Oleh : Sjahrir Tamsi
Empati adalah kesadaran mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain dan atau kelompok lain. Dari rasa Empati akan lahir getaran hati dan keinginan untuk melakukan sesuatu. Kenapa dari "Hati"...?.
Dari "Hati" lah semua ketulusan berawal dan bermulanya suatu keikhlasan untuk bisa menerima segala sesuatu apa adanya dan mensyukuri apa yang ada. Manusia punya masalah, Allah punya solusi. Manusia punya kendala, Allah punya kendali.
Tugas Manusia mengangkat kedua tangan dengan senantiasa berdoa, biarkan Allah SWT yang turun tangan untuk mengabulkannya. Dan
amal yang paling disukai oleh Allah SWT yaitu ketika seseorang memberikan kebahagiaan dan kedamaian Hati kepada orang lain, bisa saja berupa rasa Empati yang dimanifestasikan berupa bantuan moril atau semangat hidup dan bantuan tenaga atau fisik serta bantuan lainnya yang relevan dan menjadi alternatif solusi dengan kebutuhan dan permasalahan orang lain, sehingga niscaya kemudian akan terlepas dari semua keruwetan dan masalahnya. "May Peace Abide in Our Heart".
Empati adalah kemampuan untuk bisa menempatkan diri sendiri di posisi orang lain dan turut merasakan apa yang orang lain itu sedang rasakan. Hal ini semua memungkinkan kita melihat dengan mata dan merasakan dengan hati. Empati terbentuk secara spontan, berdasarkan insting alamiah manusia sebagai makhluk hidup. (Daniel H. Pink : 2006, 2019).
Menurut e-book Seni Mendidik Anak di Era 4.0 karya Asti Musman, dalam sejarahnya, Empati sering digunakan untuk membedakan manusia dengan binatang. Empati mendorong manusia untuk membantu sesamanya. Tanpa adanya rasa Empat ini, manusia takkan bisa bertahan. Setiap manusia memiliki Empati dalam dirinya.
Empati ini berbeda dengan simpati. Empati itu berarti turut merasakan bersama orang lain, sedangkan simpati merupakan bentuk rasa kasihan terhadap orang lain. Empati adalah bentuk tindakan imajinatif dan disebut sebagai virtual reality paling pertama yang dialami manusia.
Dikutip dari e-book Empati karya Eko Adi Prasetyo, dkk, rasa Empati terbentuk dari bayangan "jika seandainya aku di posisi itu". Melalui Empati inilah, manusia belajar untuk bisa bahagia dan saling berkorban satu sama lain.
Empati adalah perasaan yang penting dimiliki oleh setiap manusia. Perasaan ini merupakan jembatan untuk bisa berhubungan dengan orang lain. Menurut e-book "Jadilah Diri Sendiri" karya Ahmad Dzikran, manfaat empati ini tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, melainkan juga oleh orang-orang di sekitar.
Beberapa manfaat memiliki rasa Empati adalah sebagai berikut :
1. Hidup Lebih Bahagia.
Tahukah kamu bahwa berempat bisa membuat manusia menjadi lebih bahagia? Ketika kamu berempati terhadap sesama, kamu akan menumbuhkan belas kasih terhadap sesama. Hal ini membuatmu peduli terhadap sesama dan tidak menumbuhkan perasaan-perasaan negatif seperti iri hati dan kebencian.
Dengan demikian, hidupmu akan menjadi lebih bahagia karena kamu tidak lagi menghabiskan waktu untuk membenci sesama. Berkat rasa empati ini, kamu akan tumbuh menjadi lebih bijaksana;
2. Hidup Lebih Sehat.
Rasa empati juga terbukti dapat membuat hidup menjadi lebih sehat. Studi yang dilakukan dalam Psychological Science menyebutkan bahwa perasaan dan hubungan yang positif dapat meningkatkan kesehatan seseorang.
Peserta yang menunjukkan rasa kasih dan kepedulian terhadap sesama ternyata terbukti memiliki denyut jantung yang jauh lebih stabil dibandingkan mereka yang hidup dalam emosi negatif. Rasa empati juga bisa menjauhkan dari berbagai macam penyakit;
3. Jauh dari Sikap Sombong dan Egois.
Salah satu cara menghilangkan rasa sombong dan egois adalah dengan belajar menumbuhkan empati. Ketika seseorang merasakan apa yang dialami oleh orang lain, maka mereka takkan lagi bicara dengan sembarangan. Pola pikir mereka akan berubah, mereka tidak lagi mementingkan diri sendiri. Pasalnya, sudah tercipta dan terjalin frekuensi dan kondisi yang sama;
4. Sebagai Sarana Evaluasi Diri.
Rasa empati juga bermanfaat sebagai sarana untuk mengevaluasi diri. Sejatinya, empati adalah usaha mengevaluasi diri sendiri dan mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Dengan melihat dan memahami apa yang dirasakan orang lain, manusia belajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri;
5. Hidup Dipenuhi Kebaikan
Ketika kamu menunjukkan empati dan bersikap baik terhadap sesama, orang-orang di sekitarmu juga akan membalas perbuatan baikmu itu. Hidupmu akan penuh dengan kebaikan-kebaikan tak terduga dan kamu akan diberi kemudahan dalam menjalani hidup.
Ciri-Ciri Empati.
Dilansir dari e-book Edukasi Resiliensi Remaja karya Dr. Jungjungan Simorangkir, M.Th., Marina Letara Nababan, M.Pd., dkk, dan e-book "Dari Tanda Titik Hingga Ke Tanda Tanya" karya Ali Anhar Syi'bul Huda, adapun ciri-ciri dari Empati adalah sebagai berikut :
1. Mampu menjadi pendengar yang baik dan memberi perhatian terhadap orang lain yang sedang memiliki masalah; 2. Peka dan sensitif terhadap perasaan orang lain; 3. Mampu membaca tanda-tanda verbal dan non verbal, mulai dari nada bicara, ekspresi wajah, gerakan, dan lain-lain; 4. Dapat memahami suatu masalah dari sudut pandang orang lain; 5. Memiliki toleransi yang tinggi; 6) Mampu memahami diri sendiri dengan baik; 7. Mampu memberikan suatu tindakan sebagai wujud dari rasa empati tersebut.
Beberapa contoh perilaku Empati adalah sebagai berikut : 1. Menerapkan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) kepada sesama dalam meniti hidup dan kehidupan sehari-hari; 2. Menyapa Anak yang terisolir dari pergaulannya di rumah, di sekolah, di komunitasnya maupun di lingkungannya; 3. Menyapa Anak yang sering terlambat datang di Sekolah; 4. Mengucapkan Bela Sungkawa ketika mendengar berita duka; 5.
Menepuk/mengusap/merangkul punggung orang yang tengah mengalami kesulitan; 6. Menenangkan dan berusaha menghibur orang lain yang tengah menangis; 7. Membantu sesama yang tengah mengalami musibah.
Referensi dirangkum dari sejumlah tulisan Sjahrir Tamsi antara lain : Perlu Kesabaran Untuk Mewujudkan Ekspektasi., Bahagia itu Indah bahkan Ibadah., Peran Parenting Terhadap Anak di Era Digital., Urgensi Peran Parenting Terhadap Anak untuk Memilih Pendidikan Vokasi., Membangun Karakter Bangsa yang Utuh dan Paripurna., Urgensi Membangun Komunikasi Yang Menyenangkan Hati Peserta Didik di Sekolah., Urgensi Membangun Komunikasi Menyejukkan Hati Terhadap Peserta Didik (Anak).
Editor : W. Masykar