Prof. Zainuddin Maliki, Penasehat Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal di depan forum Koordinasi Pendamping Profesional Kabupaten Tuban mengungkapkan desa harus tampil sebagai benteng pertama dalam upaya mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan.
"Kita harus bisa memastikan pangan tidak hanya tersedia, tetapi juga terjangkau, berkelanjutan, dan berpihak pada rakyat desa sendiri. Desa bisa melakukan dengan cara mengefektifkan kerjasama BUMDES dan Koperasi Desa," Ungkap Prof. Zainuddin Maliki, Jumat (19/9/2025)
Dengan di antar Mundzir, Kepala Desa Rengel Tuban, Sekretaris Eksekutif Strategic Policy Unit Kemendesa itu sempat mengunjungi gerai sembako dan juga gerai klinik milik Koperasi Desa. Prof. Zainuddin mengapresiasi pola kerja BUMDes dan Kopdes Merah putih desa berpenduduk 9460 jiwa itu.
"Kehadiran dua lembaga keuangan desa itu mampu menjamin pengelolaan aset desa seperti lahan desa, gudang, dan pasar desa berjalan dengan baik tanpa saling melemahkan," tambah penerima MKD Awards DPR RI 2022 itu.
Bumdes menjadi motor usaha produktif dengan membuka beberapa unit usaha pangan, penggilingan padi, pengolahan hasil tani, pasar desa dan wisata desa. Bumdes desa Rengel Tuban ini sudah mencatat omzet Rp 1.5 milyar setahun. Sementara itu dikatakannya, Kopdes Merah Putih Desa Rengel sudah beranggotakan 593 anggota aktif baru beroperasi tiga bulan dengan menjalankan gerai sembako, klinik desa, unit simpan pinjam dan offtaker pupuk hasil pengolahan sampah yang diolah Bumdes. "Dalam 3 bulan saja sudah beromset Rp 5 Juta perhari," ungkapnya.
Kopdes Merah Putih Rengel Tuban telah menjalankan fungsi sebagai wadah partisipasi warga petani, peternak, maupun pedagang kecil. Kopdes hadir sebagai penyedia pembiayaan dan simpan pinjam untuk modal kerja, kredit sarana produksi, dan tabungan anggota. Distribusi kebutuhan anggota bisa dilakukan Kopdes dalam penyediaan pupuk, benih, pakan, dan bahan pokok dengan harga terjangkau.
"Saya rekomendasikan relasi Bumdes dan Komdes Merah Putih Rengel Tuban ini bisa di jadikan benchmark bagi desa-desa yang lain," ungkap Guru Besar Ilmu-ilmu Sosial itu.
Koperasi Desa Merah Putih Rengel yang merupakan Gabungan Koperasi Wanita, Koperasi Pasar dan Koperasi Pengelola Hutan menurut Prof. Zainuddin memang pantas dijadikan contoh dalam mewujudkan model kerjasama Bumdes dan Kopdes yang tidak saling mematikan, sebaliknya justru saling menguatkan.
"Kopdes Merah Putih memang dirancang dengan strategi samudra biru, the blue ocean strategy yang menganggap persaingan tidak berlaku, sebaliknya sama-sama hadir dengan semangat saling mengisi dan saling menguatkan," tegasnya mengutip buku The Blue Ocean Strategy. (wm)