Sekretaris JAMPER: Bertutur Tidak Santun, Gelar Adat David Bobihoe Harus Dicabut Sebelum Kena Laknat

"DB Seperti Seorang Aktivis Yang Belum Mencapai Titik Klimaks Pencapaian Diri"

Sekretaris Jaringan Masyarakat Peduli Aspirasi Rakyat (JAMPER) Provinsi Gorontalo Frengki Uloli SH
GORONTALO (wartamerdeka.info) - Manuver politik mantan Bupati Gorontalo, David Bobihoe untuk menjatuhkan Bupati Gorontalo yang menjabat Prof Dr Ir Nelson Pomalingo M.Pd dinilai sudah keterlaluan.

Seperti diketahui, meski perhelatan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo baru akan berlangsung pada 2020, tapi David Bobihoe sudah beberapa kali menyerang Bupati Nelson Pomalingo. Bahkan secara terang-tarangan, David Bobihoe meminta masyarakat jangan memilih lagi Nelson Pomalingo dalam pilkada tahun depan.

Sekretaris Jaringan Masyarakat Peduli Aspirasi Rakyat (JAMPER) Provinsi Gorontalo, Frengki Uloli, SH menilai sebagai mantan birokrat yang cerdas dan sebagai mantan kepala daerah, seharusnya David Bobihoe mampu menjadi penyejuk. Bukan malah makin membuat panas suhu politik di Gorontalo.

"Menurut saya, Pak David seharusnya mampu jadi penyejuk bagi pembangunan Kabupaten Gorontalo," ujar Frengki Uloli kepada wartawan, Selasa (11/06/2019).

Akan tetapi, lanjut Frengki Uloli, dari caranya membangun opini publik atas kepemimpinan Nelson Pomalingo justru menimbulkan kesan bahwa David Bobihoe bukan seorang negarawan, melainkan seperti seorang aktivis yang belum mencapai titik klimaks pencapaian diri.

Dikatakan Frengki Uloli, sebagai seorang negarawan, David Bobihoe harus tahu bagaimana cara mengkritisi pemerintah. "Cara mengkritisi pemerintahan harus dilakukan dengan penuh kewibawaan, tidak frontal. Sampai memberi statement ganti bupati 2020. Itu kan tidak elok," tandas Frengki Uloli.

Bukan itu saja, kata Frengki Uloli, David Bobihoe merupakan pemegang gelar adat Pulanga yang seharusnya mampu menempatkan diri sebagai tokoh daerah. Dia, lanjut Frengki Uloli, seharusnya berbudi dan bertutur yang santun.

"Dengan kondisi ini, sepatutnya dewan adat melalui Motolomato mengkaji ulang. Secara etis apakah layak atau tidak gelar adat itu melekat pada diri David Bobihoe atau harus dicabut sebelum para pemangku adat ini dalam bahasa kita dikenal istilah odungga lo bito atau bisa kena laknat," pungkas Frengki Uloli.(Ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama