(Sedayu dalam tulisan ini adalah Kota Pelabuhan Sedayu lawas)
Pate Amiza menunjukkan pengaruh dalam kawasan Sedayu meskipun peran administratif lebih banyak dijalankan oleh Pate Bagus. Keberadaannya mencerminkan dinamika kekuasaan lokal di pesisir Jawa pada awal abad ke-16, di tengah persaingan antar-kadipaten dan kerajaan yang sedang berkembang.
Pate Amiza memiliki hubungan kekeluargaan yang erat dengan penguasa Demak dan beberapa pemimpin penting di wilayah Jawa pada awal abad ke-16. Berdasarkan catatan Tome Pires dalam Suma Oriental, berikut adalah hubungan keluarga Pate Amiza:
(2) Sepupu Langsung Pate Unus – Pate Unus adalah penguasa Jepara yang dikenal sebagai salah satu pemimpin penting dalam Kesultanan Demak. Dengan demikian, Pate Amiza memiliki hubungan langsung dengan Jepara yang berada di bawah pengaruh Demak.
(3) Sepupu Kedua Pate Rodim – Pate Rodim adalah penguasa Demak sekaligus pemimpin para Pate di wilayah tersebut. Sebagai sepupu kedua, Pate Amiza memiliki keterkaitan langsung dengan keluarga penguasa utama Demak.
(4) Menikah dengan Putri Penguasa Gresik yakni Pate Zainal yang di identifikasi Sunan Giri (Zainal Abidin) – Gresik adalah salah satu kota dagang penting di pesisir utara Jawa yang memiliki hubungan erat dengan Demak. Pernikahannya memperkuat posisi politiknya dalam jaringan kekuasaan di wilayah pesisir Jawa.
Agus Sunyoto, 2006 dalam Suluk Malang Sungsang bahwa penguasa Sedayu yang sejaman Raden Fatah atau Pate Rodim Senior adalah Pangeran Yusuf Sidhiq putra dari Ali Murtadlo atau Raden Santri saudara dari Sunan Ampel. Ketika penguasa Demak adalah Pate Unus penguasa Sedayu adalah Pangeran Muhammad Yusuf putra dari Pangeran Yusuf Siddhiq. Lebih lanjut dalam suluk ini sejaman juga dengan Syekh Abdul Jalil atau Syekh Siti Jenar merupakan saudara ipar dari Syekh Abdul Qohar. Dikisahkan bahwa Syekh Abdul Jalil tidak seperti kebanyakan pemahaman yang selama ini dipercaya bahwa Syekh Lemah Abang mengajarkan menyatunya kawulo lan Gusti, namun yang diajarkan adalah adanya kesamaan asasi sesama manusia atau tidak ada kastanisasi, Islam yang merakyat dan egaliter pembedanya adalah derajat ilmu dan ketaqwaan. Dikisahkan lebih lanjut bahwa yang dieksekusi oleh kesultanan Demak bukan Syekh Lemah Abang atau Syekh Abdul Jalil, melainkan orang lain memanfaatkan nama tersebut untuk kepentingan yang lain. Demikian yang dikisahkan dalam suluk malang sungsang. Sementara Syekh Abdul Qohar saudara ipar dari Syekh Abdul Jalil adalah pengungsi Politik dari Bagdad beserta 40 an orang keluarga terdekat. Bila dilihat masanya yang sama yakni Kesultanan demak Era Raden Fatah (Pate Rodim Senior) dan Pate Unus juga Sultan Trenggono atau Pate Rodim yunior, seperti yang catat oleh Tome Pires tahun 1513 sebagai sumber primer dan Suluk Malang Sungsang sumber Sekunder maka simpulannya adalah Pate Amiza adalah Pangeran Muhammad Yusuf, sementara ayah Pate Amiza adalah Pangeran Yusuf Shiddiq putra Ali Murtadlo saudara Sunan Ampel.(*)