdasan dari segi “spiritual”.
Ketiganya memiliki aspek atau kategorinya masing-masing. Biasanya, banyak satuan pendidikan formal mengadakan tes IQ, EQ, dan SQ bagi para peserta didiknya.
Dengan begitu, setiap Pendidik pada Satuan Pendidikan (SD-SMP dan SMA/SMK) berharap para peserta didiknya termasuk karyawan pada lembaga lainnya dapat mengenal dirinya lebih dalam melalui berbagai jenis kecerdasan dimaksud.
Referensi :
1. CNNIndonesia.com : 5 Ciri irang cerdas, bukan cuma punya nilai bagus saat sekolah. Jakarta, 2022;
2. Geofanni Nerissa Arviana : Beragam Pet edan IQ, EQ dan SQ. glints.com. 2023;
3. Muhammad Nasrulloh : Pengertian Kecerdasan Menurut Para Ahli. kompasiana com. 2019;
4. Raihan Maulana : Tanda-Tanda Orang Yang Cerdas (Menurut Psikologi). timenews.co.id. 2023;
5. Sevilla Nouval : Pengertian, IQ, EQ dan SQ Beserta Sejarahnya. gramedia.com. 2023.