Dinas Perkim Lamongan Dituding Teledor, Bangun Pengolah Limbah Di Lahan SMKN Maritim


LAMONGAN (wartamerdeka.info) -  
Pembangunan sanimas atau sanitasi berbasis masyarakat di kelurahan Brondong terus menyisakan persoalan menyusul terjadinya beberapa kesalahan di awalnya.

Dari pantauan wartamerdeka.info, ditengarai pembangunan sanimas tersebut berdiri di lahan yang rencananya akan dibangun SMK Negeri Maritim (berdempetan) milik Pemprov Jatim.

Selain itu, fatalnya lagi adalah tidak adanya sosialiasi terhadap warga sekitar (warga terdampak), akibatnya  muncul banyak protes.

Sanimas adalah program Sanitasi Berbasis Masyarakat. Program ini merupakan program peningkatan kualitas lingkungan di bidang sanitasi khususnya pengelolaan air limbah yang diperuntukkan bagi kawasan padat kumuh miskin (PAKUMIS) perkotaan dengan menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat.

"Oleh karena itu, Sanitasi atau Sanimas ini, adalah program dan bukan proyek," ujar salah seorang warga setempat.

Pedoman sanitasi berbasis masyarakat dimaksudkan sebagai acuan bagi para pemangku kepentingan atau kelompok masyarakat, LSM,/swasta dan pemerintah dalam menyelenggarakan kegiatan sanitasi berbasis masyarakat.

Sehingga pengelolaannya juga langsung dilakukan oleh warga masyarakat. Pengerjaannya juga mengacu sistem PKT, padat karya tunai, dengan melibatkan warga setempat.

Tapi fakta di lapangan hampir warga di sekitar lokasi tidak tahu kalau di lahan depan rumah (tepat) itu, ternyata dibangun pengolah limbah rumah tangga.

"Jangankan dilibatkan dalam pengerjaannya, dikasih tahu saja, tidak, arogan sekali," kata warga setempat, hari ini.

Bahkan  sebagian besar dikerjakan orang luar (di kerjakan pihak ketiga).
Program dari Dana Alokasi Khusus Fisik atau DAK Fisik tersebut berasal dari program kementerian PUPR Ditjen Cipta Karya.

"Saya lupa persisnya berapa, tapi kisaran Rp. 500 jutaan lah," kata Kepala Dinas PUPR/Perkim pemkab Lamongan Suyatmoko melalui salah seorang Kabidnya, Hadi Cahyo Utomo via WA.

Sejumlah sumber di lingkungan Pemkab Lamongan menyebut kalau pembangunan sanitasi itu, tidak berada langsung di lahan yang rencananya akan dibangun SMKN Maritim.

"Bangunan sanitasi itu tidak di lahan SMKN Maritim, tapi berdekatan, kira2 200 meterlah," kata sumber di pemkab setempat.

Meski demikian, bukan tidak mungkin lahan tersebut masih dibutuhkan untuk pembangunan SMKN Maritim, kalau mengacu pada kebutuhan sekitar 4Ha , tapi baru tersedia 3,8 Ha.(Mas)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama