Lamongan Ganti Bupati, Turbulensi atau Strategi?

                                 Oleh : W. Masykar

"...ada kandidat yang bahkan sampai mundur dari posisi menjabat di jabatan strategis pasti secara matematik memiliki kalkulasi kuat dan terukur. Sebab, jika tidak, buat apa mundur, kalau hanya sekedar gertak sambal". 

Mengamati suasana politik menjelang pelaksanaan pilkada serentak, khususnya di Lamongan dalam beberapa waktu belakangan tampaknya cukup menarik, kenapa? 

Mulai dari bertebaran banner/spanduk tagar, Lamongan Ganti Bupati. Ada juga Menuju Lamongan lebih Maju. Pada saat yang sama, berita mengenai Jamula - Jalan Mulus Lamongan yang merupakan salah satu program janji andalan tidak menguntungkan dari sisi pemberitaan buat pasangan Bupati YesBro. 

Dan bahkan kembali di gelarnya unjuk rasa sejumlah LSM di depan gedung KPK mendesak lembaga anti rasuah itu agar mengusut dan menyeret ke pengadilan mereka yang diduga terjerat kasus pembangunan Gedung Pemkab Lamongan, lengkap sudah. 

Seperti pesawat tengah melewati atau berada pada jarak dekat apa yang disebut sebagai kondisi jet stream, terjadi turbulensi.

Yakni, terjadinya aktifitas cuaca badai atau awan cumulus, yang dapat menyebabkan perubahan mendadak dalam aliran udara, dan dengan mudah menciptakan turbulensi.

Meski saat terjadi turbulensi tidak selalu berbahaya atau menyebabkan kecelakaan fatal, tapi setidaknya kondisi turbulensi jelas akan membuat suasana terganggu, was-was dan bisa saja trauma. 

Situasi seperti itulah, yang terasa menjelang pilkada serentak, khususnya di Lamongan. Apalagi dengan banyaknya balon yang mendaftarkan ke KPU, baik Cabup maupun Cawabup. Euforia maju kontestasi pilkada hingga mencapai belasan orang adalah fenomena langka yang mengartikulasikan sesuatu yang luar biasa bahwa apa yang tengah terjadi sebagai sesuatu yang tidak sepenuhnya salah. 

Lantas, apakah misalnya turbulensi politik seperti ini, bisa merugikan incumbent? Bisa iya, bisa bahkan sebaliknya. Incumbent bahkan bisa saja, bagai mendapat durian runtuh. Mendapat berkah luar biasa dari situasi yang bagi publik sangat tidak membuat nyaman ini. Sebaliknya, incumbent bisa juga dengan mudah tersingkir, bahkan sebelum pilkada. 

Persoalannya, bukan sekadar adu kuat, tapi juga adu siasat. Kondisi turbulensi belakangan, akan menjadi berkah bagi incumbent, jika mampu mengelolanya secara baik dan bijak. Trust akan kembali berpihak pada Incumbent. 

Pada saat bersamaan, ada kandidat yang bahkan sampai mundur dari posisi menjabat di jabatan strategis pasti secara matematik memiliki kalkulasi kuat dan terukur. Sebab, jika tidak, buat apa mundur, kalau hanya sekedar gertak sambal. 

Atau pada istilah lain, bagaimana mereka mampu bukan sekadar adu retorika, adu cuan, adu omon omon, tapi juga adu gagasan. 

Apalagi dari semua balon yang mendaftar belum ada yang resmi mendapat rekomendasi dari partai politik, itu artinya parpol pun lagi mengamati, menyeleksi bahkan survey tersembunyi sebelum menjatuhkan pilihan kandidat mana yang akan diusung. Sampai disini, tagar Ganti Bupati, apa hanya sekadar meramaikan jalan raya, meski banner tersebut ditengarai karena persoalan BTS di kampung Telaga Bandung yang kontroversial. (**) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama