Gunung Merapi Meletus Lagi Sabtu Pagi

SLEMAN-Gunung Merapi meletus lagi Sabtu (6/11/2010) pagi. Pemantauan dari Cangkringan, Sleman, puncak Merapi mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel yang besar sekitar pukul 07.00. Awan berwarna hitam itu membumbung tinggi.

Terdengar dentuman beberapa kali dari puncak Merapi. Warga pun berduyun-duyun turun ke arah selatan dengan truk, mobil bak terbuka, dan motor. Ikut pula dievakuasi hewan-hewan ternak. Relawan serta warga menutup jalan dan melarang masyarakat naik ke atas.

"Dari tengah malam sering keluar awan panas, tapi kecil. Pagi ini paling besar," kata Yanto (32), salah satu relawan.

Puncak Merapi sendiri saat ini tetutup kabut tebal. Asap letusa membumbung ke atas. namun belum jelas ke arah mana abu vulkanik bergerak. Belum diketahui apakah ada korban dalam letusan kali ini.

Sampai Jumat malam, akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat dini hari, menurut versi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, jumlah korban tewas sebanyak 73 orang. Korban tersebar di dua wilayah, yakni Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 69 korban dan empat korban di Jawa Tengah.

“Untuk yang korban luka, luka bakar dan melepuh mencapai 100-an orang. Kondisi cukup memprihatinkan,” kata Agung sebelum mengikuti kuliah kepresidenan (presidential lecturer) Imam Feisal Abdul Rauf, imam di Masjid Al-Farah, New York, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (5/11/2010).
Beberapa jenazah banyakj yang hancur terbakar. Mayoritas jenazah mengalami luka bakar di seluruh tubuh. Lantaran minimnya kantong mayat, sebagian kantong diisi dua jenazah.

Sementara itu, tim relawan tetap melakukan evakuasi jenazah korbanwedhus gembel saat Gunung Merapi meletus Sabtu (6/11/2010) pagi. Dengan dua ambulans, tim mengevakuasi dua jenasah di Dusun Cakran, Wukirsari, Cangkringan, Sleman sekitar pukul 07.15 WIB.

Dua jenazah itu lalu dibawa dengan satu ambulans ke RSUD dr Sardjito Yogyakarta. Satu ambulan lagi masih mencari jenazah lain. Seperti diketahui, korban paling banyak saat letusan hebat Jumat dini hari berasal dari Cangkringan.

Hingga saat ini, dentuman keras sesekali masih terdengar. Awan panas atau wedhus gembel terus menyembur dari dua lubang di puncak Merapi. Awan panas itu membumbung tinggi seperti letusan Kamis lalu. Warga Cangkringan masih berduyun-duyun turun ke bawah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama