Lakon Santri Mbeling (babak 12)

 "Lakon Santri Mbeling"

Novel Qosdus Sabil
FB. Qosdus Sabil 
Ig. qosdus.s
Penulis dapat dihubungi melalui email: qosdussabil@gmail.com 

Biasa dipanggil Gus Bill
Santri Pinggiran Muhammadiyah

Editor: W. Masykar
Babak Keduabelas
"Taman Rektorat"
Temaram surya semakin  membuatku tentram. Kulihat burung-burung beterbangan kesana dan kemari. Terbang dan bersiul bersautan untuk memastikan anak-anaknya masuk ke dalam sangkar mereka yang hangat. Kedua orangtua si burung dengan rela hati memberi selimut kepakan sayap yang kokoh dan penuh keajaiban.

Di halaman depan taman rektorat IPB, anakku mulai belajar berjalan dan bermain bola. 

Aro saat itu sudah berumur 14 bulan. Bersama bundanya, ia aku ajak menemaniku studi lanjut di Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan dan Perdesaan (PWD). Bundaro sudah meraih gelar Master Sains, saat usia kehamilan Aro baru 3 bulan. Sebagai lelaki, Aro lebih memilih jalan untuk menjadi  yang tercepat. Aro lebih memilih merangkak dengan cepat menuju garis finish, ketimbang berjalan seperti robot yang kadang kurang fleksibel.

Burung gereja adalah pipit-pipit dalam puitisasi lagu-lagunya Ebiet G. Ade. Sedangkan, Merpati Putih dalam olah vokal Agnesmo. Merpati selalu berpasang-pasang, sehidup semati. itulah Merpati. Seekor burung yang sangat cerdas sehingga sering ditugaskan berada didepan garda pertempuran mahabarata pandawa melawan kurawa atau duryadana.

Perang antara Nippon melawan Sekutu, atau perang dahsyat dimasa Richard the Lion Heart.

Lawan Richard adalah pasukan cari mati. Dibawah komando Shalahuddin Al-Ayyubi. Si Udin-lah yang menyamar sebagai tabib yang bisa mengobati sakitnya Raja Richard. Intrik disekitar raja terus memicu ketegangan atas situasi darurat yang mereka buat sendiri. 

Sementara pasukan Islam memiliki Motto Hidup: "Isy kariiman awmut sahiidan (hidup mulia atau mati syahid).

Richard sangat gembira ketika dinyatakan sembuh. Dia hendak memberikan hadiah besar buat Si Udin.

"Tolonglah aku wahai Tuan Tabib. Aku ingin memberimu hadiah terbaik yang kamu mau. Silakan dipilih sendiri. Namun, aku tahu engkau pasti bukan sembarangan orang".

"Engkau Yaa Akhii, apakah dengan kesembuhanku ini aku bisa mempertahankan Yerussalam di bawah otoritas Romawi Timur. Aku memohon agar engkau segera dapat membuka maskermu?"

"Yaa... Tuan King Richard, aku senang dengan kesembuhanmu. Berarti besok aku akan mendapatkan lawan yang cukup sepadan di medan perang.Berarti esok pagi aku akan  tunggu engkau beserta pasukanmu yang terbaik, untuk menguji seberapa baiknya tentara-tentara Allah Azza wa Jalla yang menyertaiku....

Di Aussie kita akan bisa menjumpai begitu banyak burung berkeliaran dengan bebas. Apakah itu di Perkotaan atau Perdesaan. begitu pula pada sebagian gedung kuno yang bermetaformosis menjadi tujuan wisata gedung-gedung bersejarah.  "Burung gereja dan burung masjid", aman dengan kalimat tauhid. Tidak pernah keduanya terlihat ragu, apalagi khawatir tidak mendapatkan jatah makan hari ini.

Burung-burung berterbangan di pagi hari dalam keadaan lapar, dan selalu pulang ke kandangnya dalam keadaan kenyang.

Sementara, kita sebagai manusia terlalu sering pergi dari satu tempat ke tempat yang lain, pulang masih dalam keadaan "lapar".

Kelaparan yang muncul akibat kurangnya rasa syukur. Selanjutnya, manusia akan terus menuruti hawa nafsunya sendiri.

Refleksi setahun PhD by riset
Kuliah by riset ini agak berbeda, kalau biasanya ada kelas dulu terus baru riset sebagai project akhir, dalam doktor by riset ini kita langsung belajar melakukan riset secara mandiri dari awal sampai akhir tahun. (Nurmansyah, 2025)  

Tapi, ternyata menurut Nurmansyah, riset tidak sesimpel dan semembosankan yang dibayangkan, tentu ini hanya bayangan awal saya. Dalam kasus saya, saya ternyata perlu melakukan beberapa studi selama kuliah ini; literature review study, quantitative through secondary data analysis study, mixed method study dan modelling study. 

Tentu itu akan berdampak akan ada lima kali perancangan draft research proposal, lima kali pengumpulan dan analisis data etc. Dan lima kali menulis menulis research report, lalu menjahitnya menjadi satu kesatuan tesis. Memang seorang periset sudah biasa mengerjakan satu dua riset dalam setahun tapi biasanya dikerjakan dengan tim. 

Ph.D by riset memang ada timnya, tapi mereka hanya menjadi supervisor saja. Sehingga, tetap studentnya yang mengerjakannya sendiri. Selanjutnya bagaimana input kita dibangun? Disini kita diminta mengisi individual development plan (penentuan kebutuhan belajar). Disini a bit challenging karena kita perlu mencocokkan riset dan kebutuhan belajar atau skill yang perlu ditekuni dimana setiap Ph.D student sangat bisa memiliki kebutuhan skill yang berbeda-beda walau tema risetnya sama. (Nurmansyah  2025)

Kita juga perlu ikut mandatory training (research integrity, respect etc) workshop dan seminar untuk pengembangan keilmuan kita. Thanks to UQ yang sudah super support untuk fasilitasi pengembangan kapasitas kita. Kita juga punya jadwal rutin bimbingan dua mingguan dengan supervisor. Ini yang bikin waktu berasa cepet dan deg-degan mingguan karena tiap h-5 bimbingan saya diminta mengirim draft progress riset. Sudah barang tentu disini kami tidak bisa menghilang. Tapi alhamdulillah masukan mereka sangat detil dan konstruktif (kadang membingungkan) dan sebagai native mereka bantu cek my English yang buruk. 

By riset juga diselingi dengan progress review seminar, disini ada 3 progress review dan satu final review. Ini yang bikin deg-degan tahunan.

Memang kita tidak ada kelas dan ujian tapi tetapi regular meeting, ini yang bikin gak ada libur semester, liburnya ya ikut orang kerja...

Alhamdulillah. Pagi ini buah matoa yang kutanam di samping kanan kolam ikan, juga ikut berjihad mencerdaskan anak bangsa. 

Matoa buah dari Papua. Begitu manis menggoda. Terkadang, ia mirip dengan buah Lengkeng. Atau rambutan rasa durian...Subhanallah wal hamdulillah. TK Aisyiyah 85 Trensains Legoso hujan kepagian. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama